10

3 0 0
                                    




Tepat saat Jooheon membuka pintu, ia mematung disana. Prajurit yang lain penasaran, namun tak berani untuk mengintip.

Jooheon perlahan melangkahkan kakinya menuruni tangga murmer putih. Prajurit di belakang akhirnya bisa melihat dengan jelas apa yang ada di dalam ruangan itu.

Sekumpulan besi emas yang dipasang di tempat kayu. Ada salah satu dari mereka yang berbentuk bundar besar sebagian sudah lapuk dan sedikit berdebu. Keenam prajurit termasuk Taehyung menampilkan reaksi yang sama seperti Jooheon. Mematung dan tidak bisa mengatakan apapun.

"Kapten, apa ini?" Bambam mengusap barisan besi berlapis emas tersebut.

Jooheon hanya diam dan menelusuri setiap jengkal alat tersebut.

Taehyung melakukan hal yang sama, begitupun dengan prajurit lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taehyung melakukan hal yang sama, begitupun dengan prajurit lain. Pasukan inti yang terdiri dari enam orang. Yakni Taehyung, Seungkwan, Hyungwon, Jungkook, Bambam dan Jinyoung. Jinyoung cenderung pendiam namun pergerakannya terhadap musuh sangat cepat dan efektif.

Bambam yang penasaran akan benda di depannya ini mencoba memukulnya perlahan. Karena ia paham, bahwa memukul suatu benda akan menghasilkan suara yang sama dengan tenaga yang dikeluarkan. Aksi sama dengan reaksi, begitulah. Maka ia mengambil sebilah bambu kecil di samping alat itu dan memukulnya. Lalu bunyi nyaring terdengar.

'Ding'

"Bambam! Kau mau mati?" Jinyoung cepat menahan getaran tersebut. Ia memegang alat itu dengan menggunakan kedua telapak tangan yang di daratkan di sumber pukulan. Dan benar saja, suara itu berhenti.

"Wah! Tak kusangka! Walau kita memukulnya perlahan, ia bisa bersuara nyaring seperti itu. Teorimu tidak berguna disini, Bambam. Hahaha."

Bambam hanya menatap tajam Seungkwan. Orang yang ditatap, pergi mendekat pada bahu kapten untuk setidaknya mendapat tubuh Jooheon sebagai pelindung.

"Perintah untuk seluruh tim!"

Kompak Tim itu menjawab dengan hormat dan nada tegas.

"Siap!"

"Kalian kepercayaan saya, jangan mengatakan ruangan ini kepada siapapun! Termasuk keluarga kalian. Sepulang dari sini saya akan menanyakan perihal ini kepada yang lebih tahu. Bisa dimengerti?"

"Siap! Dimengerti, Kapten!"

Jooheon sangat bangga dengan timnya, melalui seleksi yang tak mudah untuk masuk tim ini. Kerjasama tim merupakan hal yang sulit di awal. Namun, waktu berbaik hati menyatukan semuanya. Hingga mereka pun tak segan menceritakan hal yang bersifat pribadi seperti masa lalu mereka, kesukaan mereka dan lain-lain.

|||









Langit sudah petang, Jooheon terlihat menyusuri pekarangan markas. Terlihat seekor lebah yang hinggap pada dahan kayu pohon jeruk. Suasana tenang menyelimuti pekarangan ini.

From Zero || Jooheon "Monsta x"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang