Seulgi menatap semua orang dengan sedih saat pintu kamar ditutup dan dikunci di depan matanya. Tak lama kemudian isak tangisnya terdengar dari dalam. Hati Jisoo benar-benar pilu. Tapi ia tak bisa melakukan apa-apa untuk membantu Seulgi.
Dirinya, Nayeon, Sehun, Jinyoung, dan Taeyong masuk ke kamar sebelah. Kamar yang biasa ditempati oleh para wanita. Sedangkan Seulgi dikunci di kamar para pria. Mereka memindahkan semua barang-barang mereka dan memutuskan untuk tidur bersama dalam satu ruangan. Jisoo dan Nayeon akan tidur di ranjang sementara Sehun, Jinyoung, dan Taeyong tidur di karpet bawah.
Begitu masuk ke kamar, Nayeon langsung berbaring di atas ranjang. Sedangkan Jisoo duduk di dekat jendela memandang ke danau. Ia termenung. Dalam dua hari saja sudah jatuh dua korban. Apa sebenarnya yang terjadi? Benarkah Eunwoo cuma terpeleset? Apa mungkin ada orang yang menolaknya dari belakang? Jelas bukan Seulgi. Lalu siapa?
"Apa ini?" tanya Sehun yang berhasil mengalihkan pandangan semua orang.
Nayeon turun dari ranjang dan menghampiri Sehun yang sedang memegang sebuah botol.
"Dapat darimana?" tanya Nayeon.
"Ini di lantai. Isinya juga tumpah tuh," tunjuk Sehun ke tempat ia memungut botol tersebut.
"Eh, ini mah krim malamnya Hwasa," kata Nayeon saat menyadari isi dari botol tersebut.
"Jangan dipegang!" seru Taeyong tiba-tiba.
Sehun pun sontak menjatuhkan kembali botol tersebut.
"Kalo dugaan gue bener, setelah pake krim malam itu wajah Hwasa jadi melepuh," lanjut Taeyong.
Semua orang terperanjat. Nayeon dan Sehun kemudian menjauh dari botol serta isinya yang berceceran di lantai. Jisoo berdiri dengan khawatir. Ia berlari menghampiri Sehun dan memeriksa kedua tangannya.
"Tadi ada kesentuh isinya nggak? Atau ada keinjak?" tanya Jisoo cemas.
"Nggak kok, nggak ada. Tenang aja," jawab Sehun seraya tersenyum menenangkan.
Jisoo pun menghela nafas lega.
"Berarti ada sesuatu yang dicampur ke dalam krim itu ya?" tanya Jinyoung penasaran. "Trus yang di dalam kolam renang juga. Apa isinya sampe bisa bikin kulit melepuh?"
"Iya kalo kita nggak tau, jadi susah buat evakuasi jenazah Hwasa," kata Taeyong bingung.
"Besar kemungkinan Seulgi campur krim ini dengan sesuatu yang berbahaya pas Hwasa lagi mandi. Trus dia keluar buat ngelakuin hal yang sama dengan air di kolam renang. Hwasa lagi di kamar mandi dan kita semua lagi ada di dapur. Jadi dia bisa leluasa ngelakuin itu semua tanpa ketauan," simpul Sehun.
Sehun pun mulai ikut menyalahkan Seulgi. Dalam posisi seperti ini, memang sulit untuk tidak menyalahkan Seulgi karena semua bukti tertuju padanya. Dia adalah orang terakhir yang bersama dengan Hwasa. Dia juga tidak ikut berkumpul di dapur dan pada saat kejadian ia tidak berada di tempat.
"Kita coba kasih pelajaran sampe dia ngomong. Gue yakin nggak makan tiga hari bakalan bikin dia ngakuin semua perbuatannya," kata Taeyong.
Tidak ada yang menolak keputusan Taeyong. Lagi pula tidak akan ada lagi yang berselera untuk melanjutkan liburan ini setelah tragedi beruntun yang terjadi.
...
Keesokan paginya, Taeyong menggedor pintu kamar di mana Seulgi dikunci. Ia bisa mendengar langkah-langkah Seulgi mendekati pintu.
"Tolong keluarin gue," pinta Seulgi memelas.
"Nggak akan sampe lo ngaku. Lo udah mau ngakuin perbuatan lo sekarang?" tanya Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's Next?
Mystery / ThrillerSatu grup karyawan mengambil cuti dan berlibur ke sebuah villa yang jauh dari pemukiman. Tidak ada tetangga, tidak ada sinyal, hanya ada mereka berdelapan. Liburan yang menyenangkan berubah menjadi horor saat satu persatu dari mereka mati secara mis...