Dimana waktu juga menyadar kan kita bahwa perjalanan pun pasti akan ada waktu istirahat nya.
__Nissyarahim__
"gue antar balik ya"
Jingga berpura pura Tidak melihat dan berpura pura juga mencari asal suara yang bersamaan dengan deruman motor yang terdengar olehnya. Ia melihat ke kanan kiri depan dan belakang.
kata-kata Nafhesa padanya siang tadi membuatnya langsung terdiam dan terpikirkan. "Tingkah lo berlebihan Ngga, jadi kesannya lo caper." itu yg dikatakan Nafhesa. mungkin memang menyakitkan tapi nyata.
"kenapa sih ni orang" kernyit Jingga menggumam. Membuat kekehan kecil dari pria yang mengajaknya pulang.
Jingga tau kalau Bagas ada disamping nya bersama motor ninjanya yang berwarna hitam pekat mengkilat. Pria itu sudah turun dari mator, memilih menggerek motor untuk menyamai Jingga.
Bagas menyamai langkah jingga yang biasa, tidak cepat namun juga tidak terlalu lambat
"gak usah ngelawak, gue antarin lo pulang sekarang, ayo cepetan naik! "
"Dih, siapa sih? ngajakin anak gadis orang, SKSD banget"
"lo mau naik atau gue ikutin terus kemana pun lo pergi nih" gertak Bagas sedikit merayu.
"aku-enggak-takut." jingga menekan kan setiap katanya dan jalan lebih meninggalkan Bagas di belakang bersama motornya.
Bagas hanya tersenyum kecil menanggapi sembari mengikuti jingga dari belakang dan jingga semakin mempercepat jalannya.
Bagas kembali menyamai langkah jingga "gue cuman mau minta maaf kok, ayolah gue antarin"
Jingga mendorong motor Bagas membuat motor itu tumbang ke samping. Sampai kaki dan betis Bagas terhimpit. Kaca spion motornya pecah berserakan.
Orang orang di sana berlari membantu Bagas. Awalnya jingga enggan untuk membantu Bagas namun karna melihat ekspresi Bagas yang meringis kesakitan timbul prasaan bersalah nya.
"Wah gila beneran nih cewe" gumam Bagas ketika jingga membantunya berdiri.
"seharusnya lo tuh berterima kasih karena mau gue bantuin"
"Terima kasih apaan. Lo yang bikin gue jatuh terus motor gue rusak, tadi gitar sekarang motor"
"habisnya lo dari tadi ganggu pikiran gue terus "
"Masya Allah tabarakallah, jadi lo bikin gue gini cuma karna masalah pikiran lo yang gak penting itu"
Jingga memberengut kesal menggandeng lengan Bagas membantu nya berjalan menuju pondok tempat rumah makan padang salahh satu milik warga.
"ini nak di minum dulu air nya" tawar ibu pemilik rumah makan.
"iya bu terima kasih" jawab Bagas tersenyum ramah.
"lo harus tanggung jawab" tuntut Bagas.
" Gak mau"
"aku gak salah!"
"gue lapor polisi lo dalam pasal mencelakakan gue dengan di sengaja dan di rencanakan "
"dihh apaan, gak bisa gitu dong"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaskara (Tamat)
Подростковая литератураCerita Ke-dua Ketika matahari 🌞 dengan angkuh nya memberi panas kini tenggelam menyisakan senja ⛱ yang memunculkan sebuah cerita yang dilukis tanpa alat tanpa kanvas. " Bagaskara senja " Sebuah cerita tentang gadis remaja yang yang melukiskan cer...