5

1.1K 111 4
                                    

"bagaimana ini?!, coba ingat-ingat lagi, dimana kau menyimpan kalung itu?!" rutuk nyonya song kepada suaminya, pasalnya sudah 3 jam mereka mencari keberadaan kalung itu, namun belum juga menemukannya.

"aku juga lupa, seingatku, aku meletakkanya di dalam guci ini" jawab tuan song yang masih sibuk membalikkan guci-guci kecil yang tersusun rapi diatas rak.

"aish, kau ini, jangan-jangan kau gadaikan kepada tuan han?!" selidik nyonya song sembari menatap tajam kearah suaminya.

"tidak, aku tidak pernah memberikannya kepada pria gila itu" jawab tuan song tidak memperdulikan tatapan istrinya.

Pintu rumah tiba-tiba terbuka menampilkan jaemin yang baru pulang sekolah dengan wajah lelahnya.

"eomma, aku pulang" ujarnya lalu melangkah menuju dapur, dapat dilihatnya orangtuanya sedang sibuk mencari sesuatu.

"eomma, apa yang sedang kalian cari?" tanya jaemin lalu mengambil air didalam kulkas dan meneguknya.

"yah jaemin-ah, apakah kau melihat kalung dengan liontin berbentuk bulan yang berwarna biru?" tanya nyonya song lalu duduk dikursi makan.

"oh!, kalung itu!"

"iya! Apakah kau melihatnya" ujar nyonya song semangat saat melihat ekspresi terkejut putranya.

"waktu itukan appa kubur didekat kebun cab.......,"

Suami istri itu sontak berlari menuju kebun mereka tanpa menunggu jaemin menyelesaikan ucapannya.

"bagaimana? Ada?" tanya nyonya song kepada suaminya yang masih sibuk menggali tanah di dekat tumbuhan cabe.

Tuan song mengelengkan kepalanya lesu, saat tidak mendapatkan apa yg dicarinya. Melihat suaminya seperti itu membuat nyonya song menghela nafasnya kasar lalu duduk disebelah suaminya.

"sepertinya harapan kita untuk menjadi besan raja, harus sirna" keluh nyonya song.

Jaemin menghampiri orangtuanya yang sudah seperti gembel duduk diatas tanah, dengan ekspresi wajah yang sedikit lesu.

"ck!, kenapa appa menggali disana?!" ucap jaemin saat melihat bekas galian ayahnya. "sini, kemarikan cangkulnya" tambahnya lalu menerima cangkul yang disodorkan ayahnya.

"kalung ini kan?" tanya jaemin memastikan. Membuat tuan dan nyonya song sontak menoleh kearahnya, lalu berlari menghampirinya.

"omo!, ahh, uri jaemin memang penyelamat keluarga kita" pekik nyonya song senang, ia lantas mencium pipi putranya itu.

"aish,, eomma, aku sudah besar, jadi jangan sembarangan menciumku!" protes jaemin sedikit cemberut.

"waeyo!?, aigo, ternyata putraku begitu menggemaskan" ucap nyonya song sembari mencium pipi jaemin lagi, lalu melangkah masuk kedalam rumahnya sambil membawa kalung berharga itu untuk dibersihkan.

"jaemin-ah, appa bangga padamu, gumawo jaemin-ah" ucap tuan song sembari mengacak rambut putranya lalu melangkah menyusul istrinya.

"dasar!, giliran ada maunya, baru memujiku" rutuk jaemin sembari memetik beberapa cabe untuk dijual ke nyonya park yang tak lain adalah tetangga mereka.

🌙🌙🌙🌙

Seluruh murid Ghyungon art, langsung berhamburan keluar kelas saat mendengar bel pulang berbunyi, tak terkecuali ke lima gadis cantik itu, mereka dengan semangat menuju area parkiran sekolah.

"woy, kita duluan ya!" teriak seulgi dan yeri dari jendela mobil, sementara irene sedang sibuk menyetir, yah ketiga gadis itu tinggal di perumahan elit, berbeda dengan wendy dan joy yang hanya tinggal di perumahan sederhana dan rumah mereka juga berseberangan.

Princess Hours (WENGA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang