2. Hikmah Di Balik Perkelahian

236 33 2
                                    

Beberapa jam sebelumnya

Johyun menuruni anak tangga sambil mengucek matanya.

"Kau sudah bangun, mau langsung makan atau mandi?" Tanya Sooyoung Kakak perempuan Johyun yang tengah menonton siaran TV siang itu.

Johyun menggeleng singkat. "Abang Alif mana?"

"Entah, sepertinya dia ada janji dengan teman-temannya." Jawab Sooyoung sambil melirik Johyun sekilas.

"Antar Hyun ke Bang Alif  Kak..." Pintanya sambil menarik-narik tangan Sooyoung.

"jinjihage? Iiisshh... Tidak mungkin Kakak melewatkan drama ini..." Tolak Sooyoung.
(Serius?)

"Hyun mohon..." Johyun terus memohon sambil menarik-narik tangannya.

Sooyoung mendengus kasar, ia sangat kenal adik manisnya ini, sekali dia meminta tidak akan ada habisnya. "Ne..."
(Ya...)

"Yeeayy... Ayo Kak..." Johyun lompat-lompat kegirangan.

Sooyoung mematikan TV dan bangkit dengan malas.

"Pak Tono... Antar Hyun ke sekolah Abang..." Teriak Johyun memanggil sopir pribadi di rumah itu.

"Ppalli... Ppalli..."
(Cepat... Cepat...)

Setelah sampai disekolah Khalif, Johyun turun dari mobil dengan tak sabar.

"Hyun!"

Johyun kenal suara itu, ia mengedarkan pandangannya. Indera penglihatan Johyun menangkap Edgar tengah duduk diatasnya motor ninjanya yang bersebelahan dengan motor Khalif.

"Hyun, tunggu!" Teriak Sooyoung sambil menutup pintu mobil.

"Eh, ada Sayang..." Edgar turun dari motornya dan berjalan menghampiri Sooyoung dan Johyun. Mendengar kata-kata janggal yang diucapkan Edgar, Sooyoung menatapnya tajam.

"Namaku Sooyoung! Telingamu bermasalah, pasien rumah sakit jiwa!" Kalimat pedas akhirnya keluar dari mulut Sooyoung.

"Kakak! Lihatlah, ada apa? Ayo kita kesana..." Johyun menarik tangan Sooyoung tanpa aba-aba.

Sampai di depan ruangan yang mereka tuju, Johyun menghentikan langkahnya, matanya memanas, tangan mungilnya terkepal kuat.

"STTOPPP! NANEUN HYEONGJEGA SILH-EO!!!"
(Aku benci Kakak)

"KHALIFFF!!!" Sooyoung benar-benar tak habis pikir. Tanpa menunggu lama, Sooyoung menarik adiknya pergi dari sana.

"Ayo pulang, Hyun!"

–·•°•·–

"Buka pintunya, Hyun… Maaf… Abang minta maaf…! maafin Abang…" Khalif memukul-mukul keras pintu kamar yang dihias sedemikian rupa, namun tak diindahkan oleh penghuninya.

Sudah satu jam lamanya Khalif membujuk Johyun untuk keluar kamar, namun tak satupun panggilannya yang mendapat respon dari adik kecilnya itu, yang terdengar hanya Isak tangis.

"Huuftt..." Khalif berhenti membujuk sang adik dan memilih turun ke dapur.

"Sudah? Hanya itu saja? Tidak mencoba cara lain?" Sindiran pedas dari seorang gadis cantik yang tengah duduk di kursi dapur menyambut kedatangan Khalif.

Khalif mengambil sebuah cangkir di rak, dan menuangkan air dalam teko ke dalam cangkir tersebut dengan santai tanpa memperdulikan ucapan Sooyoung, adik pertamanya itu.

First Assalamu'alaikum (For Oppa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang