12. Terlambat Sekolah

60.2K 2.2K 75
                                    

CHAPTER 12 || DARREL'S

• NEW VERSION •

Selamat Membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca!

****

Hari semakin gelap, sebentar lagi malam akan tiba, Darrel tidak  kunjung pulang sejak pulang sekolah tadi. Padahal Bilqis sudah menyiapkan makanan untuk mereka makan malam nanti. Darrel juga susah di hubungi membuat Bilqis khawatir.

Bilqis menghembuskan nafas kasar, ia menutup makanan di meja makan yang sudah dingin. Lalu ia beranjak menuju ruang tengah dan duduk disana sambil menonton TV. Hari semakin malam, sudah pukul sembilan Malam Darrel tidak kunjung datang, membuat Bilqis semakin khawatir. Sedari tadi Bilqis terus mondar mandir di depan pintu menunggu Darrel pulang.

Beberapa menit kemudian pintu apartemen di ketuk, dengan gerakan cepat Bilqis langsung membukanya. Ia kaget ketika melihat keadaan Darrel sekarang. Rambut yang acak acakan, wajah yang penuh lebam serta baju yang lusuh.

"Yaampun Darrel! Lo kenapa?!" tanya Bilqis panik. Bilqis langsung membawa Darrel masuk kedalam.

"Lo berantem ya?" tanyanya lagi.

"Iya." jawab Darrel, ia mendudukan badannya di sofa

"Ngapain sih nggak ada kerjaan banget lo berantem." omel Bilqis.

"Udah deh gausah ngomel, mending bantuin obatin luka gue." ucap Darrel.

"Gue nggak ngomel gimana? Kalo Mama tau dia bisa marah." jawab Bilqis.

"Bilang aja lo khawatir sama gue."

"Apaan sih lo, udah diem gue mau bawa es batu sama kalin dulu." Bilqis beranjak pergi menuju dapur, sedangkan Darrel terkehkeh melihat Bilqis yang berlaga tidak peduli padahal dalam hatinya dia khawatir.

"Berantem sama siapa sih lo?" tanya Bilqis, ia mulai mengobati luka lebam di wajah Darrel dengan es batu yang di balut kain.

"Sama siapa lagi kalo bukan si Daniel." jawab Darrel.

"Ngapain sih lo ngeladenin orang gila kayak dia? Kalo lo terus ladenin dia yang ada dia seneng terus mancing mancing lo terus biar emosi."

"Orang dia yang mulai duluan, masa gue harus diem dia nyerang gue. Harga diri gue mau di simpan dimana sebagai ketua angkatan terkeren di SMA Cendana."

"Sok keren lo!" cibir Bilqis.

"Lo kenapa khawatir banget sama gue?" tanya Darrel.

"Lo lupa sekarang lo suami gue? Ya udah seharusnya gue sebagai istri khawatir sama lo." jawab Bilqis.

"Tapi bukan berarti gue cinta ya sama lo." ucapnya lagi.

Darrel diam tidak menjawab, ia terus memperhatikan Bilqis di depannya yang dengan telaten mengobati luka lebam di wajahnya. Jarak mereka sangat dekat, dan di jarak yang sedekat ini Darrel baru menyadari Bilqis lebih cantik jika rambutnya di gerai tanpa di ikat.

DARREL'S  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang