!!!WARNING
!!! MENGANDUNG KEGAJEANHoseok pov
Aku tak menyangkal jika mereka begitu memperhatikanku. Aku bahkan tak keberatan jika mereka membenciku. Jika mereka peduli padaku, mau bagaimana lagi? Apapun yang mereka pikirkan tentangku, kurasa tak perlu ku dengarkan. Aku tak tertarik dan juga tak ingin ikut campur. Aku hanya ingin menjalani hidupku. Hanya itu saja.
Author pov
'Tak'
Suara buku diletakkan dengan kasar pada sebuah bangku seakan menggema di ruang kelas yang sunyi senyap seketika. Hoseok, sang pemilik bangku mendongak. Mata tanpa sorotan cahaya itu menatap ringan kearah seseorang yang berdiri congkak di samping kursinya.
"Cepat kerjakan tugasku!"
"Aku tidak mau"
"Kau sudah berani huh?! Anak aneh sepertimu harus diberi pelajaran!"
Tubuh Hoseok secara kasar ditarik, seakan dipaksa untuk menegakkan tubuhnya. Namun bukannya berdiri, ia justru dengan nyaman menyilangkan tangannya didepan dada dan masih duduk dengan nyaman.
"Minjoon, bisakah kau memukulku dengan posisi seperti ini? Akan terlalu merepotkan jika harus berdiri"
Disaat suara gaduh didalam suatu kelas itu terdengar, disisi lain suara siulan begitu menenangkan mengalun di kebun belakang sekolah. Seseorang tengah duduk dan bersandar pada pohon besar. Lebatnya dedaunan mampu menghalangi sorotan sinar matahari di wajahnya. Angin perlahan bertiup dan berhasil menjatuhkan sebuah daun kering. Namun seakan tak membiarkan daun itu menyentuh tanah, angin kembali menggerakkannya hingga daun itu melayang jauh.
Mata hitam pekat yang dilindungi kacamata tebal itu bergerak mengikuti arah perginya daun tersebut. Hingga akhirnya matanya berhenti pada perempatan koridor sekolah. Seketika suara siulan merdunya berhenti dan ia memalingkan kepalanya.
Suara ringisan terdengar lirih ditengah-tengah kerumunan para siswa yang berjalan menuju kantin degan bercanda ria. Hoseok terus berjalan, berusaha menghiraukan rasa nyeri diujung bibirnya. Ia berjalan berlawanan arah dengan kebanyakan siswa, yang artinya Hoseok berjalan menjauhi kantin. Beberapa siswa menatapnya sendu dan sisanya terlihat acuh dan berusaha menghindarinya.
Sudah dari kecil ia terbiasa sendiri. Tak mempunyai teman atau bahkan saudara. Kedua orang tuanya tak bisa memahami Hoseok. Bukan salah keduanya, hanya saja Hoseok terlalu diam untuk seorang anak-anak. Bahkan berjalannya waktu, Hoseok kecil tumbuh menjadi Hoseok remaja yang sangat tertutup. Lampu kamarnya ia biarkan mati, kamar yang hanya terisi satu kasur dan meja belajar itu tak pernah terasa hangat.
"Hah~"
Hoseok menghela napas lega ketika ia berhasil melewati koridor sekolah yang baginya begitu panjang dan ramai. Ia merenggangkan otot tangannya dan menguap lebar. Mata bening Hoseok melirik dan mengagumi betapa luasnya taman belakang sekolahnya. Mata Hoseok seketika berbinar ketika sebuah pohon besar menarik perhatiannya. Dengan langkah ringan ia berjalan mendekat dan segera duduk di bawah pohon.
"Kali ini siapa pecundang yang datang?"
Hoseok hampir saja menjerit karna terkejut. Dengan penasaran ia pun mengedarkan pandangannya, namun nihil tak ada siapapun.
"Aku dibelakang sini bodoh"
Dengan segera Hoseok merangkak kearah belakang pohon. Matanya pun melebar ketika menemukan seorang siswa lainnya yang duduk dengan santai disana. Jika diperhatikan, siswa didepannya itu memiliki wajah yang tampan dengan kacamata tebal bertengger ditelinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Hobie
Fanfictionsekumpulan cerita tentang Hoseok x member BTS Akan ada selingan pair dimana Hoseok akan berpasangan dengan idol lain Menerima request :* Hoseok bott! Hoseok uke! No gs! Yaoi!