5. Mendapat balasan🌞

222 14 0
                                    

Goresan kuas bersama dengan deretan bintang yang mengelilingi indurasmi terlukis lah senyuman di setiap payoda hitam


__Nissyarahim__

" ini surat Siapa?? " teriak Mairet dari bawah, tengah menonton televisi. wajahnya masam. Namun yak ada yang merespon.


" Rani nih surat lo, dari Rangga " ujar mairet akhirnya, ngasal.

"Rangga siapa? " tanya rani dengan kening berkedut. ia mendudukan diri disamping Mairet.

" cowo lo lah, siapa lagi" ketus mairet

" dih apaan, Rangga gak suka ngirim-ngirim surat ginian" tolak rani merebut remote dari tangan Mairet dan mengganti chanelnya.

" terus ini punya siapa? " Mairet bingung.

" entah, Kara mungkin "

" iiuuhh, alay banget sih tuh pengirimnya jaman sekarang masih pakai surat " Mairet membuang surat itu ke tong sampah di samping sofa.

" ngapain dibuang goblok, emang dapet dari mana? "

"mpok inun yang kasih ke gue tadi " jawab mairet acuh.

"surat apa? " Bagas ikut nimplung dalam percakapan kedua adik nya.

santai dia mensolonjorkan kaki diatas lutut lutut Mairet dan rani.

" iihh berat tau kar kaki lo " rani mendorong kaki Bagas dari pahanya

" iyaaa, gelii tauu paha gue kena bulu kaki lo, udag tau lebat gitu, waxing sana " Mairet ikut membenarkan ucapan rani.

Bagas hanya terkekeh melihat tingkah kedua adiknya yang kadang kompak kadang tidak.

" ehh, tadi kalian ngomong in surat, emang surat apaan? " Bagas mengulang pertanyaannya.

"Mairet dapat surat dari cowonya " jawab rani asal, mengembalikan.

"iihh apaan sih, bukan surat gue!" bela Mairet merengut.

Bagas mengernyit bingung. Ia menatap kedua adiknya bergantian, meminta penjelasan yang pasti.

"surat gak jelas pokoknya, gak ada nama penerimanya di situ " jelas rani akhirnya.

"terus suratya mana? "

"tuh, di tong sampah, Mairet buang" Rani menunjuk tong sampah di mana surat dibuang.

Bagas berdiri, mengambil kembali surat yang sudah di buang itu. Ia menatap penuh surat itu dengan heran.

"mau kemana? " tanya rani ketika Bagas berjalan pergi membawa surat berwarma biru langit itu.

" kamar " jawab Bagas, singkat.

®®®

Kara membuka amplop berwarna biru langit yang semakin membuatnya bertanya tanya siapa gerangan pengirim misterius yang mengiriminya surat konyol ini.

Surat kecil

Di setiap bait bait senja ku runtuhkan semua kata....
walau ku tahu kata kata yang ku tulis tidak akan bertahan lama,
tapi, asal kau tau bahwa arumi senja tak kan bisa di tutupi oleh payoda hitam.... Walaupun ancamu adalah pair jantung ku akan ku bantu kau membuat nya....
menjadi sebuah galaksi di ufuk dunia yang penuh indurasmi dan
akan ku tutupi itu dengan jamanikaa kalbu....

Bagaskara (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang