Hoseok merasa bersalah, tentunya. Bersalah pada Taehyung karna telah menamparnya, padahal jelas ia juga membalas ciuman tersebut. Bersalah pada Jungkook karna telah berani menodai pernikahan mereka.
Dan malam ini Hoseok ingin memperbaiki semuanya, terutama berusaha kembali membersihkan noda yang telah ia ciptakan di tengah pernikahannya.
Jungkook memasuki ruang makan dengan raut wajah bingung. Pasalnya dekorasi pada meja makan terlihat begitu romantis. Lilin dan mawar menjadi pusat perhatiannya sebelum pria cantiknya berjalan menghampirinya dengan wajah yang berseri.
"Bagaimana menurutmu?"
"Menakjubkan"
Jungkook menatap tubuh Hoseok dari atas sampai bawah. Matanya menajam seakan ia adalah seekor burung elang yang telah menemukan mangsanya.
"Idiot! Maksudku mejanya"
Hoseok mendorong pelan dada Jungkook dengan jari telunjuknya. Ia pun berjalan menjauhi Jungkook berniat ingin mengambilkan beberapa menu yang telah ia siapkan. Namun ia terpaksa menghentikan langkahnya saat merasa bahwa Jungkook juga mengikutinya.
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku suka dengan apa yang kau kenakan malam ini"
Hoseok memutar tubuhnya menghadap Jungkook. Matanya kini melirik kebawah mencoba mengingat apa yang tengah ia kenakan. Ah benar! Ia tengah mengenakan celana hitam pendek yang tertutupi oleh sweater abu-abu kebesaran, lebih tepatnya sweater milik Jungkook. Hoseok sangat tahu bahwa Jungkook sejak dari dulu tak akan bisa menolak pesonanya jika ia tengah mengenakan pakaian milik Jungkook.
"Maksudmu kau suka sweatermu?"
"Ya, terlihat sangat besar di tubuhmu. Tapi aku suka"
Jungkook memeluk pinggang ramping Hoseok, membawa bibir dinginnya pada bibir hangat milik Hoseok. Perlahan Hoseok mengalungkan tangannya pada leher Jungkook, mulai menikmati dan membalas ciuman sang suami.
Tak tinggal diam, tangan Jungkook mulai merambat turun. Jemari panjangnya mulai meremas dan menusuk pantat kenyal Hoseok.
Namun seketika napas Jungkook mulai terasa berat. Ia melepas ciumannya dan menggelengkan kepalanya keras. Dalam hati ia terus bergumam bahwa ia tidak bisa melakukan ini. Atau mungkin ia belum siap?
Jungkook pun melepas pelukkan mereka, mengundang kernyitan heran di wajah mulus Hoseok.
"Maaf Hoseok, aku tidak memiliki waktu. Aku kemari hanya ingin mengambil sesuatu"
"A-apa?"
"Maafkan aku sayang, tapi aku harus benar-benar pergi"
Hoseok menarik napas panjang berusaha menahan air matanya.
"Lanjutkan kalau begitu. Pergilah dan selamatkan Gwangseon"
"Aku akan kembali secepat mungkin"
Jungkook benar-benar pergi meninggalkan Hoseok. Lagi. Hoseok hanya diam dengan air mata yang telah mengalir.
Dengan menghapus air matanya kasar, Hoseok berjalan tergesa menuju ruang keluarga. Hanya satu tujuannya. Memainkan melodi lullaby pengantar tidur anaknya.
Tubuhnya bergetar merasakan kembali penolakkan dari Jungkook. Ia melambatkan langkahnya saat ia telah berdiri didepan piano tua milik Taehyung. Tanpa ada perasaan ragu, Hoseok duduk dan memasang jarinya di atas tuts piano.
Alunan musik dengan melodi pelan semakin membuat hati Hoseok sesak. Masa lalu itu kembali terulang begitu jelas, bayangan senyuman anaknya mulai menghantuinya, hingga raut wajah kecewa Jungkook juga mulai mengerak di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Hobie
Fanfictionsekumpulan cerita tentang Hoseok x member BTS Akan ada selingan pair dimana Hoseok akan berpasangan dengan idol lain Menerima request :* Hoseok bott! Hoseok uke! No gs! Yaoi!