SEMBILAN

79 36 5
                                    

Tunggu kelanjutan cerita ini
Pasti update terus.

°°°°°°

Diparkiran terdapat beberapa siswa sedang berhamburan menuju keluar gerbang sekolah Genia melihat beberapa orang di sana termasuk Lina dengan Andrean yang pulang bareng tinggal jalan beberapa langkah lagi Genia tepat diparkiran tapi Genia ragu ingin jalan keparkiran apa mundur keluar dari parkiran.

"Maju atau balik aja,ya yaudah deh balik aja" gumam Genia.

Baru beberapa langkah Genia merasakan namanya dipanggil,alhasil Genia membalikan badan melihat kebelakang siapa orang yang memanggil namanya.

"Genia"sahut Lina.

"Eh elo Lin napa?"

"Loh yang kenapa ngapain diparkiran tumben dah emang kak lano gak jemput lo, atau lo janjian ya sama orang ayo ngaku lo" goda Lina yang melihat ekspresi Genia gugup.

"Jemput bentar lagi paling nongol gue deluan ya bye bye semangat" Genia melambaikan tangan kepada Lina dan pergi dari parkiran.

" Teman kamu aneh ya" ucap Andrean melihat tingkah Genia.

"Tau ah yaudah yuk" ajak Lina lalu keluar dari gerbang sekolah bersama Andrean.

Genia mengeluarkan ponsel dari saku rok Genia bisa dibilang tidak terlalu mini Karna bagi Genia untuk apa memakai pakaian mini kesekolah gak berfaedah lain halnya kalau diluar sekolah. Jari Genia mulai menari nari diatas hp untuk mengirim pesan kepada Pano kakak Genia.

Genia Araska Dibryan
Lo dimana,lumutan ni gue nungguin Lo

Tidak butuh waktu lama chatpun masuk dengan cepat.

Kak Palano sarap
gue gak bisa jemput Lo dek gue ada pelajaran tambahan.

Jadi gue pulang kayak mana?

Kak Palano sarap
Naik ojol,grab,angkutan umumkan bisa.


Is Lo tega liat adek imut imut Lo pulang sendiri.

Read.

"Is punya kak kok gini gini amat ya huuu kesel gue." Gumam Genia.

Genia berjalan keluar perkarangan sekolah menuju pinggiran trotoar menunggu angkutan umum seharusnya ia bisa naik grab tapi Genia urungkan karna ia harus menghemat melihat keuangan keluarganya.genia melihat jalan tidak ada angkutan umum yang lewat sedari tadi, mata Genia melihat motor  yang menuju kearahnya. Entahlah siapa pun itu Genia takut dipikirannya sekarang adalah pereman karna Genia tidak dapat melihat mukanya ditutupi helm.

"Siapa pun yang disana tolong gue" gumam Genia ketakutan dan menutup muka dengan kedua tangannya.

Motor yang Genia lihat sekarang sudah berada didepan ia semakin ketakutan.

"Naik cepet" perintah cowok itu.

Belum ada respon dari Genia ia masih ketakutan dipikirannya sekarang adalah pereman yang ingin menculik dan meminta uang kepada kedua orang tuanya.

Tangan Genia ditarik oleh cowok yang berada didepannya sekarang tapi Genia belum mau membuka matanya karna ketakutan.

"Tolong jangan culik gue,gue gak punya apa apa plis tolong jangan aaaaaa" jerit Genia frustasi.

DEGEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang