[9] Broke

1.9K 230 7
                                    

Keadaan di mobil sangat hening, bahkan tidak ada suara sama sekali. Jimin yang sibuk menatap jalanan dengan tatapan berbinar senang, sedangkan Yoongi sibuk dengan hape nya. Jimin menatap ke jalanan, hatinya tidak sabar untuk pergi ke pesta.

Yoongi sesekali melirik ke arah Jimin yang tampak bersemangat lalu menghela nafasnya. Baru berapa menit yang lalu anak itu menangis, sekarang sudah senyum-senyum dan tampak lupa dengan semua ejekannya tadi. Yoongi sedikit merasa bersalah, tapi bukan Yoongi namanya kalau mau mengaku.

Jimin menatap Yoongi dengan senyum nya lalu menepuk pundak Yoongi "hei tua bangka, kapan kita sampai? Aku sudah sangat tidak sabar tau!"

Yoongi menatap Jimin datar lalu kembali menatap ke depan "sabar sedikit Park. Dan jangan terlalu bersemangat, kau belum tentu menyukai nya"

"aku suka pesta!" ujar Jimin dengan senyum merekah. Ah, melihat itu Yoongi jadi merasa semakin bersalah

"kau lupa ya aku tadi bilang pesta apa yang akan kita datangi?" tanya Yoongi sedikit melembut. Ia sedikit tidak tega kalau terus memarahi Jimin yang berwajah polos dan mudah lupa.

Jimin membuat wajah bingung lalu mengangguk "a-ah iya aku baru ingat. Aku tidak jadi senang deh. Padahal aku sangat ingin melihat kue ulang tahun coklat yang besar, lalu lagu ulang tahun dan boneka beruang! ASTAGA! kita belum beli kadonya! Bagaimana ini?"

"dia orang kaya, kita tidak perlu memberinya hadiah" ujar Yoongi santai

"tidak sopan bodoh! Hadiah kecil bahkan bisa menjadi berharga untuk orang yang kaya sekalipun!" bentak Jimin lalu memajukan badannya ke arah supir "tuan, tolong berhenti sebentar ke toko yang di depan sana!"

"Park! Apa yang kau lakukan?!" bentak Yoongi yang lagi-lagi kehilangan kesabarannya.

Setelah mobil berhenti, Jimin langsung menarik tangan Yoongi keluar dari mobil dan berjalan ke toko barang antik. Jimin melepas tautan tangan mereka lalu menatap sekitar dengan mata berbinar.

Jimin menatap sebuah kalung hitam dengan kompas sebagai hiasannya. Jimin menatapnya berbinar, menurutnya benda itu sangat unik. Jimin mengambil nya lalu membawa nya ke kasir dengan senyum mengembang.

Yoongi memijit pelipisnya lalu menarik tangan Jimin kesal "Jimin! Ku tanya kau, memangnya kau punya uang untuk membeli itu? Kau pikir barang seperti itu murah?"

Jimin terdiam lalu menunduk. Senyum nya kembali menghilangkan dan kepalanya menggeleng pelan, menjawab bahwa ia memang tidak punya uang.

Yoongi tersenyum sinis lalu menarik kalung itu. Tapi Jimin menahannya, membuat dahi Yoongi berkerut "lepas Park, jangan buat aku marah"

Jimin menggeleng pelan, membuat emosi Yoongi meningkat. Tangannya menarik dagu Jimin lalu menatap Jimin tajam "kubilang lepas sebelum aku memberi mu pelajaran! Dia orang kaya, dia bahkan bisa membeli satu toko ini!"

Jimin kembali menggeleng lalu menarik kalungnya semakin kencang. Yoongi menggertakkan giginya lalu menarik kalung itu hingga kompas nya terlepas dan talinya. Ia melempar kompas itu ke lantai lalu menginjaknya.

Wajah Jimin berubah panik, ia berlutut di lantai dan memunguti semua pecahan kompas itu sambil menangis. Dia tidak memedulikan pecahan kaca yang melukai tangannya, pikirnya ia masih bisa membetulkan benda itu dan memberikan kado pada yang berulang tahun.

"tidak usah sok emosional Park, ku tunggu kau di luar. Aku tidak peduli kau bisa bayar atau tidak, sedari tadi kau menyusahkan ku saja!" ujar Yoongi dengan keras lalu berjalan keluar toko dan membanting pintunya.

Sang pemilik toko menghampiri Jimin lalu menggelengkan kepalanya "yaampun, kau pikir benda itu murah, huh?"

Jimin menggeleng lalu memberikan pecahan kompas itu pada sang pemilik toko sambil menunduk "m-maafkan saya, s-saya akan m-melakukan apa s-saja untuk menggantinya"

je t'aime [ym]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang