Chapter 15: Cemburu

3.6K 457 39
                                    

Chanyeol tidak mengerti, apa lagi salahnya sampai ia diabaikan oleh Rose selama beberapa hari ini? Pria itu berusaha menghubungi sang kekasih melalui telepon di markas militernya ataupun melalui ponselnya sendiri jika di hari libur. Tapi, tetap saja, telepon dari pria itu selalu ditolak.

Ia berusaha mengingat setiap obrolan dan pertemuan mereka, mungkin memang ia sempat melakukan atau mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaan Rose. Masalahnya adalah Chanyeol tidak menemukan jawaban atas pertanyaannya tersebut.

Namun, untung saja, malam ini di panggilan telepon yang ke 30 kalinya, pria itu bisa bernapas lega saat sang kekasih mengangkat telepon darinya itu.

"Apa?" sahut Rose dengan nada sedikit ketus.

Pria itu menarik napas dalam-dalam. "Apa salah dan dosaku, sayang?"

"Pikir saja sendiri."

"Aku sudah berpikir berkali-kali mengenai semua perbuatan dan perkataanku kepadamu, tapi tidak ada satupun hal yang bisa menjawab pertanyaanku itu. Itulah mengapa aku bertanya kepadamu dan kau malah menyuruhku untuk berpikir lagi."

"Siapa itu Izzi?" tanya Rose masih nada kesal yang sama.

"Oh. Itu girlgroup dari JYP Entertainment," jawab Chanyeol dengan nada santai.

"ITU ITZY!" Rose sedikit berteriak dari seberang telepon karena jawaban Chanyeol benar-benar tidak ada hubungannya dengan pertanyaan gadis itu. "Aku bertanya soal gadis bernama Izzi, bukan girlgroup ITZY. Waktu itu aku iseng mencari-cari berita tentangmu di internet karena rindu, lalu aku malah menemukan video kau tersenyum kepada seorang Exo-L cantik yang datang ke acara fanmeetingmu."

Chanyeol terdiam untuk berpikir sejenak maksud dari ucapan Rose hingga akhirnya pria itu sadar apa yang tengah dibicarakan oleh kekasihnya itu.

"Ohhh, Izzi fansku. Bilang dong. Kukira ITZY girlgroup JYP," kata Chanyeol sambil terkekeh pelan. "Dia salah satu fansku yang paling setia dan salah satu Exo-L yang sangat cantik. Lalu, apa masalahnya?"

"Apa masalahnya?" Rose mengulang pertanyaan pria itu. "Kau tersenyum kepadanya, menatap kedua matanya, bicara terlalu lama dengannya sampai seorang penjaga keamanan harus menginterupsi obrolan kalian agar kau sadar kalau kau membuat antrian fanmeeting itu menjadi lebih panjang."

"Bukankah wajar? Penggemar setiaku datang ke acara fanmeeting sehingga aku harus memberi fanservice kepadanya dan tersenyum adalah sesuatu yang lumrah dilakukan. Karena kami bicara, jadi sudah pasti aku menatap matanya. Tidak mungkin aku menatap kakinya," balas Chanyeol.

Rose mendengus sebal. "Alasan klasik. Caramu tersenyum dan menatap kedua matanya sudah cukup untuk menjelaskan kalau kau naksir dengan penggemarmu itu."

Chanyeol menyemburkan tawa. "Tunggu sebentar. Kau cemburu, ya?"

"Tidak," elak Rose cepat. "Aku hanya ingin mengingatkanmu agar kau menjaga profesionalitas dalam hubungan antara idol dengan penggemarnya. Hanya karena gadis bernama Izzi itu cantik, itu tidak berarti kau bisa seenaknya cuci mata setiap kali dia datang ke acara fanmeetingmu. Aku bertanya langsung ke Sehun oppa melalui telepon dan ia mengiyakan kalau matamu jelalatan setiap melihat Izzi di fanmeeting kalian."

"Aku tidak--tunggu, bagaimana bisa kau mendapat nomor Sehun?" tanya balik Chanyeol.

"Itu tidak penting," balas Rose masih dengan nada ketus. "Sekarang katakan yang jujur. Apa kau menyukai Izzi?"

Entah kenapa, kali ini Chanyeol ingin bermain-main dengan Rose yang sedang cemburu meski gadis itu tidak mengakuinya.

"Hmmm," Chanyeol dengan sengaja menjeda ucapannya cukup lama. "Mau aku jujur atau bohong?"

"Pilihan macam apa itu? Tentu saja jujur."

"Baiklah. Aku mengakui kalau Izzi memang sangat cantik, TAPI--" Chanyeol buru-buru mencegah Rose untuk memotong ucapannya. "Cantik saja tidak cukup untuk membuatku jatuh cinta kepadanya. Izzi memang cantik, tapi aku tidak bisa memandanginya terus-menerus. Aku lebih suka kecantikanmu karena bisa kulihat hampir setiap hari. Izzi tidak akan bisa membuatku jatuh cinta kepadanya karena dia tidak bawel sepertimu, tidak sensitif sepertimu, tidak hobi marah-marah kalau sedang datang bulan sepertimu, tidak cemburuan sepertimu--"

"Kau sedang menyindirku, ya?" tanya Rose dengan nada menuduh.

"Aku tidak menyindirmu," Chanyeol menahan tawa. "Aku meledekmu langsung. Mana ada menyindir seseorang di depan yang bersangkutan langsung? Semua ucapanku tadi adalah hal-hal positif darimu yang tidak dimiliki Izzi. Jadi, kau tidak perlu cemburu lagi. Kemudian, itu adalah video lama yang tersebar. Tidak ada gunanya kau cemburu dengan video itu."

"Aku. Tidak. Cemburu," bantah Rose penuh penekanan. "Ya sudah, pokoknya aku masih kesal denganmu yang tidak profesional. Aku sudahi dulu teleponnya."

"Ya ya ya, aku juga merindukanmu," balas Chanyeol santai. Rose tidak mengatakan apa-apa lagi karena sambungan telepon sudah diputus lebih dulu.

Chanyeol baru saja ingin beristirahat di markasnya sampai ia tak sengaja berpapasan dengan Jongdae karena mereka berdua berada di divisi militer yang sama. Jongdae menghampirinya, mungkin sedikit penasaran dengan obrolan mereka berdua tadi.

"Kenapa? Sepertinya kau dan Rose ada masalah," tanya Jongdae.

Chanyeol tersenyum tipis sambil merebahkan diri di ranjangnya.

"Biasa. Penyakitnya kumat. Nanti akan sembuh sendiri, jadi biarkan saja."

TBC

AMOUR✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang