Pekarangan yang di dominasi warna putih menandakan salju selalu turun disana. Dingin. Itulah yang cukup menggambarkan suasana. Terlihat wanita yang berjalan di atas tangga. Lalu menoleh ke belakang.'Aku menunggumu, Yoo Minhyuk.'
Jooheon membuka mata, sebutir air mata keluar dari sudut matanya.
"Aku menangis?" Ia mengusap matanya lalu bangun melangkah ke kamar mandi untuk cuci muka.
"Mimpi apa aku barusan?"
Lalu ia teringat dengan ucapan Yoo Kihyun saat pelantikkannya.
'Yoo Minh-'
"Minhyuk? Minho? Apa yang sebenarnya Tuan Yoo hendak katakan? Apa benar ia hendak mengucapkan minhyuk?"
Ia menyikat giginya, setelah selesai ia memuntahkan busa yang sudah dibuat. Lalu menatap bayangan diri di kaca.
"Apa aku harus menemuinya?"
|||
Pintu besar berdiri kokoh di hadapannya. Jooheon telah meminta izin pada penjaga untuk menemui Tetua Tertinggi di negeri ini. Alasannya adalah 'saya hendak mengucapkan terima kasih atas kesediaan Tuan Yoo melantik saya.' Itulah. Alasan yang terlambat diucapkan. Mengapa tidak pada saat setelah pelantikkan selesai?
'Tok tok tok' Jooheon mengetuk pintu besar itu.
Terdengar suara lemah dan serak dari dalam.
"Masuk."
Kedua penjaga membukakan pintu untuk Jooheon dari dalam. Terlihat gurat tak percaya itu lagi dari wajah Kihyun. Jooheon memberi hormat pada Tuan Yoo dan memperkenalkan diri. Lalu gurat tak percaya Kihyun lenyap.
"Ah.. Jooheon. Iya iya, ada perlu apa?"
"Izin, pert-"
Kihyun memotong pembicaraan dengan batuk dan tersenyum.
"Uhuk uhuk! Tak usah- uhuk uhuk. Ekhem! Tak usah gila hormat seperti itu. Ada apa?"
Jooheon yang sedari tadi khawatir, berinisiatif memberikan kantung air minum di samping badannya. Ia selalu kehausan saat tegang. Namun Tuan Yoo menolak 'tidak usah' katanya. Lalu meletakkannya kembali.
"Pertama, saya hendak berterimakasih pada Tuan Yoo karena pada saat itu anda sudah repot-repot berdiri dan berjalan pada saya untuk melantik."
Kihyun tertawa di akhiri dengan batuk pelannya.
'Akh seharusnya dia selalu menyediakan galon di sampingnya.' Jooheon mengutuk dalam hati.
"Tak usah sungkan, Kapten. Itu hanya tugas yang ringan."
Jooheon tersipu malu atas pujiannya. Lalu ia melanjutkan tujuannya datang kemari.
"Kedua, mengenai kesalahan penyebutan nama itu-" Jooheon berhenti sebentar, ragu-ragu untuk mengucapkannya.
"Lanjutkanlah, tak apa."
"Mengenai kesalahan penyebutan nama itu, siapakah yang akan anda sebut?"
Kihyun tampak berfikir, tersenyum. Terlihat tenang.
"Jooheon, itu hanya lidahku saja yang sudah tua."
Jooheon tak patah semangat, ia menyebutkan namanya.
" Yoo Minhyuk?"
Seketika mata Kihyun membesar. Lalu mencondongkan tubuhnya ke arah depan. Bertanya dengan tatapan penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Zero || Jooheon "Monsta x"
Misteri / ThrillerApa yang terjadi bila tidak ada suara bising di muka bumi? Karena frekuensi getarannya dapat menghancurkan perdamaian. Mari ikuti Jooheon untuk menuntaskan janji pada kakaknya, Jackson. . . . . Terinspirasi dari sebuah lagu "From Zero" dari sebuah b...