32. obrolan 2 gadis manusia

90 6 0
                                    

dengan terpaksa Yusti pulang naik angkutan umum (angkot) karena tidak ada cara lain, sebab rencana nya gagal. Ketika dia sampai di rumah, ponsel nya berdering, tertera nama kayi disana, lalu dengan masih perasaan yang marah dan kesal dia menggeser tombol hijau ke atas untuk menerima panggilan.

" Hallo utiiii ku tercinta gimana rencana gue? Pasti berhasil kan? Ya donk pastinya, jelas donk gue emang yang paling cerdik, pasti sekarang Lo lagi nyium nyium foto kak kara trus guling guling di lantai karna terlampau bahagia, gue ben__

" BERISIK!! " Bentak Yusti marah. Si penelepon terdiam. Yusti berjalan marah ke kamar nya, mata nya sudah merah karna marah dan menahan tangis.

" Hai sayang, makan yuk! " Sapa yola ibu Yusti sekaligus mengajak putri nya itu untuk makan, tapi Yusti hanya diam tidak membalas, jangan kan membalas menoleh saja enggan dia, di pikiran nya saat ini adalah kara sudah membuat nya sakit hati, ya walaupun itu perlakuan kecil tapi apalah daya bagi cewe yang sedang menyandang status jomblo begitu menyukai dan tergila gila dengan senior OSIS nya.

Melihat tingkah putri nya itu, Yola hanya bisa menggeleng tidak mengerti dengan sikap Yusti. Untung lah ibunya itu paham dengan prasaan anak nya sekarang jadi tidak perlu di permasalahkan.

" Aayiiiiii .... " Rengek Yusti sembari menangis ketika ia sampai di kamar nya dan menutup pintu. Tangis gadis itu langsung pecah.

" Kenawhy? Gagal ye? Tapi kok nangis? Biasanya kalo gagal pun lo gak nyerah nyerah dan sedikit tidak peduli tapi kok ini nangis? Ouh Lo lagi nangis bahagia ye? Karna kak ketos balas cinta lo " ucap kayi tanpa spasi dan tanpa rem, seperti kereta api, untung tidak didengar oleh orang lain, mungkin jika dengar orang orang akan berfikir bahwa ia sedang nge-rep.

" Udah ngomong nya? Boleh gue ngomong sekarang? " Ketus Yusti, yang tadinya ia menangis kini wajahnya masam karna kesal pada sobat nya.

" Guee mo curhattt .... Ayiiiiii " ucap nya kembali menangis.

" Jadi gini " mulai Yusti, bercerita.

" Etetetet ... bentar bentar, lo mo curhattt di hp ni? Jangannn, pulsa sekarang mahal gak sanggup gue beli, ini Uda sekarat jadi gue otw rumah lu sekarang ya, jangan kemana mana " potong kayi lalu memutuskan sambungan. Yusti menggeram kesal dengan sifat sahabat nya yang satu itu, benar benar tidak mau rugi dan pelit.

Tok tok tok

Yusti menoleh ke arah pintu, walaupun asal ketukan bukan dari luar pintu kamar nya tapi luar pintu utama ia tetap menoleh karna sedang berpikir siapa yang datang, apakah sahabatnya punya sayap ajaib hingga dalam sekejap dia sudah datang, atau dia mempunyai ilmu ghaib. Konyol.

Karna penasaran Yusti keluar dari kamar nya untuk melihat siapa yang datang kerumahnya. Di balik dinding pembatas Yusti mengintipi ibunya sedang berbicara dengan si tamu.

" Utiii ... Utii " panggil Yola tanpa menoleh kan wajahnya dari hadapan tamu.

" Iyaa maa " balas nya berpura pura menyahut agar sang Ibunda tidak mengetahui bahwa dia sedang mencoba menguping dan mengintip.

" Utii ... Ini ada temen kamu datang " panggil Yola lagi karna putri nya tak kunjung datang.

Temen? tuhkan bener si kayi, siapa lagi kalo bukan kayi dan nani temen gue " gumam Yusti lega karna rasa penasaran nya sudah terobati. Yusti melangkah penuh percaya diri menemui sahabatnya.

" Kayiiii " panggilnya dengan nada menyapa ketika sampai, tidak di sangka sangka bahwa gadis itu terdiam ketika sudah melihat tamu tersebut yang ternyata bukanlah kayi.

" K kak jingga? Ada apa kak? " Tanya Yusti ragu dan harap harap cemas, entah apa yang di cemaskan nya, tapi wajahnya seperti takut, malu, gugup, dan rendah.

" Hai Yusti " balas Jingga dengan sapaan. Yah! dia adalah jingga si tamu tersebut.

" Bawa masuk temen nya ti, mama ambilin minum dulu " intruksi Yola, menepuk pelan bahu Yusti, dan Yusti hanya mengangguk kecil seraya berkata. " Ayo masuk kak ". Suaranya lembut dan malu malu, tidak berani ia menatap Kakak kelas nya saat ini, padahal dulu saat jingga dan kara masih pendekatan dia selalu menatap seperti menantang dan tidak suka pada jingga tapi kini tatapan gadis itu selalu tertunduk, semenjak jingga menyandang status pacaran dengan kara dan status mantan dengan kara.

Jika jingga duduk dengan sangat tenang dan terus tersenyum, maka Yusti duduk dengan perasaan yang sangat gelisah dan penuh pertanyaan pertanyaan tentang mau apa jingga datang kerumahnya.

" Eh. Makasih Tante, gak usah repot-repot nte " ucap jingga ketika dua cangkir teh dan camilan datang untuk menemani obrolan jingga dan Yusti. Yola hanya tersenyum membalas ucapan jingga.

" Mama ke dapur dulu ya kalian lanjut aja ngobrol nya " pamit Yola hendak pergi meninggalkan mereka berdua. Jingga tersenyum mengangguk berbarengan dengan Yusti.

" Kakak ada perlu apa ya datang ke rumah aku? " Tanya Yusti membuka percakapan.

" To the point aja ya, kamu suka ya sama kara? " Tanya jingga tenang. Yusti yang tadinya berniat ingin meminum tehnya terpaksa terhenti dan terdiam tanpa bergerak dari posisi mengambil teh. Matanya membelalak kaget.

" Yusti " panggil jingga, karna heran melihat posisi Yusti.

" Eh iya kak? " Balas Yusti seperti orang longor.

" Tadi aku nanya kamu gak denger ya? " Tanya jingga memastikan apakah gadis itu mendengar nya.

" eeh yang mana ya kak? " Balas Yusti takut takut dan gugup.

" Yang kara " jawab jingga memberi clue mencoba mengingat kan. Wajah Yusti berubah merah, gugup, dan gelisah. Ia bingung harus menjawab apa.

" Kaka tau dari mana? " Kini Yusti yanng bertanya.

" Gue tau sendiri "

Yusti mengernyitkan dahinya bingung.

" Tadi gue liat lo sama kara, gue liat dari awal sampe akhir, dan gue juga tau rumah lo karna gue ikutin " jelas jingga setelah melihat raut bingung di wajah Yusti.

" Jadi kakak juga liat aku marah marah gak jelas tadi? "

" Hm "

Yusti menunduk kan kepala nya pasrah. Percuma juga jika dia berbohong karna semuanya sudah terlihat jadi dia terpaksa harus jujur.



Salam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang