[5] Act

2.7K 241 7
                                    

Jimin membuka matanya yang sudah membengkak lalu menatap sekitar. Tangannya mengelus tempat tidur dan tidak menemukan siapa-siapa disana. Perlahan ia mengeluarkan air matanya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.

“kenapa aku sebodoh ini...”

Bahkan hanya menggerakkan sedikit kakinya, rasanya tubuhnya seperti habis di timpa mobil, tidak berasa dan sakit sekali “agh! B–brengsek!”

Jimin melempar selimut yang menutupi tubuhnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Sesekali tubuhnya terjatuh, namun ia berhasil berdiri lagi. Tangannya menggapai keran lalu menyalakannya, perlahan dia meletakkan tubuhnya di bathup lalu merebahkan kepalanya.

“kemarin 6 kali kami melakukannya, UGHH bodohnya aku!” batin Jimin sambil meremas rambutnya sendiri lalu menghela nafasnya “b–bagaimana jika aku hamil, apa dia akan bertanggung jawab?”

Selesai dari mandi nya, Jimin menatap wastafel. Matanya tertuju pada suatu sweater berwarna putih dan celana pendek selutut berwarna hitam “apa ini untuk ku? Kelihatannya pas dengan ku”

Jimin tersenyum lalu memakai pakaian yang tersedia disitu. Matanya menghadap cermin lalu tersenyum “cocok dengan ku! Hanya perlu merapihkan rambut ku dan menutup memarnya dengan bedak. Nah, selesai! Sebentar leherku jangan lupa”

Setelah beres, Jimin langsung berjalan ke arah pintu dan keluar dari kamar Yoongi. Indra penciumannya mencium aroma dari ayam goreng. Kakinya berjalan menuruni tangga, mengikuti aroma ayam yang sedap.

BRAK!

“aduh! Siapa yang meletakkan tangga disini?!” bentak Jimin saat dirinya terjatuh dari tangga. Bokong dan kakinya terasa mata perih hingga dia hampir menangis, hingga pria kecil datang sambil berlari.

“Jimin hyung! Astaga! Kau baik-baik sajakah?” tanya Daehwi sambil membantu Jimin berdiri dari duduknya.

Jimin menatap Daehwi lalu memeluknya “a–aku merindukan mu Daehwi...”

Daehwi mengernyitkan dahinya heran “t–tapi kita baru berpisah selama sehari hyung”

Jimin mengeratkan pelukannya “a–aku takut.. bantu aku... Tolong aku Daehwi...”

“m–maksud hyung apa—”

“apa yang kalian lakukan disitu?”

Jimin dan Daehwi tersentak kaget lalu melepaskan pelukan mereka. Jimin meneguk Saliva nya saat menatap Yoongi yang sedang melihatnya dengan tatapan horor “k–kami sedang berpelukan! K–kau kan m–masih punya mata!”

Yoongi berjalan mendekat lalu mencengkram pundak Jimin, berhasil membuat yang lebih kecil merasakan sakit “ssshh.. l–lepas!”

Daehwi yang keheranan berusaha melerai “t–tuan, ada ap—”

“jangan berisik, kau urus saja dapur dengan yang lain, aku ada urusan dengan Jimin,” ujar Yoongi sinis lalu menarik Jimin menjauh. Sedangkan Jimin sudah ingin mati saja, rasanya tubuhnya sakit sekali saat ditarik dan dipaksa berjalan cepat.

Yoongi membuka kamar mandi yang terletak di ujung lorong lalu mendorong Jimin hingga tubuh kecilnya menabrak wastafel “UGH! A–apa lagi masalahmu?!”

Yoongi menutup pintunya lalu melangkah mendekati Jimin. Dirinya berjongkok lalu membalikkan tubuh Jimin dengan kasar. Ditariknya celana Jimin hingga menampilkan bokong indah yang merah dan lecet.

“k–kau tidak akan melakukannya lagi kan?” tanya Jimin takut saat Yoongi menatap bokongnya dengan tatapan lapar.

Yoongi tersenyum lalu merogoh kantung celananya. Ternyata terdapat vibrator kecil yang bisa diatur lewat remote control. Yoongi memasukkannya paksa kedalam lubang Jimin lalu memulai kecepatan biasa.

je t'aime [ym]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang