21. Bingung

90 9 0
                                    

Kara berkali kali mengacak rambut nya depresi dengan apa yang terjadi pada jingga dan Nafhesa kemarin Minggu. Dan kini Nafhesa tengah mengintimidasi nya.

" Gue gak nyangka kalo Lo bakal ngingkarin janji Lo kar "

" Gue gak ngingkarin Nafh " bela kara.

" Kalo Lo gak ngingkarin trus apa? Lo udah janji kar, tapi Lo nglanggar nya kar ". titik bening air mata telah meluncur membasahi pipi Nafhesa.

" Maaf Nafh " lirih kara memeluk tubuh nafhesa erat. Berharap kesedihan gadis itu dapat berkurang.

Nafhesa melepas pelukan kara kasar, mendorong nya hingga kara terdorong ke belakang.

" Janji Lo itu hanya sebuah pembacotan kar, mending Lo gak usah janji dari awal kalo akhirnya Lo bakal ngelanggar nya juga, gak usah ngomong kalo Lo gak bisa ngelakuin nya, gak usah janji kalo lo gak bisa nepatin nya kar "

" Maafin gue Nafh, gue salah, tapi gue gak tau kalo akhirnya bakal begini  " kara benar benar tidak tau apa yang harus di lakukan nya.

" Lo tau kan gue dari dulu gak pernah setuju dengan amanah lion sama lo, Lo tau kan gue orang yang paling kuat nentang nya kan? Lo tau kenapa? Itu karna gue takut kar, ini yang gue takuti kar ini, gue takut gue bakal kehilangan Lo kar, dan itu terjadi, apa yang gue takuti itu terjadi kar " tangis nafhesa histeris. Hatinya benar-benar hancur.

" Harapan gue udah ancur Kar, percuma gue nungguin lo selama ini kalo akhirnya gue cuma dapat ampasnya doang. Asal Lo tau kar, gue nahan cemburu selama ini, gue cemburu dengan perlakuan Lo sama jingga, waktu Lo untuk gue juga berkurang gara gara dia " Nafhesa memeluk kara. Mungkin tadi dia mendorong nya tapi kini dia meminta nya. Dia memeluk kara sangat erat.

" Kayak nya Lo butuh ketenangan Nafh, dan gue juga butuh ketenangan, gue pamit dulu " pamit kara memeluk Nafhesa sekali lagi lalu mengecup lembut kening nya.

Pelan pelan kara membantu Nafhesa menidur kan tubuh nya untuk istirahat. Sudah terlalu banyak gadis ini menangis.

" Bagaimana bisa gue bilang ke jingga, kalo emang bisa tapi gimana caranya? Kenapa jadi gini sih? Kalo lion tau dia pasti bakal murka, apa gue harus pertahanin jingga atau apa? Arghh semuanya berantakan! Gue benci ini " batin kara depresi. Dia benar benar bingung dan menyesal.

Kara melangkah kan kaki nya meninggalkan Nafhesa yang sudah sedikit tenang. Dan terlelap.

®®®

" Lo blum tau kan kenapa kara tiba tiba masuk ke hidup Lo? "

" Biar kara yang sendiri aja yang cerita sama Lo "

Kata kata Nafhesa itu terus saja terngiang ngiang di benak nya. Ada apa sebenarnya? Apa tujuan kara masuk ke hidup nya? Itulah yang mengusik pikiran jingga saat ini.

" Gue bakal tanyain sekarang juga sama kara pokoknya " gumam jingga kuat. Dia mengambil ponsel nya lalu mengirim kan pesan pada kara.

Jingga
Kar gue pengen ketemu Lo
Sekarang!

Send

Setelah pesan itu terkirim jingga meletakkan kembali ponsel ke atas nakas, belum dua menit balasan pesan kara masuk ke ponsel nya.

Kara
Gue jemput sekarang
15 menit lagi gue sampe

setelah membaca balasan nya jingga bersiap siap. Dia hanya memakai pakaian seadanya. Kaos oblong warna putih dan jeans panjang serta jaket untuk menutupi lengan nya, karna kaos yang dikenakan nya lengan pendek.

Jingga melihat ke jendela. Motor kara sudah terparkir rapi di halaman. Dengan cepat jingga bergegas berlari ke bawah menemui kara yang juga tengah berjalan menuju pintu utama untuk menemui jingga.

Ketika jingga sampai di bawah jingga menghentikan langkahnya karena senan tengah berbincang serius dengan kara.

Dia lupa menceritakan pada kara bahwa dia punya kakak laki laki bernama senandika ridho petrikor.

Jingga penasaran dengan percakapan mereka tapi apa boleh buat, senan akan marah jika dia menguping atau pun ikut campur urusan nya. Alhasil jingga hanya diam saja di bawah tangga memperhatikan mereka sampai percakapan mereka selese barulah dia kesana menemui kara.

" Jingga " panggil senan tiba tiba. Jantung nya berdetak sangat cepat. Dia takut, entah apa yang di takuti nya. Dag Dig dug,  selama perjalanan jantung nya tak henti henti berdegup.

" Titip adek gue ye, jagain dia, jangan sampe dia nangis, kalo sampe dia pulang pulang nangis Lo orang pertama yang gue temuin " sinis senan, bercampur dengan nada meledek tapi mengancam. Dan itu di tujukan pada kara. Kara hanya mengangguk.

Senan mengacak pucuk kepala jingga ketika jingga pamit.

Jingga berjalan Pelan di belakang kara. Sadar bahwa  jingga masih dibelakang nya kara menghentikan langkahnya lalu menggandeng tangan jingga agar gadis itu tidak ketinggalan. Jingga hanya bisa diam.

" Ayo naik " suruh kara membuyarkan lamunan jingga. Dengan tergesa gesa jingga naik ke atas motor kara.

" Kita mau kemana? " suruh jingga membuka percakapan. Kara hanya diam karena dia sedang mengendarai motor.

" Kar " panggil jingga karna kara tak merespon.

" Refreshing " jawab kara. Hanya satu kata itu yang di keluarkan nya. Dan satu kata itu dapat membuat jingga diam dan paham.

Setelah sampai kara membantu Jingga turun dan menyuruh nya masuk duluan ke dalam kafe Tangerang yang meraka kunjungi.

" Lo yakin gak mau baikan sama Nafhesa? " Tanya kara Ketika mereka sudah duduk nyaman dengan secangkir teh hangat yang akan menemani obrolan mereka.

Jingga tidak menjawab. Mood nya untuk membahas apa yang dikatakan Nafhesa seketika hilang. Dia hilang karena jingga takut. dia takut akan sesuatu. Dia takut harus kehilangan kara.

Jingga meneguk Saliva nya. Berkali kali menormalkan kan pernapasan nya, mencoba menghilangkan kegugupan.






Slalam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang