Ingat lah satu hal, sesakit apapun kehilangan itu, suatu saat hal itu akan kembali dengan sendirinya
__ Lumut Hijau __
Ini adalah hari kedua study tour, jingga menyiapkan barang barang yang akan di bawa saat nanti, seperti handphone, dompet, headset, charger, buku kecil beserta pena nya, dan beberapa polesan alat make-up.
" widih, udah siap aja lu ngga, gak sabar ketemu sama Aa' kara ya " ledek Rahma yang baru saja selesai mandi.
" Diam lo! Gue pelorotin handuk nya, baru tau rasa " kesal jingga sembari memakai sepatu.
" Yaudah gue ganti baju dulu, jangan kemana mana, tungguin gue ya, awas lo kalo Sampe gue ditinggal! " ujar Rahma sembari pergi ke kamar ganti pakaian.
" Eh jingga udah bangun belum? " tanya Nafhesa saat berselisihan dengan Rahma di kamar ganti.
" Tumbenan banget lo banyak in dia, ada apa? Awas kalo Lo macam macam! " Ketus Rahma tak suka.
" gue nanya baik baik, Lo tinggal jawab baik baik juga kok, gak usah lebay, meleber Kemana mana " balas Nafhesa pula ketus.
Rahma menatap sinis. " dia di sofa " balas Rahma akhirnya. Nafhesa bergegas tanpa memperdulikan ucapan Rahma selanjutnya.
" Cepet banget ma? " tanya jingga tanpa melihat seseorang yang baru saja datang.
" Jingga " panggil Nafhesa lembut.
Jingga terdiam mendengar suara yang tidak terdengar asing oleh nya, lalu menoleh kearah sumber suara, dan ternyata tebakan nya benar.
" Hai " sapa Nafhesa lembut. Rahma tak membalas, ia kembali menyibukkan diri dengan handphone.
Tiba tiba tanpa ada sesuatu yang menghambat, Nafhesa memeluk erat tubuh kecil jingga.
" Maafin gue ngga " tangis Nafhesa, tidak bisa menahan.
" Lo kenapa? " tanya jingga sembari berusaha menolak pelukan Nafhesa yang begitu erat.
" Maaf gue udah lancang meluk lo, tapi gue gak bisa nahan ngga, gue kangen banget sama lo, permusuhan yang gue bikin, itu bener bener nyiksa hidup gue banget, gue udah terbiasa sama lo, gue gak bisa jauh dari lo, walaupun gue udah berusaha ngebenci lo, gue tetep gak bisa ngilangin rasa sayang gue sama lo, sekarang gue sadar, bahwa gue terlalu serakah dan iri sama lo ngga, memang, gue sempet sakit hati dengan kenyataan yang gue denger bahwa kara udah suka sama Lo, gue yakin lo pasti paham, tapi sekarang gue sadar banget bahwa lo itu lebih penting dari semua nya bagi gue, kita udah kayak anak kembar kan " ujar Nafhesa penuh tangis. dengan cepat jingga memeluk Nafhesa.
" Kasih gue kesempatan kedua ngga " lanjut Nafhesa, masih menangis.
" Apa beda sama gue Nafh? gue juga minta maaf ya, jujur gue gak tau itu, lo gak pernah cerita sama gue, lo gak bilang juga sama gue, maafin gue ya Nafh " balas jingga ikut menangis, ia benar benar senang karna sahabat nya sudah kembali padanya.
" Ingat lah satu hal, sesakit apapun kehilangan itu, suatu saat hal itu akan kembali dengan sendirinya " ujar Rahma tiba tiba. Nafhesa menarik lengan Rahma ikut berpelukan.
" Apa kesempatan kedua itu masih ada untuk gue? " tanya kara lirih dan pasrah. Ia berjalan menghampiri tiga remaja tersebut.
Jingga berdiri saat kara tiba di tempat mereka, lalu tanpa ragu jingga berjalan pergi menabrak bahu kara. ia benar benar belum bisa memaafkan kara.
Kara membuang napas pasrah.
" Selamat ya Nafh " ujar kara lalu Berbalik untuk pergi. Nafhesa tak menjawab ia hanya tersenyum, dengan menatap simpati pada kara.
" Ah iya kalian udah di tunggu di lobi, kita akan segera berangkat " lanjut kara pelan dengan nada putus asa.
®®®
Bus pariwisata mulai berangkat. Jingga berdiri dan menoleh ke belakang.
" Gais, karena gue lagi seneng nih sekarang, sebab gue udah baikan dengan Nafhesa, dan gue pengen kaliah minta sama gue satu permintaan maka akan gue kabulin, terserah mau minta apa, tapi jangan yang besar besar ya, yang pas di dompet aja " umum jingga senang. Semua orang dalam bus bertepuk tangan.
" Jingga, gue mau minta Lo traktirin gue makan siomay nanti " pinta salah satu siswa.
" Oke terkabulkan "
" Gue mau minta di beliin jilbab "
" Gue mau lo nyanyi "
" Gue mau lo main gitar "
Bla bla bla bla
Jingga mengabulkan semua permintaan mereka dengan penuh semangat.
" Gue mau maaf dari lo " sela kara sembari menghampiri jingga. Jingga di, menatap sinis pada kara.
" gue gak terima permintaan begitu " ujar Jingga ketus.
" Lo bilang terserah mau minta apa aja, dan itu adalah permintaan gue "
" Gue tarik ucapan gue "
" apa gak bisa di kabulkan? " Lanjut kara. Kini ia sudah berdiri di depan jingga.
" Gue gak bisa " ketus jingga, lalu kembali duduk dengan wajah kesal, sebab mood nya tak lagi ada untuk melanjutkan aktivitas tadi.
" gue cuma minta satu sama lo, dan itu gak akan merugikan siapa pun, baik lo ataupun gue ngga "
" Kata siapa gak ada yang di rugi kan? gue di rugikan dengan itu, gue gak bisa maafin lo, tapi lo maksa, dan itu bikin gu rugi, setelah apa yang lo lakuin dan gue maafin gitu aja, hanya orang bodoh lah yang seperti itu " ketus jingga membara.
" udah jingga maafin aja, kasian " teriak salah satu siswa.
" Maafin "
" Maafin "
" Maaaffiinnn "
Mereka berteriak senang, membujuk.
" Maafin aja "
" Diam! Kalo ada lagi yang teriak gitu, gue loncat sekarang juga di bus ini " berang jingga penuh amarah.
" Okeoke gue ngalah " ujar kara dan kembali me tempat duduknya.
" Oke gue maafin " ujar jingga tiba tiba. Kara menoleh penuh senang.
" Tapi gue tetap gak mau ada hubungan apapun sama Lo, baik itu teman, sahabat, pacar, atau apapun itu, kita tetap lah sebatas dua orang asing " lanjut jingga.
Senyum nya kembali pudar setelah mendengar pernyataan jingga barusan.
" Makasih " ujar kara kembali dengan nada putus asa nya. dan jingga tetap pada pendiriannya. Walaupun maaf sudah di dapat, tetapi tidak ada yang berubah dengan itu.
Salam manis
Lintasan_Bintang
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaskara (Tamat)
Teen FictionCerita Ke-dua Ketika matahari 🌞 dengan angkuh nya memberi panas kini tenggelam menyisakan senja ⛱ yang memunculkan sebuah cerita yang dilukis tanpa alat tanpa kanvas. " Bagaskara senja " Sebuah cerita tentang gadis remaja yang yang melukiskan cer...