ENAM

106 41 3
                                    

Lina beralih kepada Dita dan Ria yang berada didepan. Ingin rasanya bertanya pada Dita apa yang terjadi dengan Genia. Apa yang ia alami sampai semurung ini.

"Dit" panggil Lina sambil menyolek badan Dita dari belakang pakai pulpen.

"Apa, " menyahutin Lina yang memanggilnya,"geli gila" Dita kegelian karna bagian pinggang dicolek pakai pulpen oleh Lina.

"Itu temen lo kenapa diem mulu?" Tanya Lina menunjuk Genia.

"Temen gue temen Lo juga"

"Iya gue tau dia kenapa?" Lina merasa kesal karena pertanyaannya tadi belum dijawab Dita.

"Oh dia biasa lah" jawab Dita.

"Iya tau tapi masalahnya?" Lina udah tau pasti karna mantan tapi yang ingin ia tau masalahnya apa.

"Itu siapa sih namanya, Dio mau nikah sama sih munafik"

"WHAT" Lina terkejut apa yang baru saja dikatakan Dita.

"Selow aja kagetnya"

"Apa sih Dio mau nikah" beo Ria.

"Iya" itu bukan suara Dita tapi itu suara Genia menyahutin pertanyaan Ria.

"Kok bisa?" Tanya Ria.

Flashback on

"Eh Lo Gei udah datang ternyata" basa basi Dio.sedangkan cewe yang berada disamping Dio hanya diam dan menundukkan muka kebawah.Genia berdehem saja sekilas mata melihat cewek itu.cewek yang berada disamping Dio,dia adalah Tyas temen akrab Genia tapi tidak untuk sekarang ini Dimata Genia Tyas musuh dalam selimut.

"Gini Gei sebelumnya gue ngajak Lo kesini ada yang ingin gue kasih buat lo" Dio memberikan sebuah benda pada tangan Genia.

"Apa ini?" Tanya Genia sambil melihat benda yang berada ditangannya.

"Ini undangan gue sama Tyas mau nikah Minggu depan?" Jawab Dio.

Genia ingin menangis detik ini juga tapi dia tidak mau terlihat lemah Dimata mereka.

"Maafin gue Gei" Tyas mendekat ke Genia. "Maaf gue udah ngerebut dia dari Lo Gei, gue memang gak pantas jadi teman lo lagi. Gue munafik" lanjut Tyas.

Sedangkan Genia tidak mau mendengarkan perkataan Tyas. Tidak ada sahutan dari Genia, Tyas makin merasa bersalah bukan merasa bersalah memang sudah salah.

"Gue hamil" ucap Tyas pelan. Tapi tetap terdengar oleh Genia.

"Apa Lo hamil,sama siapa?" Genia refleks terkejut karena perkataan tyas.matanya melirik kepada Dio yang berada tidak jauh dari mereka.

"Gue hamil anak Dio hiks hiks maafin gue Gei hiks hiks" tangisan Tyas semakin terdengar.

"Oh gitu selamat ya"

"Maaf Gei gue sebenernya gak mau kayak gini tapi sudah terjadi gue gak tau harus apa, tapi Dio untung mau bertanggung jawab hiks hiks"tangisan Tyas semakin kencang .apa masih ada kata 'tapi' untung' apa segitu begonya Tyas. "Gue mau Lo maafin gue Gei walaupun gue tidak bisa dimaafkan lagi karena sifat gue. Gue harap Lo bisa datang di pernikahan gue Minggu depan.maaf Gei maaf gue salah" lanjut Tyas. Entah sudah berapa kali Tyas mengucapkan maaf.

Kira dia gampang apa memaafkan lalu semudah itu melupakan masalah yang berlalu.tidak Genia tidak bisa memaafkan Tyas bagi Genia sikap Tyas tidak bisa untuk dimaafkan lagi tapi disisi lain Genia merasa terpukul juga karena perjalanan Tyas masih panjang,gimana bisa Tyas mengurus anak pada masa remaja seharusnya dimasa remaja bersenang senang bukan mengurus anak.

"Gue gak bisa" jawab Genia singkat.

"Gue ngerti kenapa Lo gak bisa datang tapi gue harap Lo bisa datang dan maaf gue salah kesalahan gue menjadi pertemanan kita tidak seperti dulu lagi, gue ingin tetap berteman sama lo Gei" pinta Tyas.

"Kita masih bisa berteman tapi tidak sedekat seperti dulu lagi" jawab Genia .

"Makasih Gei Lo masih mau berteman sama gue.'' Sakin senangnya Tyas memeluk Genia dengan kuat ia pun juga balik memeluk Tyas.

Rasa sakit hati Genia masih ada pada mereka ia tidak bisa memaafkan kelakuan Dio dan Tyas tapi dia tidak mau terlihat lemah.

Setelah berpikir Genia menyetujuin akan pergi kepernikahan Minggu depan.

"Gue akan datang kepernikahan Lo"

"Apa Lo mau datang Gei makasih Gei Lo mau datang tapi kalau Lo gak sanggup gak usah Gei gue gak mau Lo sakit hati."Tyas melonggarkan pelukannya.

"Apa kata dia sakit hati.toh memang udah sakit hati karena lo". Batin Genia.

Flashback off

Ketiga sahabat mendengarkan cerita Genia masalah tadi malam.sekarang Dita, Lina, dan Ria sudah tau apa sebab Genia seperti ini. Sebenarnya Dita sudah tau tapi tidak semua hanya sedikit yang ia tau.

"Jadi Lo datang kesana? Sama siapa?" Tanya Ria.

"Bagusan gak usah deh Gei gue gak mau Lo datang kepernikahan sih munafik itu" timpal Lina.

"Gak bisa gue udah terlanjur bilang datang,gue gak tau harus sama siapa datang kesana" jawab Genia.

"Gue sih setuju pendapat Lo Gei" lah sih bocah malah menyetujuin Genia memang sih Dita aneh. Lina,Ria melotot pada Dita kenapa ia setuju sama Genia bukannya setuju pada Lina dan Ria. " Saran gue Lo datang jangan sendiri Lo datang berdua Lo cari cowok yang lebih dari dia Lo buat dia merasa menyesal sudah buat Lo kayak gini." Lanjut Dita.

"Bagus juga ide lo" Lina mengancungkan dua jari jempol kearah Dita. Yang awal gak setuju sekarang jadi setuju.

"Ya gue setuju" Ria pun menyetujuin saran dari Dita." Jadi gimana Gei Lo setuju saran Dita?" Tanya Ria.

"Gue setuju tapi--" jeda Genia. Bikin penasaran aja.

"Tapi apa?" Tanya mereka bertiga kompak.

"Tapi gue bingung mau sama siapa sedangkan gue gak ada Deket sama cowok semenjak putus sama dia jadi gue harus ngajak siapa?"

"Iya juga sih Gei,udah tenang aja gue banyak kenalan nanti Lo tinggal pilih" memang Ria banyak kenalan cowok. Hampir semua cowok ia dekat tapi tidak semua, Ria gampang bergaul dengan cowok wajar lagian dia cantik.

"Makasih, kalian bertiga memang bisa diandalkan"Genia terharu.

"Iya dong jelas" bangga Dita.

Beberapa menit yang lalu bel sekolah berbunyi seluruh murid sudah pada pulang hanya saja sebagian ada juga yang belum Karna menunggu jemputan begitupun Genia menunggu  pesanan ojek online yang beberapa menit dipesan. Hari ini memang Genia gak dijemput Palano dikarenakan ada tugas mendadak.

DEGEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang