17

637 62 11
                                    

Jantung wendy tak hentinya berdegup kencang tatkala sampai di depan pintu rumahnya. Ia bisa mendengar suara lembut ratu yoo yang sedang berbicara dengan ayahnya. Dengan sekali tarikan nafas dirinya bergegas memasuki rumah diikuti oleh sekretaris choi dan dua pelayan istana. Mereka langsung memberi hormat begitu sampai dihadapan ratu agung itu.

“yang mulia” ratu yoo langsung mengangguk menjawab panggilan sekretaris choi. Ia lantas tersenyum lembut begitu melihat wendy tertunduk takut dihadapannya.

“kita bertemu lagi wendy-ah, bagaimana kabarmu?” ujar ratu yoo tersenyum manis.

“b-baik yang mulia”

“santai saja, tidak perlu gugup seperti itu, banyak yang ingin kita bicarakan”

“ahh, n-ne yang mulia” Wendy buru-buru mendudukkan diri disamping orangtuanya.

Ratu yoo hanya tersenyum melihat tingkah gadis song itu lalu mengisyaratkan kepada dua pelayan istana untuk membawakan tas besar kehadapannya.

“apakah pangeran suga selalu menganggumu disekolah?”

“eh?” respon wendy terkejut. “emm, t-tidak pernah yang mulia” lanjutnya.

“benarkah?, kukira dia akan membuatmu tidak nyaman karena adanya perjodohan ini, tapi syukurlah sepertinya ia mulai menerima akan hal ini” ucap ratu yoo merasa lega.

Wendy tersenyum kecil menanggapi.

“y-yang mulia” wendy sedikit ragu untuk meneruskan ucapannya, namun saat melihat tatapan penuh tanya ratu yoo ia mulai memberanikan diri.

“emm, a-ap—

“katakan saja wendy-ah, ada apa?, apakah kau ingin bertanya maksud kedatanganku kemari?”

wendy hanya mengangguk mengiyakan.

Ratu yoo tidak langsung menjawab ia justru membuka tas besar yang sudah berada dihadapannya.

“ini terimalah” ratu yoo memberikan sebuah kotak besar berwarna silver dihiasi pita putih diatasnya kepada wendy dan langsung diterima oleh gadis song itu walau masih ada raut keterkejutan.

Ratu yoo lalu menyodorkan beberapa barang kepada nyonya dan tuan song yang sedari tadi diam memperhatikan.

“aku yakin, orangtuamu tidak akan sanggup memberitahu maksud kedatanganku kemari, nah sebelum aku memberitahu mu, bisakah kau memakai hanbok yang sudah kusediakan di dalam kotak itu?, tenang saja kedua pelayan ini akan membantumu”

Lagi-lagi wendy hanya mampu mengangguk sembari beranjak menuju kamarnya, ia tidak berani membantah meskipun dikepalanya sudah terpenuhi dengan beribu pertanyaan.

“nah, untuk tuan dan juga nyonya, itu adalah hadiah yang sengaja disiapkan oleh pihak istana, saya harap kalian menyukainya” sambung ratu yoo menatap suami istri dihadapannya.

Tuan dan nyonya song terpaku mendengarnya, sedetik kemudian mereka serempak menoleh kearah ratu yoo yang hanya tersenyum melihat keduanya.

“emm, y-yang mulia tidak perlu memberikan ini, k-kami merasa tidak enak hati”

“tak apa tuan, terimalah, jangan merasa sungkan seperti itu, ahh, disitu juga ada hadiah untuk jaemin” timpal ratu yoo. Tak lama wendy keluar dari kamarnya diikuti kedua pelayan istana, gadis song itu nampak begitu cantik dalam balutan hanbok berwarna pink putih, ditambah dengan hiasan indah dirambutnya.

Nyonya song tak bisa menyembunyikan rasa harunya melihat sang putri yang sebentar lagi akan meninggalkannya, sementara tuan song tengah berusaha mati-matian menahan laju air matanya.

Princess Hours (WENGA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang