Workaholic

2.1K 259 6
                                        

Suara dering telfon terus menggema tanpa jeda. Mesin fotokopi tak bisa berkata lelah meski dipakai oleh banyak orang dalam sehari. Mesin pembuat kopi pun memiliki banyak penggemar yang mengantri.

Kertas-kertas berserakan, dokumen menggunung, laporan menanti, manajer memaki-maki. Lengkap sudah penderitaan selama 8 jam sehari.

"Haahhhh gila capek banget gueeee!" keluh Hwasa seraya bersandar pasrah di kursi.

Nayeon dan Seulgi mengangguk-angguk. Setuju dengan pernyataan Hwasa.

Kantin kantor sedang ramai-ramainya siang ini. Laporan akhir bulan harus diselesaikan sesegera mungkin. Itu sebabnya mereka menghemat waktu dengan makan siang di kantin kantor. Makan di luar memang lebih enak namun banyak waktu yang akan terbuang.

"Kalian ingat nggak sih kapan terakhir kali pergi liburan?" tanya Nayeon seraya memainkan sedotan dalam minumannya.

"Udah berabad-abad mungkin," jawab Seulgi dramatis. Karena dia memang tidak bisa mengingat hal itu dengan pasti.

"Asli ya hiburan yang bisa kita lakuin tu cuma minum bareng, karaokean, dan main bisbol virtual sepulang kerja," keluh Hwasa lagi.

"Eh, lo pada pernah ngambil cuti nggak?" tiba-tiba Nayeon teringat.

"Tahun ini belum ada sih. Tapi tahun-tahun sebelumnya gue juga jarang banget ambil cuti. Paling kalo sakit aja," jawab Seulgi.

Nayeon menjentikkan jari.

"Gimana kalo kita ngambil cuti, trus kita pergi liburan?" ajak Nayeon.

Seulgi dan Hwasa melihat satu sama lain.

"Ide bagus tuh!" sahut mereka berbarengan.

"Great! Langsung ambil 12 hari biar puas. Jangan tanggung-tanggung. Tiga bulan lagi kita ada audit. Pasti udah susah kalo mau ambil cuti lagi," saran Nayeon.

"Boleh boleh! Abis ini kita langsung isi formulir pengajuan cuti ya," ajak Hwasa.

"Eh tunggu dulu. Cuma kita bertiga nih?" tanya Seulgi.

"Iya ya. 12 hari mah mana asik kalo cuma kita bertiga," kata Nayeon.

Hwasa kemudian memberi kode pada Nayeon dan Seulgi untuk melihat ke satu meja di mana beberapa lelaki yang mereka kenal sedang makan bersama.

"Gimana kalo kita ajak mereka? Setau gue mereka juga jarang ngambil cuti," saran Hwasa.

Seulgi kemudian menyenggol lengan Nayeon.

"Bisa jadi kesempatan bagus tu, Nay. Siapa tau Jinyoung dapat momen buat nembak lo. Biar official kalian pacaran!" seru Seulgi girang.

"Eh iya bener-bener. Apa lagi, Nay? Sana ajak gih!" suruh Hwasa.

"Ya lo berdua juga ikut gue dong kesana. Masa gue doang," kata Nayeon.

"Ayok ayok!"

Hwasa yang pertama berdiri lalu disusul oleh Nayeon dan Seulgi. Mereka menuju meja tempat para lelaki lalu masing-masing duduk di kursi yang kosong.

"Hai, Guys!" sapa Hwasa.

"Hai, Sa!" sapa para lelaki berbarengan.

"Udah pada makan nih?" tanya Eunwoo ramah. Tak heran dia mendapat predikat karyawan teramah selama 7 bulan berturut-turut.

"Udah kok, udah selesai makan kita," jawab Seulgi.

"Kita kesini mau ngajak kalian liburan," kata Nayeon.

"Liburan? Mitos macam apa itu?" canda Taeyong.

Mereka tertawa terbahak-bahak. Semua yang ada di meja ini memang terkenal workaholic. Setidaknya setiap dari mereka paling sedikit pernah sekali menerima predikat karyawan terbaik.

Who's Next?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang