12

1K 103 7
                                    

Wendy tidak bisa menahan rasa takjubnya, saat menginjakkan kaki di diistana Myong Qastlee, yang sangat elegan dan mewah, ia sedikit bersyukur karna bisa melihat istana itu secara langsung, yah walaupun undangan ini terpaksa menurutnya, tapi, terlepas dari itu semua, ia benar-benar mengagumi setiap struktur bangunan kerajaan itu.

“nona wendy” sebuah suara mengejutkan dirinya yang sedang asik melihat ukiran disalah satu patung, dengan sedikit rasa gugup wendy membalikkan badan menghadap sang pemanggilnya tadi.

“ah, kau sangat cantik” puji orang tersebut, saat sudah berada di hadapannya. “ehm, perkenalkan saya taeyeon, ketua pelayan kerajaan” ujar perempuan berambut coklat itu sembari mengulurkan tangannya.

“wendy” timpal wendy canggung, sambil membalas uluran tersebut.

“tidak perlu canggung,-- mari,-- ratu yoo sudah menunggumu” ucap taeyeon pelan.

Wendy menghembuskan nafasnya perlahan, kepalanya tiba-tiba pusing memikirkan hal apa yang harus dikatakannya kepada ratu yoo. Ia belum menyiapkan apapun, jangan kan yang lain, penampilannya saja mungkin cukup berantakan, dengan seragam sekolah yang masih melekat ditubuhnya.

Taeyeon hanya tersenyum, melihat gadis dihadapannya itu masih berdiam ditempatnya, sembari berusaha merapikan seragam dan rambutnya.

“kau sudah rapi wendy-ssi” ucap taeyeon sambil melangkah mendekati gadis itu yang terlihat salah tingkah.

“ayo--, tidak perlu takut, ratu yoo sangat baik” sambung taeyeon lagi berusaha membuat wendy lebih tenang.

Wendy hanya tersenyum kecil, lalu melangkah menyusul taeyeon yang sudah berada lima langkah di didepannya.

~~~~

“yang mulia” panggil taeyeon pelan, membuat ratu yoo yang sedang asik melihat pemandangan menoleh kearahnya. Lalu duduk dikursi yang sudah tersedia dua cangkir teh diatas mejanya.

Ratu yoo sedikit tersenyum kearah taeyeon lalu mengisyaratkan kepadanya untuk pergi. Taeyeon yang mengerti langsung membungkukkan badannya, ia menepuk pundak wendy pelan sebelum melangkah meninggalkan tempat itu.

“duduklah, wendy-ssi” ucap ratu yoo sembari tersenyum kearah calon menantunya itu.

Wendy hanya mengangguk, lalu mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan ratu yoo.

“bagaimana kabarmu?” tanya ratu yoo sembari memberikan cangkir teh kearah wendy.

“ba....baik yang mulia” timpal wendy gugup, ia berusaha menenangkan degupan jantungnya karna terlalu takut, pasalnya, dirinya tidak pernah menyangka akan bertatap muka secara langsung dengan ratu yang paling di hormati di negaranya ini.

Ratu yoo hanya tersenyum mendengar ucapan wendy,  ia lalu mengambil teh dan meminumnya.

“kau tau mengapa kau di panggil keistana wendy-ssi?” tanya ratu yoo sembari menatap gadis dihadapannya itu.

Wendy hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban, lidahnya terasa kelu untuk berbicara. Ditambah jari-jarinya mulai berkeringat akibat terlalu gugup berhadapan dengan ratu cantik itu.

“baguslah jika kau tau, ada yang ingin kutanyakan padamu” ratu yoo menghembuskan nafasnya pelan, sebelum melanjutkan ucapanya.---“apa kau mencintai putraku?”

Wendy bersusah payah menelan salivanya mendengar pertanyaan yang dilontarkan ratu yoo, ia bingung harus menjawab apa, pasalnya ia tidak mencintai pangeran suga, lagian ia kesini ingin bernegoisasi mengenai perjodohan itu, dirinya ingin meminta agar ratu yoo membatalkan perjodohan itu, takutnya jika ia yang membatalkannya, ratu yoo akan merasa tersinggung.

Princess Hours (WENGA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang