It's Me : And It's My Youth

691 158 39
                                    

"Sampai kapan kau terus membacanya?"

Hoseok tersentak kala sebuah suara terdengar begitu dekat dengan telinga kanannya. Ia menoleh dan mendapati seseorang telah mengintip di balik bahu sempitnya. Tergesa, Hoseok segera menutup buku diarinya.

Orang itu berjalan mundur dan kini berdiri tepat perapian. Suara kertikan api yang membakar buku-buku dan barang lama itu menjadi pengalun. Hoseok kembali menunduk dan menatap buku diari di tangannya.

"Jika kau terus berlarut dalam masa lalu, kau tak akan bisa menikmati masa mudamu"

"..."

"Mungkin benar jika cinta pertama sangat sulit di lupakan, namun setidaknya buanglah kenangan-kenangan itu agar kau kembali hidup"

Hoseok mendongak dan melirik perapian disampingnya. Berjalan  mendekat dan mengangkat buku itu terpat di atas kelulan asap hitam.

"Ya, kau benar Seokjin-hyung"



























"Hey Seokkie! Siap untuk nanti malam?"

"Ya tentu!"

Seokjin terkekeh dan mengusap surai Hoseok pelan. Mereka tengah berjalan menuju parkiran fakultas seni. Setelah menemukan letak motor sportnya, Seokjin segera mengenakan helmnya dan membantu Hoseok menaiki motornya.

Mereka melaju memecah keramaian kota dengan kecepatan sedang. Seokjin tak ingin Hoseok terluka, jadi ia selalu menarik kembali tangan Hoseok ketika lelaki manis itu melepas pelukkan tangannya di perutnya.

"Hati-hati"

Hoseok memegang bahu Seokjin erat dan segera menuruni motor tinggi itu dengan sedikit kesusahan. Ia berdiri tepat di samping Seokjin dengan bibir mengerucut dan tangan yang ia silangkan didepan dada. Melihat hal itu membuat Seokjin terkekeh gemas dengan tingkah si manis. Ia mengulurkan tangan dan membukakan helm yang Hoseok pakai sebelumnya.

"Hey jangan memajukan bibirmu seperti itu. Kau jelek sekali"

Hoseok meniup poni yang menutupi dahinya.

"Lain kali jangan menjemputku menggunakan motor mengerikanmu ini"

"Maaf Seokie, mobilku sedang berada di bengkel"

"Kau hanya perlu menelfonku hyung, dan aku bisa menggunakan bus"

Seokjin hanya menggeleng sebelum ia pergi meninggalkan Hoseok yang berdiri di depan apartemennya dan semakin menekuk bibirnya kesal.

























Suara dentum musik yang seharusnya memekkan telinga tak membuat sosok manis berpakaian ketat dan minim itu terganggu sama sekali. Ia justru sesekali mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti alunan musik dengan mengangkat gelas berisi cairan merah menuju bibir tipisnya.

Dengan keadaan setengah mabuk Hoseok meletakkan gelasnya kasar dan berjalan di lantai dansa. Bar ini begitu sesak akan pengunjung. Banyak dari mereka tanpa tahu malunya bercinta di kursi, bahkan Hoseok bisa melihat Seokjin yang tengah menggempur kemaluan seorang jalang di sudut ruangan.

Ia menghiraukannya, ia memilih untuk menggerakkan tubuhnya menggila sesuai beat musik. Tak peduli beberapa orang menyentuh tubuhnya bahkan mencium lehernya. Hoseok melirik kearah Seokjin, pria itu balas menatapnya. Gerakkannya pada sang jalang ia percepat ketika menyadari tatapannya bertemu dengan Hoseok.

Sedangkan Hoseok meremas surai rambut seseorang yang tengah mencumbu lehernya dari belakang dan sebelah tangannya menekan tengkuk seseorang yang tengah menjilati ujung dadanya yang masih tertutup kaos tipisnya. Ia menatap sayu kearah Seokjin sambil sesekali membuka bibirnya untuk mengeluarkan desahan manisnya.

BTS Love HobieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang