31. modus ( modal dusta)

99 8 0
                                    

" test test 123 test cek cek 456 ". Rian mencoba microphon untuk pengumuman.

" Bego " sela kara berkomentar. Ia sedang menandatangani dan mengecek laporan keuangan. Mendengar selaan kara tersebut Rian menatap kara lama, matanya sengaja disinis kan, seperti seorang kucing yang menatap dendam pada manusia.

" Apa? " Tanya kara tanpa menoleh. Dia tau bahwa Rian menatap kesal padanya.

" Siapa yang lo bilangin bego? " Tanya Rian kesal, masih menatap kara.

" Ente " jawab kara enteng, dia masih sibuk dengan urusan nya.

" Emang gue ngapain sampe lo bilang gue bego " tanya Rian lagi. Dia masih kesal dengan ucapan kara.

" Mana ada orang cek microphon ada cek cek 456 nya, yang ada cuma 123, kan bego namanya " jelas kara memberitahu. Rian kembali menatap kesal kara, lalu meletakkan microphon sedikit di bentak. Ia marah pada kara, Kara yang melihat itu berubah heran. Sungguh pria ini tidak peka.

" Yan, mau kemana? " tanya kara ketika Rian sudah di luar pintu. Rian menoleh lalu mendeling kesal, dia tidak menjawab pertanyaan kara, karna tidak di jawab kara terpaksa harus berdiri mengejar sobat karib nya itu, jika tidak, tak ada yang akan membantu nya mengurus pengumuman.

" Yaannn, hayolah, gak usah kaya cewe deh pake marah marah segala, gue cuma becanda kok tadii " bujuk kara masih berjalan di belakang Rian mengejar nya. Rian hanya diam saja tanpa menjawab satu patah kata pun, dia terus berjalan.

" Aa' ian gantenggg tungguin eneng ara atuh a' " canda kara, seperti seorang cewe ( bencong)yang sedang mengejar kekasihnya.

" Gue geli kar, gak usah gitu lo, jijik anjir " protes Rian melarang.

" Kak kara cucok deh " komentar salah satu siswi kelas 10 bersama teman nya yang melewati jalan yang sama. Rian menahan tawa mendengar komentar adik kelas nya itu.

" Diam lo!! Anak kecil gak usah ikut campur " bentak kara kesal, dia menggertak kedua adik kelas itu agar cepat pergi.

" Yan " panggil kara, meminta kepastian, apakah dia sudah memaafkan nya.

" Iyaa Eneng ara " balas Rian menirukan gaya kara tadi.

" Eh anjir, lo bilang gak suka bitch " balas kara. Sekarang dia yang protes. Rian tertawa lalu merangkul bahu kara mengajak nya kembali ke ruang pengumuman untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai.

" Kalian dari mana aja sih? Bentar lagi pulang, tapi kalian masih beleha leha juga, cepetan di umumim untuk ngumpul nanti di lapangan sebelum pulang " berang Annette wakil ketua OSIS angkatan kara, atau bisa dibilang patner Kara. Dia memang cukup tegas, disiplin, tidak suka bertele tele, dan pintar, satu lagi, dia sangat garang.

" Iya Hitler " jawab Rian malas bercampur kesal.

Hitler bernama panjang Adolf Hitler adalah seorang pria Austria, ia adalah presiden terkejam di sepanjang sejarah dan pemimpin Nazi Jerman. Kenapa Annette di ledek Hitler karna sifatnya selalu di sama sama kan dengan Adolf Hitler.

Rian kembali mengambil microphon.
" Pengumuman, untuk siswa siswi kelas 10 dan 11 jangan pulang dulu karena akan ada pengumuman yang akan di sampaikan oleh wakil kepala sekolah WAKA, kumpul nya di lapangan sekian dan terima kasih!! ". Rian menutup microphon setelah memberi pengumumam.

Setelah semua selesai, mereka keluar membantu Waka mengumumkan pengumuman.

" Rame juga ya siswanya kalo di liat liat dari sini ". celetuk Rian ketika mereka sudah di luar pintu. Kara dan Annette malas untuk menanggapi pertanyaan yang menurut mereka unfaedah.

" Eh eh semua dengar sini dulu! " Waka memukul mukul penggaris panjang ke podium agar bisa menarik perhatian para siswa.

" ini pengumuman penting, kalian mau dengarkan atau tidak? ". ujar ibu Waka masih berusaha mencoba menenangkan siswa siswi yang ingin cepat cepat pulang. Matahari sore masih terik jadi wajar jika kesulitan menenangkan siswa siswi yang seperti cacing kepanasan.

" HEI!! DIAM DULU!! " Berang ibu Waka tegas, memukul penggaris abadinya di podium tempat berdiri pembina upacara. Syukurlah mereka bisa diam. Dasar anak sekolahan, harus dikeras kan dulu baru bisa diam.

" Jadi, sekolah akan mengadakan study tour ke Bandung, masih rencana tapi, jika tidak jadi ke Bandung maka akan di ganti ke Yogyakarta, semua siswa wajib ikut, bagi yang benar benar tidak di izinkan oleh pihak keluarga, anak bisa memberi tau pada ketua OSIS tahun lalu yaitu kak Bagaskara, satu lagi, besok yang ikut daftarkan diri ke kak Bagaskara ya, Oya untuk biaya makan itu di tanggung sekolah, dan untuk biaya tiket dan tambahan biaya untuk penginapan di tanggung diri sendiri, dan itu sudah di jumlah kan, total nya senilai Rp 1.300.000, 00 , terakhir pembayaran Minggu depan Minggu depan nya lagi. PAHAM gak!! ". Umum ibu Waka. Para siswa siswi menyahut paham dengan dibuat buat seperti mencomooh kan. Setelah pengumuman selesai ibu Waka kembali ke ruangan nya.

" Sekarang kalian boleh pulang ". Intruksi Yusti mewakili ketua OSIS dan Waka.

" Huuuuu " sorak mereka semua saat di bubar kan. Sudah kebiasaan mereka seperti itu jika waktu pulang mereka di ambil sedikit.

®®®

" Kak kara " panggil Yusti ketika kara di parkiran hendak pulang bersama motor ninja nya.

" Iya ada apa? " Jawab kara datar, tanpa ekspresi.

" Hemm .... Ak ikut nebeng ya kak, soalnya motor aku di bengkel, papa juga belum jemput trus anak OSIS lainya juga gak ada yang mau antar, Oya duit aku juga Udah abis buat naik angkutan umum " modus Yusti beralasan agar bisa ikut pulang bersama sang pujaan hati. dia sengaja menyebutkan semua alasan karna ia tau bahwa kara memiliki banyak alasan untuk menolak nya.

Kara tampak berfikir sejenak sembari melihat lihat keseliling berharap bisa mendapatkan ide untuk menolong sekretaris junior nya ini. Ia tidak tau bahwa sekretaris junior nya ini hanya beralasan saja.

" Yannn yaan riann " panggil kara sembari melambaikan tangan kedepan menghentikan motor Rian ketika melewati nya. Karna panggilan itu Rian terpaksa berhenti mendadak.

" Kenapa kar? " tanya Rian membuka kaca helm nya.

" Tolong lo antarin Yusti ya, dia gak ada yang jemput, kasian, sekolah juga udah sepi " pinta kara sekaligus menjelaskan. Yusti yang mendengar itu, wajah nya berubah merah marah. dia sangat kesal, alasannya tidak berhasil.

" Oh maaf man gue gak bisa, soalnya mau jemput ayang beb dulu di sekolah nya, udah di teror nya gue dari tadi minta jemput " tolak Rian, lalu melanjutkan perjalanan menuju sang kekasih tanpa mendengar balasan kara selanjutnya. Yusti berteriak gemas dan senang dalam hatinya. dan kara justru mengacak ngacak rambut nya bingung.
" Ah gue tau " batin nya tersenyum.

Kara mengeluarkan uang 5000 dari saku celananya lalu memberikan pada Yusti. Ekspresi Yusti berubah bingung karna kara menyodorkan uang 5000 padanya.

" Apa ini kak? " tanya bingung.

" Inii!! ambil!! " tegas kara karna sudah cukup lama tangannya menggantung menyodorkan tapi belum di ambil juga.

" ii iya tapi untuk apa kak? " tanya Yusti lagi mengambil duit tersebut ragu ragu, raut wajah nya masih terlihat bingung. Setelah Yusti mengambil duit tersebut kara memakai helm nya, dan menstarter motornya.

" Itu buat naik angkutan umum, gue pulang dulu ya, bye! Hati hati di jalan " ujar kara lalu menjalankan motor nya, melaju meninggalkan Yusti yang berubah sangat marah serta kesal, dan tentunya dia merasa tersakiti hatinya karna di suruh naik angkutan umum.








Salam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang