Pekarangan yang di dominasi warna putih menandakan salju selalu turun disana. Dingin. Itulah yang cukup menggambarkan suasana. Terlihat wanita yang berjalan di atas tangga. Lalu menoleh ke belakang.
"Aku menunggumu, Yoo Minhyuk."
Jooheon membuka matanya.
"Si*l*n, aku mengulang mimpi itu lagi."
Ia mengedarkan pupilnya ke sekeliling ruangan.
'Apa ini?'
"Kau tidak bermimpi, Minhyuk."
Jooheon mengalihkan pandangan pada seorang gadis yang berjalan mendekatinya. Lalu duduk di samping kasur tempat ia berbaring.
Ia tersenyum dan membelai lembut rambut Jooheon yang berantakan.
"Maafkan aku, kau jadi harus datang seperti ini. Aku tak tega melihatmu terus tinggal disana. Aku mau janji yang kita buat dulu, terpenuhi. Aku tak bisa melawan kakekku. Karena akulah satu-satunya orang yang dapat mewarisi tahtanya. Maafkan aku, Minhyuk."
Gadis itu terus tersenyum. Jooheon tak mengerti apa yang terjadi. Ia dengan otak cerdas yang diwarisi ayahnya berusaha tenang dan menyamar menjadi seseorang yang dikatakan 'Minhyuk'. Apa Minhyuk mempunyai garis yang sama dengan wajahnya? Atau gadis ini buta? Ah tidak. Bahkan ia melihat gadis itu berjalan tanpa hambatan apapun.
Jooheon duduk di pinggir kasur, ia memandangi gadis itu dari belakang. Terlihat guratan luka sepanjang 10 cm menganga selebar satu cm. Dan luka itu terdapat di kedua sisi punggungnya. Ia mengenakan gaun yang sangat indah. Halus seperti bulu burung. Putih dengan semburat biru emas yang senada. Rambut putihnya ia sanggul dengan balutan silver bermata berlian. Sejenak ia berfikir.
Cantik.
'Siapa namanya?'
"Putri Soo! Tangga itu menambah tinggi satu meter!"
'Putri Soo? Tangga?'
Jooheon melihat senyum merekah terlukis di wajah Putri yang dipanggil 'Soo'. Lalu teringat akan satu hal.
'Tangga! Tangga itu ditaburi biji wijen!'
Benar juga, sebelum ia sampai kesini. Ia melihat sebuah tangga setengah jadi yang ditutupi berbagai tanaman liar. Apa tangga itu yang dimaksud? Ia berjalan perlahan mengikuti Putri Soo yang tertawa gembira dengan pengawalnya. Lalu ia menoleh ke belakang.
"Sebentar lagi aku akan bisa mengunjungimu kapanpun, Minhyuk!"
Jooheon masih tak terbiasa dengan panggilan itu. Refleks ia berbalik ke belakang mencari panggilan yang dicari. Lalu Putri Soo mendekati Jooheon dan menangkap wajahnya.
"Sebentar lagi kita akan terus bersama! Selamanya!"
Jooheon menatap manik abu-abu indah milik Putri Soo. Pupil matanya membesar. Senyum yang merekah. Ia bahagia.
Tanpa sadar, Jooheon tersenyum. Menangkap kedua pipi Putri Soo. Soo diam saja diperlakukan seperti itu oleh Jooheon. Jooheon menatap intens pada bibir merah Putri Soo. Perlahan ia mendekatkan wajahnya. Hingga puncak hidung kedua insan itu bertemu.
'Cup!'
Sebuah kecupan tulus mendarat menyentuh bibirnya. Terpaut lama.
'Tolong jangan pergi dariku!'
Jooheon membuka mata. Kaget. Suara dalam dirinya muncul kembali. Ia memundurkan wajahnya dari Putri Soo. Soo menatapnya heran.
Terlihat bayangan sekilas saat ia melihat dirinya terjatuh dan mengulurkan tangan pada Soo.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Zero || Jooheon "Monsta x"
Mystery / ThrillerApa yang terjadi bila tidak ada suara bising di muka bumi? Karena frekuensi getarannya dapat menghancurkan perdamaian. Mari ikuti Jooheon untuk menuntaskan janji pada kakaknya, Jackson. . . . . Terinspirasi dari sebuah lagu "From Zero" dari sebuah b...