Setelah kecelakaan yang menimpa mereka, semuanya kembali ke villa untuk mengobati luka-luka yang mereka derita. Taeyong merasakan pusing yang tidak biasa. Itu sebabnya sejak kembali dia terus saja tidur di sofa dan tak sanggup untuk bangkit.
"Apa mungkin Taeyong gegar otak, ya?" tanya Jisoo ke yang lain sambil menatap Taeyong yang sudah terlelap.
"Duh, mudah-mudahan sih nggak, ya. Jadi khawatir gue," jawab Nayeon.
"Trus kita gimana sekarang?" tanya Jinyoung.
Sehun tampak diam sambil berpikir. Biasanya Taeyong yang mengambil keputusan atas segala sesuatu. Tapi karena sekarang kondisinya sedang tidak memungkinkan, maka Sehun harus mengambil alih peran itu.
"Kita harus keluar buat cari sinyal. Gue nggak tau harus jalan seberapa jauh tapi kalo nggak dicoba kita nggak bakalan tau. Kalo udah dapat sinyal, hubungi siapa aja yang dirasa bisa bantu kita keluar dari sini," jelas Sehun.
"Oke, kita berdua harus pencar. Biar menghemat waktu," sahut Jinyoung.
"Kalian tinggal di sini buat ngerawat Taeyong. Kalo beneran gegar otak, pasti dia bakalan sering muntah nanti," kata Sehun ke Jisoo dan Nayeon.
Jisoo dan Nayeon mengangguk paham. Sehun dan Jinyoung kemudian bersiap. Mereka membawa bekal berupa beberapa bungkus roti dan air mineral yang mereka masukkan ke dalam tas. Mereka juga membawa senter untuk berjaga-jaga jika mereka baru bisa kembali ke villa di malam hari.
Sehun dan Jinyoung keluar dari villa dan melihat ke arah mana mereka harus berpencar. Sehun memilih jalan yang barusan mereka tempuh sekalian ingin menyingkirkan paku-paku yang berserakan di jalan. Jinyoung memilih jalur memutar di dekat hutan untuk mendaki ke tempat yang lebih tinggi. Siapa tau saja dari tempat setinggi itu bisa menangkap sinyal.
Mereka pun memulai perjalanan sesuai dengan rute yang telah disepakati.
Taeyong masih tidur, membuat Jisoo mulai cemas. Tidak ada yang bisa mereka lakukan jika Taeyong mengalami luka yang parah. Tangan Jinyoung saja masih belum pulih sepenuhnya. Nayeon menyadari kekalutan yang tampak di wajah Jisoo.
"Gue nggak tau mana yang lebih menakutkan, Jis."
Jisoo memalingkan wajahnya pada Nayeon. Penasaran dengan apa maksud ucapannya.
"Taeyong yang sakit, Sehun dan Jinyoung di luar, atau kita di villa ini."
Jisoo masih diam. Tapi dia tetap menunggu kelanjutan kalimat Nayeon.
"Kita nggak tau apa yang meneror kita. Gimana kalo di antara Sehun dan Jinyoung ada yang nggak balik?"
Ekspresi wajah Jisoo berubah. Ia kemudian teringat pada Sehun dan Jinyoung yang bisa saja diintai bahaya saat sedang sendirian di luar sana.
"Atau, gimana kalo yang ngebunuh Hwasa dan Seulgi nyerang kita di villa ini?" Nayeon memeluk kedua lututnya saat mengatakan hal tersebut. Isak tangisnya mulai terdengar, dan itu membuat Jisoo semakin tidak nyaman.
Kenapa Jisoo tidak kepikiran tentang ini sebelumnya? Harusnya ia bisa melarang Sehun dan Jinyoung berkeliaran di luar sendirian. Apa yang terjadi pada Eunwoo, Hwasa, dan Seulgi jelas terjadi saat mereka sedang sendirian. Ia kemudian melihat ke arah luar dengan cemas. Semoga saja Sehun dan Jinyoung kembali dengan selamat.
...
Jinyoung yang pertama kembali malam itu. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam saat ia memasuki villa dengan tampang lusuh dan kelelahan. Bukan dirinya yang ia khawatirkan, melainkan Taeyong.
Meski sudah bangun, Jinyoung tetap menanyakan keadaannya.
"Lo nggak apa-apa?" tanya Jinyoung seraya menjatuhkan tasnya di atas karpet.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who's Next?
Misterio / SuspensoSatu grup karyawan mengambil cuti dan berlibur ke sebuah villa yang jauh dari pemukiman. Tidak ada tetangga, tidak ada sinyal, hanya ada mereka berdelapan. Liburan yang menyenangkan berubah menjadi horor saat satu persatu dari mereka mati secara mis...