11. PLAK!!!

50 7 3
                                    

"Aku nggak mau pulang!" bentak Aisyah dengan suara parau.

Edgar tersentak kaget, apa maksud Aisyah? Apa kewarasannya telah turun tingkat?

Edgar yang merasakan tubuhnya hampir remuk dan butuh direbahkan segera, tak mau ambil pusing, ia memilih mengalah.

"Ya udah, ayo gue antar ke rumah sakit."

.

.

.

Mobil putih yang dikendarai Edgar berjalan mulus membelah jalanan ibukota yang cukup lengang malam ini.

Aisyah yang duduk di kursi penumpang kepalanya tertunduk dalam isak tangis, benaknya sibuk memanjatkan doa.

Entah sudah berapa kali Edgar mengernyit mencoba benar-benar memfokuskan pendengarannya.

wiiuu ... wiiuu ... wiiuu ...

Dan berkali-kali pula ia melirik kaca spionnya, mencari-cari asal suara sirine yang terdengar samar-samar.

"Ai, ada mobil polisi di belakang?"

"Astaghfirullah," batin Aisyah tersentak, ia bersicepat merogoh tasnya, dan menutup laman YouTube yang memutar video patroli polisi di handphone miliknya.

Ya, suara sirine itu berasal dari handphone Aisyah.

"Maaf, itu suara sirine dari handphone Ais," cicitnya dengan wajah memelas.

"Jadi sirine itu dari hape lo? Pantes aja nggak ada mobil polisi nongol sampe kita jalan. Untung gue refleks nyuruh Fauzi manggil ambulan, kalo nggak ... bisa akaran gue nungguin polisi," canda Edgar sembari menahan tawanya saat menangkap wajah polos Aisyah yang penuh rasa bersalah dari kaca spion.

Karena keadaan Aisyah yang sama sekali tidak bisa diajak bergurau, menyebabkan sisa perjalanan mereka hanya diisi keheningan, sibuk berkelana dalam pikiran masing-masing.

Aisyah masih berikhtiar menenangkan dirinya sendiri, dan Edgar yang sudah bisa fokus menyetir karena hiburan kecil dari kecerobohan yang diperbuat gadis berjilbab itu.

.

.

.

"LEPASKAN AKU! AKU INGIN BICARA PADANYA SEBENTAR SAJA ...."

Edgar dan Aisyah mempercepat langkah saat pekikan Sooyoung menggema di lorong rumah sakit tempat Khalif mendapatkan perawatan.

"Hei, Hei, tenangin diri lo!"

Edgar merangkam lengan Sooyoung kuat-kuat, mengambil alih dari Fauzi yang sudah kewalahan sejak lama.

"SUDAH KU BILANG, MENYINGKIRLAH DARI HADAPANKU!" teriak Sooyoung sembari mendongakkan kepalanya.

"Tenang, ini rumah sakit. Teriakan lo bisa ganggu yang lain!" ucap Edgar dengan nada sedikit membentak.

Sooyoung sama sekali tak mengindahkan dan kembali berteriak, "DAN UNTUK APA KAMU BAWA SI JAL**G ITU?!" maki Sooyoung seraya menunjuk ke arah Aisyah yang amat sangat tertohok.

PLAK!!!

Hening.
Edgar menampar Sooyoung hingga gadis yang pipinya memerah itu hampir kehilangan keseimbangan.

Semua menatap tak percaya. Kegigihan Edgar mengejar Sooyoung kini seperti lenyap begitu saja.

Aisyah yang tak menyangka Edgar akan melakukan hal itu berniat mencoba menenangkan Sooyoung dengan cara halus.

Namun Edgar yang lebih dulu menangkap pergerakan Aisyah menahannya dengan isyarat tangan.

Aisyah merunduk dalam, kakinya menarik langkah perlahan. Ia mencoba memahami apa yang kini Sooyoung rasakan.

First Assalamu'alaikum (For Oppa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang