Suspicious

973 164 1
                                        

Sehun duduk termenung di meja makan. Jisoo duduk memeluk kakinya di lantai. Jinyoung bersandar di tepi wastafel seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Dan Nayeon, tangisannya tak kunjung reda sejak melihat Taeyong meregang nyawa.

Tak lama setelah mereka menemukan Taeyong yang tersetrum, ia pun tumbang ke tanah. Sehun menghampiri dan menyentuhnya namun terkejut karena aliran listrik masih tertinggal di tubuh Taeyong. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Itu sebabnya mereka berkumpul di ruang makan seraya menunggu saat yang tepat untuk memindahkan Taeyong ke dalam villa sebelum menguburkannya besok.

Keadaan masih gelap, hanya flashlight dari ponsel Jinyoung yang menerangi. Tidak ada yang berbicara separah katapun. Dan mereka terus begitu hingga pagi menjelang.

...

"Jisoo..." panggil Sehun seraya mengguncang tubuhnya pelan. Ia tertidur dalam posisi duduk memeluk kakinya.

"Engg..." Jisoo mengerang pelan lalu membuka matanya. Villa sudah terang benderang. Ia sampai harus menyesuaikan matanya yang hampir semalaman menatap dalam gelap.

"Udah pagi," kata Sehun memberi tau.

Jisoo melihat sekitar. "Jinyoung sama Nayeon mana?"

"Jinyoung lagi gali lubang. Nayeon mungkin lagi di kamar," jawab Sehun.

Ia kemudian melihat ke arah tangga yang menuju ke kamar. Pandangannya tampak awas. Jisoo menatap Sehun heran.

"Yuk, kita lihat keadaan Taeyong," ajak Sehun.

Jisoo mengangguk dan Sehun membantunya untuk berdiri. Dia merasa pegal pada kakinya yang terlipat dan sedikit pincang saat baru berjalan. Namun ia tetap mengekori Sehun ke luar.

Sehun menghampiri tubuh Taeyong yang ia tutup dengan selimut lalu menyibaknya. Jisoo hampir saja menangis saat melihat bagaimana kondisi tubuh Taeyong sekarang. Semalam mereka tidak bisa melihatnya dengan jelas karena kurangnya penerangan.

"Ya ampun, Tae," ucap Jisoo getir.

Seluruh tubuh Taeyong menghitam seperti membusuk. Padahal belum ada 24 jam sejak kematiannya. Sehun cuma bisa menatap pasrah. Ia menunggu Jinyoung agar mereka bisa segera mengangkatnya.

Hari itu mendadak menjadi kelabu. Saat mereka memakamkan Taeyong, mereka harus melakukannya dengan cepat karena rintik-rintik hujan mulai turun. Semuanya kembali ke villa dengan berlari-lari karena hujan turun semakin deras hingga membuat mereka kuyup.

Jisoo menyiapkan coklat hangat untuk semua orang. Hilangnya kayu membuat mereka tidak bisa menyalakan perapian. Jadi Sehun hanya duduk di ruang tengah dengan selimut membungkus tubuhnya.

"Makasih, ya," ucapnya pada Jisoo saat menerima secangkir coklat panas.

Jisoo menanggapinya dengan tersenyum. "Gue mau anter buat Jinyoung sama Nayeon juga."

Jisoo naik ke atas untuk mengantar coklat panas tersebut. Ia kemudian turun lagi dan duduk di sebelah Sehun. Sehun mengambil selimut yang terlipat di sebelahnya lalu memakaikannya pada Jisoo.

"Makasih," ucap Jisoo. Ia kemudian menikmati coklat panasnya.

"Jinyoung sama Nayeon ngapain?" tanya Sehun.

"Lagi ngobrol di kamar," jawab Jisoo singkat.

"Ngobrolin apa?" tanya Sehun lagi, kali ini dengan nada ingin tau.

Jisoo menggeleng sekali. "Pas gue masuk kamar mereka tiba-tiba diam."

Sehun melihat ke atas. Jisoo mengikuti arah pandangnya.

Who's Next?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang