13

1.3K 110 15
                                    

Tuan dan nyonya song langsung berlari menuju pintu begitu mendengar deru mesin mobil memasuki halaman rumah mereka, suami istri itu terlihat tidak sabar menanti pelayan membukakkan pintu mobil untuk putri mereka.

"appa, eomma, apa yang kalian lakukan diluar?" bingung wendy sesaat setelah keluar dari mobil kerajaan itu.

"aish kau ini, tentu saja kami menunggumu" timpal nyonya song sembari menarik tangan putrinya lalu masuk ke dalam rumah mereka. Ia bahkan melupakan sekretaris choi yang masih berada disana.

Tuan song hanya tersenyum kikuk kearah sekretaris choi, saat istri dan anaknya sudah masuk ke dalam rumah, ia merasa tidak enak hati atas perbuatan istrinya itu.

"maafkan atas ketidaksopanan istri dan anak saya, tuan" ujar tuan song kepada sekretaris choi yang masih berdiri di depan mobil dengan dua pelayan di sampingnya.

"tidak masalah tuan, saya tahu mungkin nyonya song mengkhawatirkan nona wendy" timpal sekretaris choi sambil tersenyum.

Tuan song hanya tersenyum menanggapi ucapan sekretaris kerajaan itu, ia hendak mempersilahkan ketiga tamunya memasuki rumahnya, namun sekretaris choi langsung menolaknya.

"lain kali saja tuan, saya ada urusan penting dengan beberapa menteri kerajaan" tolak sekretaris choi sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

"ahh baiklah tuan, sekali lagi terima kasih tuan" timpal tuan song sembari membungkukkan badannya yang langsung di balas senyuman ramah oleh sekretaris choi.

"kalau begitu kami permisi tuan" pamit sekretaris choi lalu masuk kedalam mobil kerajaan meninggalkan halaman rumah sederhana keluarga song.

~~~~

Wendy menghempaskan badannya diatas kasur, ia terlalu lelah untuk membersihkan tubuhnya, mungkin istirahat sebentar bisa membuat badan dan pikirannya segar kembali.

Baru memejamkan matanya beberapa detik, ia sudah mendengar suara teriakan adiknya diiringi gedoran dipintu kamarnya, dengan sangat terpaksa iapun beranjak dari kasur kesayangannya itu.

"wae?!" tanya wendy sedikit menyembulkan kepalanya dipintu.

"ck kau ini!, lihatlah tanganku sudah merah gara-gara mengedor pintu kamarmu ini" ketus jaemin sambil menunjukkan tangannya yang sedikit memerah.

Wendy hanya memutar bola matanya malas menanggapi ucapan adiknya itu. --- "ck!, cepat katakan, aku sangat mengantuk" timpal wendy pura-pura menguap.

"eomma dan appa sudah menunggumu di meja makan, jadi kau cepatlah kesana, karna aku sudah lapar" koar jaemin lalu pergi menuju dapur.

Wendy langsung mencuci mukanya dan mengganti pakaiannya, kemudian pergi menyusul adiknya.

"kenapa lama sekali!" kesal jaemin begitu melihat kakaknya berjalan menuju meja makan.

Wendy tidak menanggapi ucapan jaemin, ia terlalu malas meladeni adiknya itu.

Nyonya song langsung menyodorkan mangkuk yang berisi nasi ke arah kedua anaknya itu. Membuat dua manusia itu atau lebih tepatnya putra nya langsung berhenti mengomel dan melahap makanannya dengan rakus.

~~~~

Tok...tok..tok

Wendy segera memejamkan matanya saat mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya, ia terlalu malas untuk berurusan dengan kedua orangtuanya sekarang, mereka pasti ingin menanyakan prihal pertemuannya dengan ratu yoo tadi siang. Dan dirinya tidak ingin membahas hal itu untuk saat ini.

"wendy-ah, kau sudah tidur?" tanya nyonya song sembari membuka sedikit pintu kamar putrinya, ia menghela nafasnya pelan saat melihat putrinya sudah tertidur pulas, ---" maafkan eomma wendy-ah" cicit nyonya song sebelum beranjak dari kamar putrinya itu.

Princess Hours (WENGA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang