[4] F×ck

2.9K 278 4
                                        

🔞WARNING🔞

"lepaskan aku.. hiks- Daehwi tolong aku, aku takut," Isak Jimin sambil menyembunyikan dirinya di balik selimut "aku takut, lepaskan aku, aku minta maaf"

Mendadak kepala nya sakit. Jimin memegangi kepalanya dan menjambak rambutnya sendiri "s-sakit! k-k-kepalaku akan meledak!"

"Jimin, atur nafas mu"

"huh?" Jimin melihat sekitar, namun tidak menemukan siapapun di dekatnya. Walau begitu, dia tetap mengikutinya instruksi yang mendadak masuk ke kepalanya

"benar, tarik nafas lalu buang secara perlahan. Seperti itu!"

"s-seperti ini?" ujar Jimin sambil mengatur nafasnya. Mendadak pening di kepalanya menghilang. Jimin menidurkan dirinya di kasur dengan nafas yang berantakan

"siapa itu? Kenapa suaranya tidak asing ya?" batin Jimin sambil menyeka keringatnya lalu menyadari sesuatu "huh? Aku belum mandi dan ganti baju dari kemarin. Aish, menjijikan sekali aku!"

Jimin segera beranjak dari kasur lalu membuka lemari besar berwarna hitam milik Yoongi "pasti ada sesuatu yang bisa aku kenakan! Secara badan dia dan badan ku tidak beda jauh ukurannya"

"aku ambil piyama yang ini saja" batin Jimin sambil tersenyum senang lalu masuk ke dalam kamar mandi yang sudah disediakan di dalam kamar besar ini.

Jimin membuka bajunya perlahan lalu melipatnya dan meletakkannya di dalam keranjang pakaian. Perlahan dia menyalahkan air dan memasukkan tubuhnya di bathup "terasa nyaman sekali setelah seharian tidak mandi"

"boneka bebek? Lucu sekali" ujar Jimin sambil mengambil boneka bebek yang sedari tadi berada di tempat sabun lalu menyemplungkannya ke dalam bathup "berenang dengan ku makhluk manis! Hehe"

Setelah 30 menit menghabiskan waktu berendam dan bermain dengan boneka bebek, Jimin menyudahi kegiatan nya lalu mengeringkan rambutnya dengan hair dryer "tunggu dulu..."

"aku lupa bawa handuk nya!!"

Jimin mematung sebentar lalu menutupi 'mini' nya dari pantulan cermin "huhhhh... Aku terpaksa harus keluar dengan kondisi telanjang. Menyebalkan!"

"lantai nya jadi becek, maafkan aku Yoongi-ssi," batin Jimin sambil berjalan dengan sedikit cepat menuju lemari dan membukanya "yang mana lagi... Aku ambil yang ini saja deh!"

"sedang apa kau berdiri disitu dengan keadaan telanjang? Menggoda ku? Kupikir kau anak yang polos, Park Jimin"

"APA!? T-TIDAK! MENJAUH PRIA MESUM!" teriak Jimin reflek saat mendengar suara berat yang entah kapan sudah berdiri di depan pintu. Saat tersadar Yoongi melihatinya, Jimin langsung menutup kepemilikannya.

"baru tadi dia takut dengan ku, sekarang sudah seberani ini, menarik" batin Yoongi sambil tersenyum lalu memandangi tubuh Jimin dari atas kebawah "kenapa kau menutupi milik mu? Buka saja, kita kan sama-sama lelaki"

"aku tidak percaya dengan kamu!" ujar Jimin lalu melilitkan handuk yang diambilnya ke badannya dengan perlahan "aku belum selesai membersihkan diri, permisi- KYAAA!"

Yoongi mendorong tubuh Jimin ke kasur dengan keras, membuat tubuh kecil itu menabrak kasur dan terjatuh "untung saja handukku tidak lepas"

"m-mau apa kau?!"

"kenapa? Aku hanya menindih mu. Kau ingin aku berbuat yang lain?" tanya Yoongi sambil tersenyum. Matanya tidak lepas dari bibir plum Jimin yang sedari tadi menggerutu

"h-hah?! A-aku tid-tidak bi-bilang begitu!!!" balas Jimin sedikit takut saat melihat Yoongi yang tersenyum tidak jelas "m-menyingkir! Aku belum p-pakai b-b-baju!"

Yoongi memegang kedua tangan Jimin dan menahannya. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke leher Jimin lalu mengendusnya "wangi vanilla, wangi kesukaannya"

"y-yaah! A-apa yang k-kau lakukan?!" tanya Jimin lalu menggigit bibirnya saat Yoongi menghisap lehernya dan mengecupnya "hhh- hentikann... t-tidak"

Yoongi menghentikan kegiatannya lalu menatap kakinya yang berlutut di antara kaki Jimin "tampaknya ada yang berdiri di sana" lalu menyentuh milik Jimin dan tersenyum sinis.

"hahh.. lepaskan! K-kau bodoh m-mesum- mmhh" Jimin menggigit bibirnya semakin kencang saat Yoongi meremas miliknya.

Yoongi menyibakkan handuk yang dipakai Jimin lalu mengecup dan memainkan dada Jimin yang dibilang sedikit tidak pantas untuk seorang pria "lihat, yang ini sudah tegang. Kau benar-benar slut Park"

"o-omong kosong nnh... A-aku tidak s-seperti i-ituh!! Ahhh!" Jimin tersentak saat Yoongi memasukkan satu jarinya ke dalam lubangnya "A-apa?! Berhenti!! gaahh!!"

Yoongi memperhatikan wajah Jimin yang memerah dan penuh dengan keringat. Bibirnya terbuka dan mengeluarkan suara-suara yang terdengar menakjubkan di telinga Yoongi. Dia menambah jarinya lagi dan lagi dan terus memainkan lubang milik si pria kecil.

"a-aku... Akan... K-keluar" ujar Jimin sambil mengeratkan kakinya "AHH!"

Semua cairan milik Jimin membasahi jari-jari panjang Yoongi. Yoongi melihatnya lalu membuka celana nya dan mengolesinya ke milik nya

Jimin mengatur nafasnya lalu menatap sekitar, berusaha memproses apa yang terjadi. Tiba-tiba tangannya tertarik hingga tubuhnya sekarang berada di atas pangkuan Yoongi.

Milik mereka berdua saling bersentuhan dan bergesekan. Jimin mengadahkan kepalanya dan mencengkram pundak lebar Yoongi "ber-berhentiih Yoon... Ngh!"

"hahh.. aku akan mulai slut" ujar Yoongi membuat Jimin menggeleng dan memohon

"tidak! Kumohon... Ti- AHHH!!" Yoongi berhasil memasukkan miliknya kedalam lubang kecil Jimin. Jimin mencengkram pundak Yoongi dengan kuat lalu memukulinya

"l-lepaskan!! K-kumohon!! Ini sakit- hh- sekali!! Hiks..." ujarnya dan mulai menangis. Yoongi malah tersenyum lalu meremas kedua pinggang Jimin dan menidurkan tubuh kecil itu secara perlahan.

"apa yang sudah masuk, tidak boleh dikeluarkan. Kecuali aku ingin" ujar Yoongi dengan seringai nya lalu menggerakkan pinggulnya.

"hah- berhentih- ahh- s-sakit- hiks" ujar Jimin sambil memukuli dan mendorong tubuh yang berada di atasnya itu. Air matanya mengalir deras, membuat penglihatan nya sedikit buram "Kumohon- hiks- Yoongih- AGHH!!"

Yoongi menyentak miliknya begitu kuat saat mendengar Jimin memanggil namanya. Dengan wajah merah, mata yang sembab, tubuh keringatan, Saliva yang keluar begitu saja dari mulutnya lalu dia memanggil Yoongi. Tidak mungkin Yoongi tidak tergoda.

"t-tidak disituuh!! Ahhhh!! Berhentiihh!!" teriak Jimin tiba-tiba sambil mengadahkan kepalanya dan meremas sprei kasur Yoongi.

"pasti itu titiknya" batin Yoongi sambil tersenyum senang dan mendekatkan wajahnya pada wajah Jimin lalu mencium bibir plum itu. Namun yang dibawah sana masih belum berhenti bekerja.

“hiks– s–sakit... Aaghh... Berhenti.. hiks– k–kau.. hhh.. menyakitiku... hiks” isakan Jimin semakin kencang begitu pula air matanya yang semakin deras. Tubuhnya semakin lemas dan kehabisan energi, namun yang diatasnya terus menggerakkan tubuhnya dengan kasar.

“berisik!” bentak Yoongi lalu mencium bibir Jimin dan memainkan lidahnya disana.

“mmh!!” Yoongi menggigit bibir Jimin dengan kuat hingga mengeluarkan sedikit darah. Jimin membuka mulutnya dan dibungkam lagi oleh Yoongi dengan menyatukan kedua bibirnya.

Yoongi menyunggingkan sedikit senyum saat menatap wajah Jimin yang sudah memerah dan berkeringat “kena kau Park...”

[♣️♣️♣️]

Maafkan aku gaes kalo kurang nghh, aku sudah berusaha

je t'aime [ym]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang