Chapter 10

70 10 7
                                    

Happy reading....


🙇🙇🙇🙇

Author POV

Sesampainya di Jepang, Eichii sudah dihadapkan beberapa pekerjaan. Belum lagi di hadapkan pada kakeknya yang pastinya telah mengetahui tentang kecelakaan yang ia dapatkan. Kakeknya tetaplah kakek yang keras. Tidak peduli seberapa keras kau menghadapi hidupmu. Kau harus kuat dan tak ada air mata. Meski terkadang sang kakek memperlihatkan sisi lembutnya pada Eichii. Namun, sang kakek tidak akan ikut campur dalam masalah Eichii, selama Eichii tidak meminta bantuan padanya. Maka, kakek Eichii memastikan masalahnya bisa dia tangani sendiri.

Hari ini mereka sedang bersantai di ruang kerja Eichii. Sang kakek sedang menikmati kopinya sembari membaca berita dari ipadnya. Sedangkan Eichii sedang memeriksa berkas berkas yang belum selesai. Itu adalah waktu santai mereka.

"Eichii-chan..." panggil sang kakek memecah kesunyian. sedangkan Eichii masih berkutat pada berkasnya. "Hmmm..." jawab Eichii sekedarnya. Matanya tak berhenti menatap berkas berkas yang seperti pacar baginya.

"bukankah sudah waktunya kau menikah?" tanya sang kakek yang mampu membuat Eichii berhenti dari kegiatannya. "aku tidak terlalu terburu buru kek." Jawab Eichii seadanya.

Sang kakek hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. "tidakkah kau ingin menghadiahi kakek seorang cicit???" desak sang kakek.

"aku masih belum tertarik untuk menikah kek. Akupun harus menyelidiki kasus kemarin yang hampir merenggut nyawaku..." jawab Eichii sembari melepas kacamatanya. Di gulungnya lengan kemeja putihnya hingga kesiku.

 Di gulungnya lengan kemeja putihnya hingga kesiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"itu dua hal yang berbeda Eichii." Bantah sang Kakek, 'bagaimana bisa dia menggabungkan dua hal yang berbeda membuatnya enggan untuk menikah.' Bathin sang kakek. "lalu untuk apa kau bertunangan kalau tidak untuk menikah?" desak sang kakek.

"aku tidak ingin nyawa istriku nantinya berada dalam bahaya. Kalau aku belum menyingkirkan orang itu." Elak Eichii tegas. Eichii berdiri dan berjalan ke arah sang kakek, menghadapnya dan menatap mata sang kakek tajam "kekuasaan yang kau berikan padaku.... kau tahu kalau ini harus aku pertahankan. Saat aku mati, mereka akan dengan mudah menjatuhkanmu kek!" tambah Eichii tegas, dengan senyum smirk yang menghiasi wajahnya "mereka sangat ingin menguasai pasar perdagangan gelap kita." Lanjutnya. "apa kakek lupa, aku yang sudah mengembangkan pasar kita menjadi sangat besar. Bukan hanya perusahaan saja. Tapi pasar gelap kita juga aku yang membesarkannya. Hampir mencapai setengah negara yang ada di bumi ini. Dan itu tidaklah mudah kek." Aura Eichii benar benar mulai menggelap. Dia bukan lagi Eichii yang terlihat hangat seperti ketika berada di pulau Jeju.

"Terserah kau saja. Aku tidak akan memaksamu. Aku tidak hendak menjodohkanmu. Aku bukanlah lelaki kolot." Jawab sang kakek santai. "kakek hendak berjalan jalan ke sekolah yang kau danai. Kakek ingin melihat lihat perkembangannya. Kau mau ikut?" tanya sang kakek beranjak dari tempatnya duduk.

Brother (baekhyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang