3

1.2K 115 0
                                    

Wendy terkejut saat mendapati kondisi rumahnya seperti habis terkena gempa bumi, ia lalu berjalan menuju dapur, namun langkahnya terhenti, saat mendengar keributan didalam kamar orangtuanya, dengan langkah pelan iapun mendekatkan telinganya ke pintu kamar.

"ini semua gara-gara mu, coba saja kau tidak berhutang pada tuan han, pasti kita tidak akan seperti ini"

"sayang, aku meminjam uang itu untuk membuka salon, namun..."

"salonmu gagal, ahh, sudahlah, lebih baik kita berpisah saja, aku sudah tidak tahan, aku juga akan membawa anak-anak"

"sayang, jangan seperti itu, aku berjanji akan mencari pekerjaan,dan membahagiakan kalian"

Wendy tidak mendengar jawaban eommanya lagi, ia justru mendengar suara isakan eommanya, dengan langkah gontai ia meletakkan belanjaannya diatas meja dapur lalu masuk ke kamarnya, dan menengelamkan wajahnya di bantalnya.

"aish, kenapa keluargaku miskin tuhan?" ratap wendy sambil terisak.

"kenapa hidupku tidak seperti pangeran suga, yang hidup enak diistana, ahh, aku iri padanya" ratapnya lagi lalu menghapus air matanya dan mengambil ponsel disaku celananya.

-lima menit lagi aku kerumahmu, aku sedang malas berada dirumahku.....

Setelah mengirimkan pesan kepada seulgi, wendy segera mengambil stiky notenya dan menuliskan sesuatu disana.

Eomma aku nginap dirumah seulgi ada tugas yang harus dikerjakan

Wendy segera keluar dari kamarnya dan menempelkan stikynotenya didepan kulkas, lalu bergegas meninggalkan rumah sebelum ketahuan oleh orangtuanya.

🌵🌵🌵🌵

Ibu suri berjalan mendekat kearah villa di taman istana, saat melihat cucunya termenung disana.

"apa yang sedang kau pikirkan suga?" tanya ibu suri lembut, membuat pangeran suga tersentak dari lamunannya, lalu memberikan hormat kepada ibu suri, yang tak lain adalah neneknya sendiri.

"tidak perlu seperti itu, lagipun aku sedang rindu pada cucuku" ujar ibu suri sembari mengelus kepala cucunya lembut.

"ada yang menganggu pikiranmu?" tanya ibu suri lagi, sambil menikmati pemandangan danau di hadapannya.

"ada yang menganggu pikiranmu?" tanya ibu suri lagi, sambil menikmati pemandangan danau di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"tidak ada nek, aku hanya...."suga tidak meneruskan ucapannya, karena takut menyinggung perasaan neneknya.

"apakah kau memikirkan tentang perjodohan itu?" ujar ibu suri sambil tersenyum kearah cucunya itu.

Suga tidak menjawab pertanyaan neneknya, ia justru menatap pemandangan dihadapannya.

"suga, nenek tidak ingin memaksamu, tapi saat ini keadaan istana tidak stabil, ayahmu juga mengidap penyakit yang serius, jalan satu-satunya ialah mengangkatmu",---- ibu suri menghela nafas pelan sebelum melanjutkan ucapanya----

"namun sebelum itu kau harus menikah dulu, istana tidak ada harapan lain, kecuali dirimu, ini bukan untuk keluarga kita suga, tapi demi rakyat myong qastlee" ujar ibu suri lalu menepuk pundak cucunya pelan. "pikirkanlah suga, jika kau sayang akan rakyatmu, kau pasti akan menerima perjodohan ini, nenek tidak akan memaksamu lagi" lanjut ibu suri sambil tersenyum, kemudian pergi meninggalkan pangeran suga yang masih termenung mendengar ucapan neneknya barusan.


🌻🌻🌻🌻


"yah!, kau sudah menangis selama satu jam, sebenarnya ada apa?" tanya seulgi sedikit khawatir, saat melihat sahabatnya itu tidak berhenti menangis. Untung orangtuanya sedang dirumah neneknya, jika tidak pasti mereka akan mencurigainya.

Bukannya menjawab pertanyaan seulgi, wendy justru menangis semangkin kencang, membuat seulgi langsung melemparkan bantal ke wajahnya.

"kau ini, hiks,, temanmu sedang bersedih, kau malah menyiksanya, hiks...." protes wendy sedikit terisak, lalu mengelapkan ingusnya di selimut kesayangan seulgi.

Melihat itu seulgi sontak memukul lengan wendy keras.

"aish, kenapa kau memukulku?" ujar wendy cemberut, lalu mengusap lenggannya yang sedikit memerah.

Seulgi tidak menghiraukan ucapan sahabatnya itu, ia lantas menarik selimutnya yang masih melilit di tubuh wendy secara paksa, lalu memasukkannya ke keranjang pakaian kotor.

"jadi kenapa kau menangis?" tanya seulgi lagi.

Wendy menghembuskan nafasnya kasar, lalu mengambil air putih di atas nakas sebelah ranjang seulgi, dan langsung meneguknya tanpa tersisa.

"aku hanya meratapi nasib keluargaku yang miskin" jawab wendy dengan nada sedih. Membuat seulgi merasa sangat iba mendengarnya.

"aish, sudahlah tidak ada gunanya meratapi hal itu, kau justru membuatku ingin menangis saja" imbuh seulgi dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"lebih baik kita jalan-jalan, hari ini aku yang akan mentraktirmu sepuasnya" tambahnya lagi berusaha menghibur sahabatnya itu.

Mendengar ucapan seulgi barusan membuat wendy tersenyum lebar, lalu menarik tangan seulgi dengan semangat.

"giliran ditraktir, kau semangat sekali" dengus seulgi sambil mengikuti langkah sahabatnya itu. Wendy hanya terkekeh mendengar ucapan sahabatnya.

🌾🌾🌾🌾




⛅⛅⛅⛅

Princess Hours (WENGA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang