Menyebalkan, itulah istriku

1.5K 151 45
                                    

Warning !Mpreg












Jam menunjukkan pukul tiga dini hari, dan kini Seokjin sudah bangun dari tidurnya. Padahal jika diingat-ingat ia baru saja bisa tidur pukul satu tadi. Dalam hati ia terus mengumpat, ingin sekali ia tidur dan mengabaikan rengekkan gelisah dari Hoseok. Tapi ia tak bisa begitu saja membiarkan istri yang tengah hamil tua begitu saja.

Seokjin lelah, benar-benar lelah. Beberapa kali ia terlihat memijit pelipisnya guna mengusir pusing yang menyerang kepalanya. Bukan, ini bukan pusing karena sakit. Tapi ia pusing memikirkan kelakuan sang istri yang tiap hari semakin tidak bisa dinalar dengan pikiran yang normal.

"Hyung. . . elus perutku"

Dengan patuh Seokjin mengelus perut Hoseok. Tapi apa yang ia dapat? Hoseok kembali merengek. Seokjin benar-benar tidak tahu kesalahan apa yang ia buat.

"Kenapa begituuu. . . iihh ngelusnya salah tau!"

Seokjin menarik napas dalam.

"Lalu hyung harus bagaimana hm?"

"Ngelusnya pake tangan kanan, gerakkan dimulai dari atas kebawah, beri jeda setiap elusan ketiga oh! dan jangan lupa setiap elusan ketiga pada putaran ke dua hyung harus mengelus pusarku dengan ibu jarimu hyung"

Seokjin meringis mendengar perkataan Hoseok. Ia tak mengeri, sungguh demi apapun ia tak tahu apa yang baru saja Hoseok katakan. Ia berkeringat dingin, ia takut menggerakkan tangannya. Keningnya berkerut dalam seolah tengah berusaha memecahkan rumus matematika. Hingga akhirnya ia menelan ludah kasar dan ia mulai menggerakkan tangannya.

"YAK! Aiiihh hyuung! Kau salah! Sudahlah singkirkan tanganmu! aku tidur saja!"

Dan benar dugaan Seokjin, Hoseok pasti akan marah.

'Padahal aku baru saja menggerakkan tanganku sekali'

Keesokan harinya Seokjin tengah berada di ruang kerjanya. Ia memutuskan membawa pulang semua kerjaan kantornya karena bagaimanapun ia harus menjadi suami siaga mengingat umur kandungan Hoseok sudah mencapai delapan bulan.

Saat ia sedang fokus meneliti semua laporan perusahaan miliknya, tiba-tiba Pintu ruangan berderit dan munculah Hoseok dari sana dengan ekspresi bosannya. Seokjin yang melihat hal itupun tersenyum kearah Hoseok dan menepuk pahanya mengisyaratkan sang istri untuk duduk disana.

Dengan mengerucutkan bibirnya, Hoseok duduk berhadapan dengan Seokjin. Perut buncitnya menempel dengan sempurna dengan perut rata sang suami. Iapun menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Seokjin menikmari elusan yang Seokjin layangkan pada punggungnya.

"Hyung kau sedang apa?"

"Hyung sedang meneliti laporan keuangan Seokseok"

"Eoh? kalau begitu kau harus fokus hyung. Jangan sampai kau helingan uang sepeserpun"

Setelah mengatakan itu Hoseok bangkit dan berjalan keluar. Seokjin? Ia bersorak gembira dalam hati.

'Setidaknya aku bisa bernapas lega kali ini'

Tapi. . .

Sepertinya Tuhan tak ingin membiarkan Seokjin tenang barang sedetik saja saat tida-tiba Hoseok kembali masuk ke ruangannya dengan membawa selimut yang membalut tubuhnya. Dengan senyum cerahnya, Hoseok duduk di sofa yang berada di samping meja Seokjin.

"Tenang saja Hyung, aku akan menemanimu"

Seokjin Tersenyum

'maaf seok, kau memang cantik dengan senyummu itu. Tapi ketenangan lebih menarik bagiku'

BTS Love HobieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang