1st Day

1.2K 221 14
                                    

Jisoo merasakan hawa yang tidak menyenangkan. Ia tinggalkan begitu saja pakaian yang belum ia susun ke lemari untuk kemudian berlari keluar dari kamar dan menuruni tangga dengan buru-buru. Jisoo tidak melihat langkahnya ketika sesuatu menangkapnya dari bawah.

Jisoo terperanjat kaget, wajahnya seketika memucat.

"Kenapa, Jis? Kok lari-lari?" tanya Taeyong yang masih memegang kedua bahu Jisoo.

Jisoo merasa lega. Nafasnya perlahan teratur. Ia kemudian tersenyum.

"Nggak apa, Tae. Gue baru mau ke dapur bantuin yang lain nyiapin makan malam," jawab Jisoo.

"Iya tapi jangan lari-lari gitu. Kalo lantainya licin trus lo kepeleset gimana?" Taeyong tampak khawatir.

Jisoo mengangguk paham. "Iya lain kali gue bakalan hati-hati." Ia kembali tersenyum.

"Ya udah. Gue mau ke atas dulu ya."

Jisoo ingin menahan Taeyong dan menceritakan apa yang barusan ia alami. Namun ia mengurungkan niatnya karena tak ingin merusak kesenangan liburan ini karena suatu hal yang tidak bisa ia buktikan. Ia pun membiarkan Taeyong menaiki tangga menuju kamar.

Jisoo kemudian berjalan ke dapur dan semua wanita sedang ada di sana.

"Udah kelar nyusun barangnya?" tanya Nayeon begitu Jisoo menghampiri mereka.

"Belum, dikit lagi," jawab Jisoo.

"Loh kenapa nggak diselesaiin?" tanya Nayeon lagi.

"Gue mau bantu kalian masak dulu. Nanti aja gue susun lagi," jawab Jisoo.

"Ohh, ya udah yok kita kerjain bareng-bareng."

Para wanita dan pria berbagi tugas. Wanita menyiapkan makan sedangkan pria membersihkan dan merapikan villa. Tidak terlalu banyak yang perlu dikerjakan. Meskipun wisata danau telah ditutup, namun villa ini tetap dirawat dengan baik. Mereka hanya perlu membuka penutup kain pada perabotan yang ada di sana.

"Kolam renangnya juga bagus nih. Kalo nggak mandi di danau, kita mandi di sini aja," ajak Eunwoo.

"Boleh juga. Abis makan malam kita berenang sambil minum bir dan ngemil enak juga," tambah Jinyoung.

"Kalo wisata danaunya masih dibuka, pasti mahal banget nih sewa villa-nya," kata Sehun.

"Iya. Beruntung banget kita bisa dapat harga miring," sahut Taeyong yang sudah bergabung lagi dengan mereka.

Mereka melanjutkan pekerjaan membuka penutup kain dan membersihkan sedikit debu. Tepat pukul 8 malam semuanya berkumpul di ruang makan.

Para wanita menghidangkan makanan dan menuangkan wine. Setelah selesai, mereka pun bergabung dengan para pria di meja makan.

"Tenang banget kayaknya nggak ada telfon sama email masuk," kata Hwasa.

"Karena hari pertama mungkin ya. Besok-besok bakalan kecarian juga karena nggak bisa update apa-apa di medsos," balas Seulgi.

"Udah, udah. Ni kalo dilanjut pasti nanti larinya ke kerjaan. Makan dulu gih!" sela Jinyoung.

Jisoo cuma bisa tersenyum. Dia sendiri juga merasa sangat lega karena bisa menghindari pendakian gunung Fuji (baca : berkas kerjaan) dan meletusnya gunung berapi (baca : kemarahan manajer).

Selesai makan, Jisoo mencuci semua peralatan makan dan masak sendirian. Dari jendela dapur ia bisa melihat langsung ke danau yang begitu gelap dan sepi di malam hari. Bulu kuduknya meremang. Ia merasakan seperti ada sesuatu yang mengawasi mereka semua dari sana.

Who's Next?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang