9

969 104 7
                                    

Tuan song tergesa-gesa menuju pintu, saat melihat dua mobil kerajaan memasuki kediaamannya. Ia segera keluar dari rumahnya untuk menyambut kedatangan sekretaris choi.

"selamat datang tuan" sambut tuan song ramah, lalu mempersilahkan sekretaris choi memasuki rumahnya.

Sekretaris choi tersenyum melihat penampilan tuan song yang masih memakai celemek memasaknya.

"apakah saya menganggu kegiatan anda tuan?" tanya sekretaris choi sembari duduk di kursi ruang tamu rumah itu.

"ah, tidak sama sekali tuan, kebetulan saya sedang san---" tuan song tidak meneruskan ucapannya saat menyadari celemek yang di pakainya untuk memasak tadi belum dilepasnya, ia lalu buru-buru berlari kedapur untuk melepaskan celemeknya.

"yah, kenapa kau tidak mengatakan tentang celemekku ini" protes tuan song kepada istrinya yang sedang menyiapkan minuman dan beberapa cemilan untuk tamunya itu.

"aku baru mau memberitahumu, tapi kau sudah berlari menuju pintu" timpal nyonya song lalu melangkah menuju ruang tamu.

Nyonya song hanya tersenyum saat melihat sekretaris choi memandangi bingkai-bingkai foto keluarganya yang terpajang di rak dan dinding rumahnya.

"ah, maafkan aku nyonya, karena lancang melihat foto-foto keluargamu" ucap tuan song merasa bersalah saat menyadari kehadiran nyonya song yang sedang memperhatikannya.

Nyonya song hanya tersenyum mendengar ucapan sekretaris choi, ia lalu meletakkan minuman dan cemilin yang dibawanya ke atas meja.

"tidak masalah tuan, jangan merasa bersalah seperti itu" nyonya song menahan tawa saat melihat ekspresi kaku sekretaris kerajaan itu.

"ini minuman dan cemilannya tuan,  maaf kami cuma bisa menyediakan makanan sederhana saja" lanjut nyonya song sambil menuangkan teh kedalam cangkir dan menyodorkannya ke arah sekeretaris choi.

"ini sudah lebih dari cukup nyonya, lagian kue dan teh buatannya nyonya sangat enak" puji Sekretaris choi  sembari meminum teh dihadapannya.

tak lama tuan song muncul dari dapur dan duduk di hadapan sekretaris kerajaan itu.

"apakah kalungnya sudah diambil dari pusat penggadaian tuan?"

"ah, ne, sebentar saya ambilkan" jawab tuan song, lalu berjalan menuju kamarnya.

"anda sudah memberitahu putrimu tentang perjodohan ini nyonya?"

"ya, semalam kami sudah berbicara dengannya"

"apakah dia setuju?"

"sepertinya begitu, dia tidak mengatakan apa-apa" bohong nyonya song, sebenarnya ia dan suaminya belum berbicara mengenai perjodohan ini kepada putrinya itu.

"ini kalungnya tuan" tuan song menyerahkan kotak berbentuk bulat kepada sekretaris choi.

"ah, kalungnya sangat cantik jika disatukan seperti ini" ujar sekretaris choi sambil memperlihatkan kedua kalung yang baru direkatkannya kepada suami istri dihadapannya itu.

"ehm, tuan, nyonya, ratu yoo meminta saya untuk membawa putri kalian keistana besok, apakah kalian mengizinkan?" tanya sekretaris choi sambil bergantian menatap sang pemilik rumah.

Tuan dan nyonya song saling pandang, mereka sangat terkejut mendengar ucapan sekretaris choi itu, pasalnya mereka belum berbicara dengan wendy mengenai prihal perjodohan ini.

"bagaimana tuan dan nyonya?, apakah boleh saya membawa putri kalian keistana besok?" tanya sekretaris choi lagi, saat suami istri itu tak kunjung menjawab pertanyaan tadi.

Princess Hours (WENGA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang