14. Invisible Friction

796 91 13
                                    

Venus membuka mulutnya lalu menutupnya, mengulangnya sebanyak 3 kali dan selama itu matanya masih terus menatap Adam begitupun sebaliknya, hati kecil Venus berharap Adam tertawa dan mengatakan kalimat manis khas Adam seperti "Muka lo lucu banget, gue cuma becanda kali!" Tapi Adam terlihat serius, sangat serius, seolah ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Aku minta maaf tapi kayaknya tadi aku salah dengar-"

"Lo ngga salah dengar, gue memang ngajak lo nikah"

Ok, jawaban itu hanya muncul di dalam hatinya sedangkan mulutnya mengatakan hal lainnya "Aku agak bingung sekarang, maksudku... aku ngga tau kamu-"

"Lo ngga senang?" Adam mengernyit.

"Aku senang" dan bingung, luar biasa bingung juga terkejut dan aku merasa hampir muntah karena perpaduan shock dan kebingungan yang terlalu mendominasi saat ini "Tapi... kenapa tiba-tiba?"

"Ngga tiba-tiba, kita udah pacaran 4 tahun, ini waktu yang tepat buat kita nikah, apalagi yang ditunggu kalau ujung-ujungnya kita juga bakal nikah?" tanya Adam seperti mengajak menikah adalah sesuatu yang lumrah dan biasa dilakukan dalam keseharian.

Tapi Adam tak paham konsep menikah dan konsep menikah selalu berhubungan dengan hal membosankan, mengikat juga romantis dari ketiga hal itu, Adam sama sekali tak masuk ketiganya, bahkan ia membuat kata membosankan bosan setengah mati dengan cara Adam mengajaknya menikah.

"Are you drunk?" tanya Venus serius, ia mendekat untuk mencium bau nafas Adam namun bersih, hanya ada bau mint.

"I'm sober" ucap Adam meyakinkan "100%"

"Tapi kamu bilang ke keluarga kamu kalau kamu belum punya rencana untuk menikah sama aku sampai beberapa tahun ke depan, maksudku... ya aku senang, siapa perempuan yang ngga senang dilamar pacarnya di ruang tamu flat nya dengan muka bengkak habis nangis dan bekas ingus di baju setelah menonton film cinta yang sad ending, aku senang, tapi... are you sure?" tanya Venus.

"Gue berubah pikiran, gue bisa beliin lo bunga sama cincin tapi nanti kalau angin diluar udah ngga terlalu dingin"

Wow. Venus tertawa, tawanya seperti orang gila yang kebingungan, ia melirik ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu.

"Lo nyari apa?"

Venus menatap Adam lalu berbisik di telinganya "Kalau kamu lagi nge-prank aku untuk konten akun Youtube rahasia kamu, bilang banana, aku bakal bantu kamu dapat banyak viewers dengan acting histeris ku"

Venus mundur dan tiba-tiba menutup mulutnya dengan 2 tangan nya "YA AMP-"

Adam memegang bahu Venus, menenangkan kegilaannya "Venus, gue ngga lagi buat konten Youtube, gue serius, gue mau lo nikah sama gue, gue mau lo jadi Istri gue"

Venus tertegun "Kenapa?"

"Karena... karena kita cinta satu sama lain?" jawaban Adam terdengar seperti pertanyaan dan saat itu Venus bisa melihat hal yang tak biasanya ia temukan di wajah seseorang yang sedang mencoba menikahi seseorang yang ia cintai atau setidaknya seseorang yang ingin ia ajak untuk membina rumah tangga dan menghabiskan masa tua bersamanya. Adam terlihat... berbeda.

Berjarak, bingung, tak ada kegugupan di wajahnya seperti seorang laki-laki yang telah menghabiskan malamnya dengan memikirkan 1.000 cara untuk melamar kekasihnya namun ia terlihat gelisah, sangat gelisah dan... frustasi.

"Aku ngga tau harus ngomong apa, ini terlalu tiba-tiba dan aku-"

"Don't you want to marry me?" tanya Adam.

THE BLACK MARBLEWhere stories live. Discover now