11

5 1 0
                                    




"Hari dimana pelantikkan tiba, tidak boleh terlambat."

Jooheon merapihkan baju army yang ia kenakan. Memastikan seluruh penampilannya tidak ada yang kurang. Lalu mengambil topi dengan inisial 'JS' dan memakainya.

"Lihatlah, aku melampauimu."

Mungkin jika Jackson bisa berbicara, ia akan mengatakan 'Br***sek, aku sudah mati be*o!'

Sambil melangkahkan kaki ke arah lapangan, ia memikirkan mimpi tadi malam.

'Lihatlah Jooheon! Aku menemukannya! Lihat disitu! Dibalik kayu itu!'

"Kayu mana yang mau kau coba tunjukkan padaku, bre***ek."

Jooheon bergumam pelan. Ia berdiri tegap di depan seluruh prajurit yang berbaris rapih di belakangnya.

"Ditunjukkan pada prajurit Lee Jooheon untuk mendekati altar!"

Suara gagah dari Pewara -Pembawa acara- memenuhi seluruh lapangan. Jooheon melangkahkan kakinya mendekati altar dimana Presiden Shownu berdiri. Para tetua duduk di belakangnya. Menatap lurus pada manik Jooheon. Hingga salah satu tetua berdiri dan berjalan menuju Jooheon.

Yoo Kihyun, tetua berusia 98 tahun berjalan perlahan dengan tatapan mata tak percaya. Seluruh prajurit menyaksikan lelaki paruh baya itu menitikkan sedikit air mata dari sudut matanya. Ia berbicara sedikit dengan Shownu. Lalu Shownu dengan sopan membungkukkan badan dan berjalan dua langkah mundur dari tempatnya berasal. Dan digantikan oleh Tuan Yoo. Tuan Yoo melihat ke arah Pewara untuk menginstruksikan bahwa 'Biar saya yang melantiknya.' Pewara mengerti dan melanjutkan acara.

"Selanjutnya, pelantikkan Prajurit Lee Jooheon angkatan 45 sebagai Kapten Pasukan Kelima diserahkan pada Tuan Tetua Tertinggi, Yoo Kihyun."

Tuan Yoo mengambil sebilah pedang yang diberikan oleh salah seorang prajurit. Setelah itu ia membuka sarung pedang dan mengayunkannya di kedua pundak Jooheon. Setelah selesai, Jooheon berdiri dan seseorang menaruh Kitab Suci dua jengkal dari belakang kepalanya. Lalu Tuan Yoo berkata,

"Ulangi setelahku."

Jooheon mengambil tarikan nafas.

"Perjanjian nomor satu."

"Perjanjian nomor satu."

"Saya akan mengabdikan diri kepada negara dan seluruh masyarakat,"

"Saya akan mengabdikan diri kepada negara dan seluruh masyarakat,"

Terus seperti itu hingga pengucapan perjanjian selesai. Sampai pada akhirnya, Tuan Yoo mengakhiri sesi tersebut dengan pengucapan ikrar.

"Saya Yoo Minh-."

Seluruh hadirin terlihat tegang dengan apa yang diucapkan oleh Tuan Yoo. Beberapa ada yang berbisik.

"Apakah ia lupa nama Jooheon?"

Jooheon mengangkat kepalanya dan memandang Tuan Yoo sambil membentuk kalimat dengan bibir tanpa suara, 'Lee Jooheon'.

Tuan Yoo yang terlihat menerawang, mengembangkan senyum. Tertawa hambar.

"Ah maafkan saya, saya sudah sulit mengatur ingatan." Diakhiri dengan Jooheon yang ikut senyum hambar pada Tuan Yoo.

Seharusnya ini adalah ikrar yang suci, tidak boleh ada kesalahan nama. Namun apa boleh buat.

"Saya, Lee Jooheon dari prajurit angkatan 45 mengikrarkan diri sebagai Kapten Pasukan Lima dan mempersembahkan jantung saya untuk membela kebenaran."

Jooheon mengambil tarikan nafas dan mengulangi apa yang Tuan Yoo katakan.

"Saya, Lee Jooheon dari prajurit angkatan 45 mengikrarkan diri sebagai Kapten Pasukan Lima dan mempersembahkan jantung saya untuk membela kebenaran."

From Zero || Jooheon "Monsta x"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang