16

851 86 26
                                    

“apakah ini gambar wendy dan jaemin waktu kecil?”

“ahh, emm, ne yang mulia”

“mereka terlihat begitu menggemaskan”

Nyonya song hanya tersenyum mendengar ucapan ratu yoo yang sedang asik meneliti rumahnya, tak lama suaminya datang dengan membawa nampan yang berisi beberapa cemilan dan teh hangat diatasnya.

“ohh, apakah saya menggangu kegiatan anda, yang mulia?” ujar tuan song saat melihat permaisuri kerajaan itu berjalan kearahnya.

“tidak tuan” ratu yoo mendudukkan dirinya dikursi berwarna cokelat dihadapannya. “jadi, apakah anda yang membuat jamuan ini?”

Tuan song hanya tersenyum kecil menanggapi. Lalu mendudukkan diri disamping istrinya. “maaf, jika rasanya tidak sesuai dengan selera anda, yang mulia” ujar tuan song menggaruk tengkuknya gugup.

“jangan berbicara seperti itu tuan, saya justru merasa tergiur melihat cemilan ini” timpal ratu yoo sambil mengambil cangkir tehnya.

"ehm, yang mulia” nyonya song terlihat ragu akan ucapannya.

“ada apa nyonya?, katakan saja, tidak perlu merasa segan seperti itu” ratu yoo meletakkan cangkir tehnya sembari menghadap wanita yang seumuran dengannya itu.

“bukankah anda ingin menanyakan maksud kedatangan saya?”

Nyonya song sedikit tersentak lalu buru-buru menganggukkan kepalanya.

“apakah ini menyangkut kepindahan putri kami?”

Tuan song yang sedang meminum tehnya langsung tersedak begitu mendengar ucapan istrinya. “b–benarkah yang mulia?”

Ratu yoo menghembuskan nafasnya perlahan sebelum menjawab pertanyaan kedua pemilik marga song itu.

“begini, tuan, nyonya” ratu yoo mengubah posisi duduknya menjadi tegak. “kami sudah mengadakan rapat dengan internal kerajaan, dan sudah memutuskan tanggal pernikahan untuk pangeran suga dan putri wendy, pernikahan mereka akan dilaksanakan bulan depan, oleh karena itu mulai sekarang putri wendy akan belajar banyak hal tentang kerajaan” jelas ratu yoo tanpa melepas senyuman lembutnya.

Kedua suami istri itu hanya bisa terdiam saling pandang, sedetik kemudian serempak menoleh kearah ratu yoo meminta penjelasan lebih, namun sang ratu hanya mengedikkan bahunya sambil sibuk mencicipi kue-kue yang ada dihadapannya itu.

•••

Jisoo meregangkan otot badannya begitu menyelesaikan tugas melukisnya, ia hendak beranjak menuju kantin menyusul ketiga sahabatnya yang sudah lebih dulu berada disana. Namun diurungkannya saat melihat wendy sedang termenung menatap kosong lukisan didepannya.

Dengan dahi mengerut ia menghampiri gadis song itu lalu menepuknya begitu sampai, membuat gadis berkulit putih itu refleks mengercapkan matanya.

“upss, mian, aku tidak sengaja” canda jisoo sambil menarik kursi disampingnya. “wae?, kau sedang ada masalah?, akhir-akhir ini ku perhatikan kau sering sekali melamun” sambung jisoo mendudukkan dirinya. “sekarang ceritakanlah padaku”

Wendy hanya terkekeh kecil mendengarnya. “aigo, kau cerewet sekali, jisoo-ya” wendy mengangkat bibirnya tersenyum. “tapi, maaf, aku belum bisa menceritakan masalahku sekarang” sambung wendy sedikit menyesal. Membuat jisoo sontak menepuk bahunya pelan.

“gwenchana, aku paham, kau mungkin butuh waktukan?” wendy hanya mengangguk kecil menimpali ucapan gadis kim itu.

“cahh, lebih baik sekarang kau ikut aku kekantin, aku tidak ingin melihatmu termenung lagi” jisoo berdiri dari kursinya. “setidaknya makanan bisa membantumu melupakan masalah 'itu' sejenak” ujarnya sambil menarik tangan wendy untuk mengikutinya.

Princess Hours (WENGA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang