chapter 2

142 16 6
                                    

Byun Baekhyun Pov

Aku Byun Baekhyun, nama yang indah. Aku suka dengan nama itu, sama sekali bukan nama yang pasaran. Sebenarnya kedua orang tuaku sering kali memintaku untuk memasuki manajemen bisnis, tapi aku tak pernah menghiraukannya. Aku hanya mengikuti kata hati ku. Aku benar-benar ingin bebas berkarya, bebas melakukan apapun yang aku sukai, terutama musik. Aku ingin menjadi seorang produser hebat dimasa yang akan datang, bukan seorang pebisnis seperti yang mereka inginkan.. Appa bilang, aku harus membantu hyungku suatu hari nanti.

Hyung? Aku bahkan tidak tahu pria seperti apa dia. Bagaimana aku bisa membantunya, jika aku sama sekali tak pernah bertemu dengannya. Aku bahkan tidak terlalu peduli padanya, untuk apa aku peduli dengan orang yang sama sekali tidak pernah peduli denganku, adik biologis nya sendiri. Buktinya, dia sama sekali tidak pernah berusaha untuk menemuiku, bahkan hingga usia ku sudah menginjak angka 20. Eomma bilang, hyung sedang sibuk di Jepang. Entahlah, aku bahkan tak yakin jika aku memiliki saudara.

Hari ini appa dan eomma akan menghadiri rapat yang akan di adakan di pulau Jeju. Mereka mengajakku, namun aku benar benar malas dengan yang namanya perjalanan bisnis. Itu bukan duniaku, that’s not my style.

“eomma, aku benar-benar sibuk, eomma taukan kalau K’art bukanlah tempat untuk bermain-main. Aku harus menyelesaikan tugasku.” Rayuku pada eomma, berharap dengan aegyoku, eomma akan luluh hatinya. ‘yesss…’ ujarku dalam hati saat mendengar helaan nafas eomma.

“eomma dan appa berkali kali memintamu untuk masuk di manajemen bisnis, tapi masih saja tidak mau mendengarkan eomma dan appa.” Ujarnya seraya melanjutkan kegiatannya untuk memasak sup kimchi kesukaan appa.

“eomma, menjadi produser itu impianku. Aku tidak tertarik dengan bisnis, apalagi harus membantu hyung untuk mengelola perusahaan. Aku sama sekali tidak tertarik” Sungguh, aku tak ingin melukai hati mereka.
Aku hendak pergi keluar saat eomma mengatakan sesuatu yang membuatku mengentikan langkahku.

“apa kau tidak ingin bertemu dengan hyungmu?” pertanyaan eomma membuat langkahku ternhenti

"Aku kaget mendengar pertanyaan eomma padaku. Ini pertama kalinya eomma menanyakan hal itu. Kenapa baru sekarang disaat usiaku sudah 20 tahun ?? Apa yang mereka sembunyikan dariku selama ini ??”Jawabku setelah berfikir agak lama. Akupun melangkah tanpa peduli bagaimana reaksi eomma.
.
.
Ku pacu mobilku membelah jalanan kota seoul. Sebenarnya aku ingin pergi ke Cheongdam-dong, tapi entah kenapa mood ku sepertinya sedang tidak baik. Kuputuskan untuk memutar kembali mobil ku dan menuju ke apartement Kyungkyung.
.
.
.
“kyung ah….” Teriakku sembari memencet bel apartemennya berkali kali. Setelah beberapa kali ku pencet akhirnya si botakpun keluar. Ku pasang cengiran termanisku padanya.

“berisik!” bentaknya dengan sadis seraya membiarkan pintu terbuka untukku.

“aku bosan Kyung.” Ujarku santai, aku tak peduli dengan makiannya, Itu sudah menjadi makanan sehari-hariku. Aku sudah kebal dengan pria berwajah datar ini.

“lalu aku harus apa? Menari untukmu? Aku sibuk, masih banyak tugas yang ahrus aku kerjakan.” Sahutnya ketus sembari mendudukkan pantatnya di sofa ruang tengah. Sedangkan aku, aku mulai merazia isi kulkasnya, dan hasilnya adalah ‘kosong’.

“Kyung, ini kulkas atau kuburan? Sepi sekali penghuninya.” Ucapku melongo.

“bukannya kemarin kau sudah menghabiskan isi kulkasku? Tentu saja kosong Baek!” serunya sembari terus menatap laptopnya. Aku mendekatinya dengan heran.

“Lalu kau makan apa pagi tadi? Kenapa tidak pergi belanja?” pertanyaan bertubi tubi aku lontarkan padanya. Tak butuh waktu lama, aku langsung mendapatkan tatapan membunuhnya, dan itu membuat bulu kuduk ku merinding. Ya, seperti itu lah Kyungsoo. Tapi meskipun begitu, dia adalah orang yang paling tahan dengan segala tingkahku yang terkadang absurd dan menjengkelkan..

Brother (baekhyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang