The Arrogant Boy

1K 141 15
                                    

"Hoseok! Kau akan berpasangan dengan Jungkook untuk praktek adu tentang" 

Hoseok mengangguk pada sang coach dan mengeratkan sabuk hijaunya ketika ia menatap sekitar mencari keberadaan sang pasangan.

Hoseok menghela napas panjang, apa yang ia harapkan? Tentu saja Jungkook belum ada disini. Pemuda arogan itu selalu datang terlambat. Hoseok memilih untk duduk di atas matras dan melihat teman-temannya yang lain sudah mulai berlatih.

"Ketika aku melihatmu, kau akan mati!"

Hoseok berbisik pelan, dan saat itu juga Jungkook datang dan berjalan kearahnya dengan santai. Wajah arogan dan datar itu membuat Hoseok menggertakkan giginya, ia tak tahan lagi menahan kekesalannya. Dengan berlari kecil Hoseok memukul perut Jungkook yang sayangnya bisa di tangkis oleh Jungkook dengan mudah.

"Yak! Lepaskan! Kau terlambat sepuluh menit! Apa kau akan membayar waktuku yang terbuang sia-sia huh?!!"

"Hai Hoseok, senang bisa melihat wajah miskinmu itu"

Hoseok menarik kasar lengannya dan memutar matanya. Selama dua jam mereka akhirnya mulai  berlatih sangat serius, bahkan Hoseok dapat merasakan bagaimana tajamnya tatapan mata Jungkook. Hoseok merasa wajahnya memanas dan sensasi aneh diperutnya.

Hal itu terjadi sepanjang hari. Kapanpun saat Jungkook mendekatinya, Hoseok merasa bahwa ia harus segera menghindarinya. Atau kapanpun saat Jungkook tersenyum padanya, ia merasa harus menatap kearah lain.

"Berhenti melihatku Jeon! Aku tidak bisa berkonsentrasi, wajah jelekmu itu mengangguku"

Jam berlatihpun trlah usai, tanpa menghiraukan keringat yang bercucuran, Hoseok dengan segera mengambil tasnya dan berjalan menuju ruang ganti. Namun ia terpaksa harus berhenti ketika seseorang menarik bahu sempitnya. Hoseok menoleh dan mendapati Jimin yang tersenyum kearahnya.

"Aku. . . Maaf menganggumu Hoseok, tapi maukah kau makan malam bersamaku?"

Bibir Hoseok terbuka karna shock, sama halnya dengan Jungkook yang kini berdiri disamping Jimin. Mereka diam selama beberapa menit sebelum akhirnya Jungkook membuka suara.

"Tentu saja dia tidak bisa. Hoseok harus pulang ke rumah dan makan makanan rumahan yang begitu banyak seperti babi. Makan malam denganmu tak akan membuatnya kenyang"

Hoseok melirik Jungkook dengan picingan mata yang begitu tajam.

"Diamlah! Terkadang kita memang membutuhkan makanan yang banyak! Dan Jimin. . . aku mau makan malam bersamamu, tapi biarkan aku ganti baju dulu"

Jimin tersenyum begitu lebar dan menganggukkan kepalanya. Tanpa melirik Jungkook, Hoseok berbalik dan berjalan menuju ruang ganti. Hoseok tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi ia senang akhirnya ada seseorang yang mengajaknya makan bersama.

Beberapa menit kemudian, Hoseok berjalan keluar gedung latihan, melambai pada Jimin yang bersandar pada tiang. Hoseok menilai Jimin dari kejauhan, pemuda itu tak terlalu tinggi, namun ia memiliki senyum yang begitu menawan.

Merekapun berjalan bersama, Hoseok tak memilih sebuah restoran, ia hanya ingin memakan jajanan pinggir jalan. Awalnya Jimin memaksanya untuk memakan sesuatu yang setidaknya berkarbohidarat, namun Hoseok yang keras kepala menolaknya dengan alasan bahwa ia sudah lama ingin memakan jajanan pinggir jalan.

"Menurutmu Jungkook itu seperti apa?"

Kini keduanya berada di sebuah taman, langit mulai gelap, namunsepertinya mereka enggan untuk pulang. Mendengar pertanyaan dari Jimin, membuat Hoseok mengernyit.

"Dia benar-benar menyebalkan, namun dia anak yang baik. Kenapa bertanya tentangnya?"

"Karena Jungkook ada di belakang pohon, mengamati tiap gerakan kita. Hoi Kook! Keluarlah, kau benar-benar mirik seorang penguntit"

Jungkook membulatkan matanya terkejut, beberapa kali ia terlihat ragu dan menendang-nendang krikil sebelum ia memilih keluar dari persembunyiannya, ia pun berjalan mendekati Hoseok.

"Hei, aku baru tahu kau bisa seimut ini Jeon"

Hoseok tertawa terbahak bersama Jimin. Hal ini membuat Jungkook mendengus sebal hingga akhirnya ia memilih untuk menarik lengan Hoseok kasar, membawa pemuda menis itu menjauh dari Park Jimin.

"Apa yang_"

"Dengar, aku akan mengatakan padamu sekali ini saja, jadi. . . jangan memotongku"

Jungkook menghela napas panjang dan menghentikan langkahnya. Kedua tangannya menggenggam erat milik Hoseok, saling bertatap wajah, dan saling menyelami manik mata keduanya.

"Aku menyukaimu. Tidak! Aku sangat mencintaimu. Saat kau makan, itu adalah hal palingmenggemaskan yang pernah aku lihat. Dan ketika kau memasang wajah bingung saat kau mengalami kesulitan meteri Taekwondo, itu adalah hal tercantik yang pernah aku temui. Aku tahu aku terdengar seperti pedufil, tapi aku rasa aku tak bisa menahan perasaanku lagi"

Jungkook menatap Hoseok lembut dan dibalas oleh senyuman manis Hoseok.

"Jasi. . . kau mengajakku kencan atau apa?"

"Aku baru ingin mengatakannya, idoit. Maukah kau berkencan denganku?"

Jungkook memajukan wajahnya mendekati Hoseok, membuat wajah si manis begitu merona.

"Y-ya, aku mau"

Jungkook tersenyum lebar, dan merapatkan kedua bibir mereka

.

.

.

.

.

End

Maap pendek. . .
Ku hanya gabut

BTS Love HobieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang