Jooheon membuka matanya pagi ini. Tubuhnya merasakan lelah yang luar biasa. Ia melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi, lalu bersiap mandi.Kemarin sore adalah pelatihan yang sangat melelahkan untuk pasukannya. Mereka naik dan turun gunung di hari yang sama. Bisa dibilang, gunung itu adalah gunung kedua tertinggi di kota ini.
Ia menyalakan air hangat di bath tub, menuangkannya dengan sedikit sabun. Lalu berendam.
Menyalakan sebuah tape untuk menemani rutinitas paginya.
Segar.
Hanya itu yang ia rasakan.
Setelah lama ia berendam, membilasnya, lalu mengambil handuk yang sudah tersedia di pinggir wastafel.
"Jooheon, cepatlah! Dia menendang!"
|||
"Apa dengan ini bisa menukar seluruh yang anak lelaki itu inginkan, denganku?"
Jooheon dan Wonho melihat ke arah pintu. Membulatkan matanya.
"Paman?"
"Adik?"
Changkyun berjalan santai diantara karpet merah yang terbentang.
"Sudahlah! Jangan kaget seperti itu."
Wonho lari dari tempat ia berdiri. Menghambur pada adiknya.
"Changkyunie! Kau bertambah tembem sekarang! Sudah berapa lama? 1500 tahun? Aaaaah aku merindukanmu!"
Wonho berbicara sambil mencubit pipi Changkyun.
"Berhentilah br***s*k! Disana ada keponakanku."
Wonho membulatkan mata, "keponakan?"
"Tenanglah, bukan keponakan kandung. Ia ku ambil dari tengah hutan. Saat itu mereka masih bayi."
Wonho mengerti. Menganggukan kepalanya.
Changkyun menepuk pundaknya, "sudahlah, ia akan menjaga cucumu di bawah sana."
Wonho memajukkan bibirnya, menautkan kedua alisnya. Ia pundung.
"Hei, tak perlu seperti itu. Cucumu akan baik-baik saja, selama ia mengenakan sisik milikku. Biarkan mereka menyatukan cintanya."
"Kau akan memberikan sisikmu? Heh, ba*n*s*t! Kau akan mati!"
"Id**t! Mana mungkin aku memberikan semuanya! Aku sudah memberikan tiga sisikku padanya! Dan ia akan baik-baik saja!"
Jee Soo nampak diam. Jooheon tertawa. Melihat kedua kakak-beradik itu, ia teringat akan Jackson.
"Kakek." Jee Soo memanggil.
Lalu Wonho yang sedang memukuli Changkyun, berhenti dari aktivitasnya.
Mendekati Jee Soo.
"Bisakah kau membuatku menjadi manusia saja?"
Semua yang ada di dalam ruangan itu terdiam.
Mematung.
"Kau tidak bisa, kau akan melupakan semuanya."
Jee Soo mengangkat wajahnya, tersenyum. "Dia yang akan mengingatkanku padamu, pada kalian semua."
Tenggorokan Jooheon tercekat. "Kau tidak perlu sampai seperti itu, Jee Soo. Kau bisa memakai gelangku kapanpun."
Jee Soo beralih menatapnya, menangkap seluruh pipinya. "Lalu bagaimana dengan anak-anak kita?"
Wajah Jooheon memerah. Ah, betapa ia mencintai gadis ini.
"Kau mau mempunyai anak yang banyak kan? Tiga sisik tidak akan cukup."
Jooheon tak kuasa berkeringat, satu butir keringat lolos dari tempatnya. Mengalir menuruni pelipis Jooheon. Jee Soo mengusapnya.
"Aku akan baik-baik saja denganmu."
Wonho beralih menatap Jooheon. Begitupula Changkyun. Mereka tinggal menunggu keputusan Jooheon.
🌸
Di pinggir awan mereka berkumpul, sebuah lubang dibentuk Wonho di tengahnya.
"Tangga ini takkan kuhancurkan lagi. Namun akan kubiarkan ia setengah jadi seperti ini. Selamanya. Agar Changkyun bisa membawamu kesini, kapanpun kau mau. Dan penduduk atas tidak akan ada yang turun ke bumi kecuali Changkyun."
Jee Soo menganggukan kepalanya, membungkukkan badan dan tersenyum padanya.
Wonho memeluk tubuh Jee Soo, "Jadilah anak yang baik disana."
Jee Soo mengangguk untuk kesekian kalinya. Lalu Wonho memanggil Peri Perubah Takdir. Dan setelahnya, cahaya putih menutupi pandangan mereka.
|||
Bulu mata yang lentik, alis yang rapih, bibir merah seperti ceri, rambut coklat yang tergerai panjang menghiasi wajahnya.
Gadis itu membuka mata, rasa pusing memenuhi kepalanya. Ia menatap sekeliling.
Jooheon menatap manik coklat gadis itu dari sampingnya. Lalu tersenyum.
"Kau sudah bangun? Bagaimana pertanyaanku sebelumnya? Kau pingsan setelah mendengarnya."
Jee Soo menatap Jooheon tak mengerti.
Jooheon tertawa lalu melanjutkan pembicaraannya, "haha, baiklah biar ku-ulangi."
Lalu ia mengambil sebuah kotak merah. Ia membukanya, "maukah kau menikah denganku?"
Jee Soo mengangkat alisnya, "menikah?"
Lalu Jooheon mengambil tangan kirinya, menyematkan cincin itu di jari manis.
"Kembalilah padaku. Biarkan aku memulainya lagi denganmu dari nol."
Jee Soo tersenyum. Menganggukan kepalanya.
"Aku akan berusaha."
TAMAT
WOHOOOOO TAMAT WHOOOOOOOOWWWWWW AKHIRNYA!!!!!!!!!!!!!🎉🎉🎉🎉🍫🌸🎡🎈🎊🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎁
Terima kasih pada Allah SWT, tanpamu aku takkan bisa menulis cerita ini.😇
Terimakasih pada Rarinai yang sudah mau mendengarkan pertanyaan dan curahan hati aku selama inih 🥰
Terimakasih semuanya yang udah mau bacaaaaa 😘😘😘😘😘😘😘😘
Yang mau QnA bisa langsung tulis pertanyaannya di kolom komentaarrrr hohooo. Bisi belum mengerti dengan semuanyah.
/pede amat/
Luvluv istri Shownuuuu dan selingkuhannya Kihyun 😘😘😘😘😘😘💕💕🎉🍫🙏🏻
Sampai bertemu di cerita selanjutnyaaa.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Zero || Jooheon "Monsta x"
Mystery / ThrillerApa yang terjadi bila tidak ada suara bising di muka bumi? Karena frekuensi getarannya dapat menghancurkan perdamaian. Mari ikuti Jooheon untuk menuntaskan janji pada kakaknya, Jackson. . . . . Terinspirasi dari sebuah lagu "From Zero" dari sebuah b...