8

1K 107 11
                                    

"aku pulang" ucap wendy sambil memakai sandal rumahnya, ia berjalan gontai menuju dapur lalu mengambil air didalam kulkas dan meminumnya.

Saat hendak melangkah menuju kamarnya, ia tak sengaja melihat kotak berbentuk bulat dan berwarna silver diatas meja makan, dengan rasa sedikit penasaran wendy membuka kotak tersebut.

"omo!, yepuda!, apakah eomma membelikan kalung ini untukku" pekik wendy sambil tersenyum senang, dengan langkah semangat ia berlari menuju kamar orangtuanya.

"eomma" panggil wendy sambil mengedor pintu kamar dihadapannya, merasa tidak ada jawaban wendy mengedor pintu kamar itu dengan tidak sabaran.

"aish, eomma dan appa kemana sih" rutuk wendy sembari memijat tangan kanannya yang mulai sakit akibat terlalu keras mengedor pintu kamar orangtuanya itu.

Ia lalu duduk di diruang tamu sambil meneliti kalung yang masih depegangnya itu,  'aneh sepertinya aku pernah melihat kalung ini, tapi dimana ya'  pikir wendy  tanpa mengalihkan pandangannya dari kalung tersebut.

"yah babi!, aku tau kau sangat membutuhkan mesin jahit, tapi tidak dengan cara mencuri kalung berharga milik eomma!" teriak jaemin yang baru memasuki rumahnya, saat melihat kakaknya itu tidak berkedip melihat kalung yang digalinya beberapa hari yang lalu.

Wendy menatap tajam kearah jaemin, ia lalu bangkit dari kursinya dan berjalan kearah adiknya itu.

"aigo, uri jaemin ternyata sangat bijak"  puji wendy pura-pura  tersenyum kearah adiknya itu.

"iyalah, kau saja yang baru menyadarinya, bukan hanya bijak aku juga sangat tampan" bangga jaemin sambil bergaya merapikan rambutnya.

"jinjja?!, mian jaemin-ah, noona mu ini tidak menyadarinya selama ini"

"aish!, aku sangat jijik melihat aegyomu itu, minggir aku mau kekamarku" ujar jaemin sembari mengusir wendy dengan tangannya, namun baru selangkah dari hadapan kakaknya itu, wendy  sudah menarik tasnya dan menjewer telinga kirinya.

"aduhhh sakittt, yah babi!, kau bisa merusak telingaku, aish,, sakit cepat lepaskan" rutuk jaemin sambil menahan rasa sakit ditelinganya.

"kau!, inilah hukuman untukmu, karena memanggilku babi!, aku tidak akan melepaskannya sebelum kau meminta maaf" ujar wendy sembari menguatkan jewerannya membuat wajah jaemin memerah karena menahan sakit.

"yah!, ini sangat sakit, kubilang cepat lepaskan!"

"minta maaf dulu, baru noona lepaskan"

"aish!, arraso.................."

"mianhae noona, aku janji tidak akan memanggilmu babi lagi"

"janji"

"iya, aku janji, cepat lepaskan telingaku terasa panas"

Wendy langsung melepaskan jewerannya, lalu mengusap telinga adiknya itu, "noona juga minta maaf karena telah menjewermu" sesal wendy yang hanya dibalas anggukan oleh adiknya itu.

Jaemin lalu berjalan menuju kamarnya sambil mengusap-ngusap telinganya, saat hendak membuka pintu ia berbalik sebentar menghadap kakaknya itu. "yah! Aku tidak akan berhenti memanggilmu babi, selagi kau tidak mau bertukar kamar denganku!" teriak jaemin lalu masuk kedalam kamarnya dan menguncinya, takut kalau kakaknya itu akan menyusul dan menjewernya lagi.

"yah!, keluar kau!, lihat saja aku akan menjewer kedua telingamu nanti"  ancam wendy kepada jaemin, ia lalu masuk kedalam kamarnya yang berada tepat di depan kamar adiknya itu.

~~~~~

Sudah dua jam lebih suga termenung di vila istana, ia masih memikirkan prihal kembalinya mark yang sangat tiba-tiba itu. 'besok aku harus memastikannya' pikir suga yang hendak berbalik menuju istana, namun ia urungkan saat melihat ratu yoo berjalan kearahnya.

Princess Hours (WENGA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang