||Chapter 03

9.9K 339 0
                                    

SAGA masih kepikiran soal omongan Danu dan Riky tadi pagi. Dia harus menjaga Nayra dari Zero. Ya, Zero Attharic. Dia adalah musuh bebuyutan Saga. Tak hanya itu, geng motor mereka pun sering kali membuat onar karena selalu berselisih.

"Kenapa gue jadi mikirin Nayra sih?! Arghhh! Sial! Lo bikin gue gila, Nay!" teriak Saga dikamarnya.

Saga mungkin frustasi karena Nayra selalu muncul dipikirannya. Ditambah dia khawatir dengan keselamatan Nayra. Ia takut jika Nayra diganggu oleh Zero. Akhirnya Saga memilih untuk keluar malam ini, agar ia tidak kepikiran soal Nayra.

"Mending gue cabut." ucap Saga kepada dirinya sendiri.

Saga pun keluar dari kamarnya. Dan mendapati Mama dan Papa nya di ruang keluarga.

"Mau kemana kamu saga?!" tanya Dito.

"Keluar."

"Pulang jangan terlalu malam!" sarkas Dito.

"Hmm." ucap Saga. Sekarang ini ia sedang malas untuk berdebat dengan papa nya.

"Hati hati sayang." ucap Rita. Namun saga tak menghiraukannya. Karena ia cepat cepat untuk pergi ke Basecamp.

Mama dan Papa Saga hanya menggelengkan kepalanya. Karena saga yang sering kali berubah ubah. Kadang ia keras, susah diatur. Kadang ia juga menuruti apa kata Mama dan Papanya. Karena bagaimanapun Saga adalah harapan satu satunya dari keluarga Ananta. Yang kelak bisa meneruskan perusahaan AnantaGroup. Saga pun melajukan motornya dengan cepat.

Teman teman Saga menunggu di markas cukup lama. Dan dia tak kunjung datang. Sudah berkali kali dihubungi namun hasilnya nihil.

"Gila kok Saga ga sampe sampe?!" ucap Riky.

"Iya. Udah dari tadi padahal. Gue coba telfon juga ga diangkat." ucap Andri sambil mencoba menelfon saga lagi.

****

Rupanya ditengah jalan Saga bertemu dengan Zero. Mau tak mau ia harus berhenti. Entah apa yang diinginkan Zero saat ini.

"Ah anjing!" ucap Saga turun dari motornya.
"Gue punya urusan sama lo?" tanya Saga sedatar mungkin.

"Urusan lo sama gue itu banyak. Termasuk soal Nayra. Mending lo jauh jauh deh dari dia!" ucap Zero.

"Lo ga ada hak buat nglarang gue deket sama Nayra."

"Brengsek!

"Mending sekarang lo minggir!gaada waktu buat ngurusin orang kaya lo! Dan satu lagi kalo lo berani nyentuh Nayra sedikitpun, lo bakal abis sama gue!" ucap Saga memperingatkan.

"Bacot lo!" Ucap zero sambil melayangkan tinjunya ke arah Saga.

"Cih! Bangsat! Lo nyari ribut ternyata!"

Sudut bibir mengeluarkan darah. Begitupun dengan Zero. Mereka sama sekali tak bisa mengontrol emosi. Pertarungan pun makin menjadi jadi. Alhasil muka mereka dipenuhi dengan lebam dan luka.

"Urusan gue sama lo belum selesai! Gue peringatin sekali lagi sama lo jangan coba deketin Nayra kalo lo ga mau mati sia sia." ucap Saga, ia berlalu meninggalkan Zero yang tergeletak ditepi jalan.

"Sialan!"

Tak lama, teman teman Zero pun menyusul dan membawa Zero pulang ke markas mereka. Sesampainya dimarkas Zero terlihat sangat marah.

"Anjing! Awas aja lo Saga! Gue bakal habisin lo dan rebut Nayra!" Geram Zero.

"Ro, kayanya lo harus lebih hati hati sama si Saga itu." ucap Devan menyeringai.

"Ngapain lo rebutan cewek? Lo bisa kali cari cewek yang lebih dari nayra." timpal Devan.

"Nayra itu beda asal lo tau semua! Dia selain cantik, dia juga baik. Dia pernah hadir dihidup gue dulu. Dia yang bisa ngebuat gue lupain semua masalah." ucap Zero sembari mengingat kejadian satu tahun yang lalu.

SAGARAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang