lo tau kenapa lo pergi tapi langit masih ada? Itu karna lo bukan langit, lo hanya jiwa nya bukan raga nya
__Nissyarahim__
" belok kanan trus berhenti di depan gedung biru ya kar! " intruksi jingga ketika mereka akan segera sampai.
" hm "
Mereka sampa di tempat tujuan. Tempat yang mereka tuju sangat lah sepi dan mengerikan. Tak banyak orang yang tinggal di sini. Tak banyak pula orang yang berlalu lalang disana.
Kara mulai merinding mengusap usap bulu kuduk nya agar turun tidak berdiri karna merinding.
" udah gak usah takut!! " tenang jingga pada kara yang tampak ke takutan.
" kita dimana sih ngga? "
" di desa yang dekat pedalaman nya " jawab jingga enteng memasuki sebuah hutan yang tidak terlalu lebat. Di balik hutan itu ada sebuah desa kecil yang sedikit kumuh karna tidak di jaga kebersihan nya.
" Atma tinggal di sini? " tanya kara masih merasa risih dengan ranting ranting yang menyentuh dan menyenggol nya.
" iya " jawab jingga tersenyum ramah.
" udah lama gue gak ke sini " gumam jingga merentang kan tangan nya sambil menghirup udara yang tidak sehat tapi untung lah ada bulu bulu hidung yang menyaring udara kotor itu.
" emang lo udah berapa lama gak nemuin dia? Pasti dia kesepian banget tuh? Dia tinggal sama siapa disini? Dia dari keluarga yang gak mampu ya? Lo kenapa gak nemuin dia lagi? Apa karna dia pernah di operasi di singapura karna sakit trus lo gak mao?____ "
" apaan sih kar? Gaje tau, unfaedahh banget pertanyaan lo kayak rel kereta api yang gak berenti berenti " kesal jingga menghentikan pertanyaan pertanyaan kara yang tidak ada akhir dan jeda nya sedikit pun.
" gue kan cuma nanyak kali ngga " rungut kara.
" ya lo nanyak kayak detektif aja, bingung gue sama lo "
" prasaan dari tadi gue gak liat Atma ngga? " kara melihat dan mencari cari sosok Atma namun tak ada orang yang pas dengan Atma yang yang ada di bayangan nya.
" dia ada di dalam situ! " tunjuk jingga.
Kara melihat plang tempat yang di tunjuk jingga. Kening nya berkerut ketika membaca plang nama itu.
TPU LIMAU PURUT
(TEMPAT PEMAKAMAN UMUM)
" Atma lagi ziarah ya? " tanya kara masih bingung kenapa jingga mengatakan Atma ada di dalam. Kalau orang ada di dalam tempat pemakaman sudah pasti orang itu ziarah atau memang ia tinggal di situ sebagai penjaga TPU.Jingga hanya tersenyum menaggapi. Bagi nya tersenyum adalah jawaban yang mudah di mengerti tanpa harus mengeluar kan energi untuk berbicara.
" mang, kembang nya satu ya " sahut jingga membeli bunga kembang pada pria yang sudah berumur di dekat samping gerbang pemakaman itu.
" ini neng, 5000 aja " mamang itu menyodor kan kembang nya dan di sambut cepat oleh jingga.
" makasih mang "
" ha' a neng " ramah mamang.
Jingga berjalan sangat hati hati takut pijakan kaki nya menginjak kuburan yang bisa mengganggu ketenangan kuburan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaskara (Tamat)
Teen FictionCerita Ke-dua Ketika matahari 🌞 dengan angkuh nya memberi panas kini tenggelam menyisakan senja ⛱ yang memunculkan sebuah cerita yang dilukis tanpa alat tanpa kanvas. " Bagaskara senja " Sebuah cerita tentang gadis remaja yang yang melukiskan cer...