It's Me : And It's My Light

598 139 60
                                    

Hoseok menunduk, mengecek kambali penampilannya sambil berjalan menuju pintu apartemennya. Ia sedikit melirik jam dan membuka pintu. Namun seketika langkahnya terpaksa berhenti karna seseorang tengah berdiri menghalangi jalannya.

"Apa yang_"

Yoongi mendorong tubuh Hoseok untuk kembali masuk, ia menutup pintu dan menguncinya. Sedikit menghela napas, Yoongi memperhatikan penampilan Hoseok. Pakaian minim, make up tebal, dan parfum yang begitu menyengat.

"Hyung? Apa yang_"

Hoseok kembali menutup bibirya ketika Yoongi menariknya dan menuntunnya memasuki kamarnya. Ia bahkan hanya diam ketika Yoongi menyuruhnya untuk duduk di pinggir ranjang, atau bahkan ketika pria pucat itu mengobrak-abrik meja riasnya.

Yoongi berjalan kearahnya dengan satu botol pembersih wajah dan beberapa helai kepas. Hoseok masih diam ketika Yoongi duduk disampingnya dan memegang dagunya, memaksa untuk menatapnya.

Yoongi bukan tipe seseorang yang berkelakuan lembut. Ia selalu kasar, selalu memberontak, dan bahkan tak peduli. Namun tidak untuk Hoseok, pria pucat itu rela kerepotan bahkan mau mengusap wajah Hoseok dengan begitu lembut dan penuh kehati-hatian. Seolah-olah Hoseok adalah sebuah porselen mahal yang sangat berharga.

Perlahan semua make up di wajah Hoseok terangkat. Yoongi memandangi wajah manis tanpa polesaan apapun didepannya itu dengan takjub. Tak pernah ia melihat kecantikan seseorang semakin terlihat ketika mereka menghapus make up yang mereka kenakan.

Yoongi melempar kapas di tangannya begitu saja. Jari-jarinya bergerak menyentuh kulit bak madu milik Hoseok. Tatapan matanya turun, memandang warna plum natural pada bibir Hoseok.

"Kau terlihat luar biasa tanpa racun-racun yang menempel diwajahmu"

Hoseok menggenggam tangan Yoongi dan menekannya agar menangkup pipi bulatnya, hal ini ia lakukan untuk menyembunyikan rona merah disana.

"T-tapi aku tidak mungkin pergi ke bar tanpa make up"

Yoongi melepaskan genggaman tangan Hoseok. Ia beranjak berjalan menuju lemari pakaian Hoseok dan menarik satu setel baju tidur. Ia membalik tubuh dan mengangkat baju tidur Hoseok.

"Ganti bajumu. Sudah larut, waktunya tidur"

Senyum Hoseok merekah namun matanya menyorot dengan sendu. Ia menyadari sesuatu. Pria pucat didepannya ini ingin merubah kebiasaannya. Kebiasaan malamnya yang dulu Seokjin ajarkan padanya. Yoongi ingin membantunya untuk keluar dari kenangan masa lalu.





















Sebuah angin sore menerpa wajah manis seseorang yang memejamkan matanya. Jendela besar didepannya ia biarkan terbuka, seolah mengijinkan biasan cahaya langit senja yang memantul pada wajahnya. Suhu mulai menusuk kulitnya, ia menggosok-gosokkan kedua tangannya untuk mencari kehangatan.

"Angin sedang tidak sehat. Tutup jendelanya dan kemarilah"

Hoseok, pria manis itu melirik sebentar pada asal suara. Ia memilih menurut, menutup jendela besar itu dan berjalan mendekati pria berkulit pucat yang tengah berdiri di samping sebuah piano besar.

Hoseok mengelus sisi atas piano mengangumi alat musik itu sebelum ia membuka penutup tuts piano. Menekan salah satu tuts dengan telunjuk tangannya, Hoseok sudah tersenyum puas.

"Mau bermain?"

Hoseok menggeleng tanpa menolehkan kepalanya untuk menatap seseorang yang berdiri di belakangnya. Ia lebih memilih untuk mengusap piano itu lagi.

"Kau tahu hyung, aku tak bisa bermain piano"

Yoongi terkekeh dan berjalan mendekati Hoseok. Pria pucat itu membalik tubuh Hoseok dan mengangkat tubuh ramping itu untuk duduk di atas piano miliknya. Ia memeluk pinggang si manis sebentar sebelum ia beranjak dari sana dan duduk di kursi yang terletak didepan piano. Jari-jarinya telah ia letakkan pada tuts-tuts tertentu, siap untuk menekan.

BTS Love HobieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang