Chapter 19: Debat

3.3K 423 27
                                    

Layaknya pasangan-pasangan yang akan segera menggelar pernikahan, baik Chanyeol ataupun Rose mulai mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dengan sebaik mungkin. Waktu yang mereka miliki sebelum pernikahan tiba adalah 3 bulan. Selama itu mereka harus memastikan bahwa semua persiapan akan berjalan dengan sempurna. Meskipun demikian, tetap saja perbedaan pendapat tetap terjadi.

"Selamat datang di Eve Wedding Organizer dan selamat juga untuk pernikahan kalian," sahut seorang wanita yang kira-kira seusia Alice saat mereka berdua mengunjungi gedung kantor penyelenggara pernikahan siang itu. "Jadi, apa kalian sudah menentukan tema pernikahannya? Kira-kira kalian tertarik dengan tema indoor atau outdoor?"

"Indoor."

"Outdoor."

Pada saat itulah, pandangan Rose dan Chanyeol bertemu, saling menatap sinis atas jawaban satu sama lain.

"Oppa, aku tidak mau tahu. Kau harus menghubungi Kwon Soohye untuk mengganti tema pernikahannya menjadi outdoor," tukas Rose ketika mereka sudah tiba di apartemen milik pria itu.

"Tidak. Aku tetap mau pernikahan kita diadakan di ruangan tertutup," balas Chanyeol tak mau kalah. "Tema indoor jauh lebih aman untuk pernikahan kita."

Rose memutar bola matanya. "Bilang saja kau mau indoor supaya kau bisa mengisi daya baterai ponselmu dengan mudah agar saat ada jeda di resepsi nanti kau bisa main game dulu."

"Mana mungkiiiiiin," bantah Chanyeol dengan ekspresi mencurigakan yang terlihat jelas di wajahnya. "Kalau outdoor, kan tidak lucu jika tiba-tiba hujan deras. Memang kau mau dempulan tebal di wajahmu luntur?"

"Tidak usah bawa-bawa make-up!" omel Rose. "Kalau kita mengadakan pernikahan hutan pinus pasti akan menjadi pernikahan paling unik karena biasanya orang-orang selalu mengadakan pernikahan indoor. Seleramu mainstream sekali."

Chanyeol menahan tawa. "Hutan? Jangan bilang kau mau mengundang monyet, rusa, harimau dan semua hewan-hewan yang terancam punah juga. Sekalian saja kau mengadakan sirkus hewan untuk menghibur para manusia yang hadir di pernikahan kita nanti."

"Kau itu hobi sekali meledek ideku yang cemerlang. Kalau di hutan pasti suasananya akan jauh lebih alami. Lebih indah dan pasti mudah dikenang oleh kita serta para tamu undangan," Rose menyilangkan kedua lengannya di depan dada. "Atau di pantai juga ide yang bagus. Nanti pernikahan kita akan menjadi pernikahan yang paling romantis."

"Pantai?!" Chanyeol melotot. "Kau pikir aku mau sewa pantai di Busan demi acara yang digelar seharian? Chagiya, kita itu idol. Sangat sulit membuat wilayah tertentu di pantai menjadi tempat private. Orang-orang yang tidak diundang bisa saja melihat dan bagian terburuknya merekam video langsungnya pernikahan kita."

"Kau itu pelit sekali, sih! Dan aku tidak bilang kita akan menggelar pernikahan di pantai yang ada di Busan."

"Lalu, di mana?"

"Di Jeju saja."

Chanyeol melotot lagi. "Jeju?! Kau pikir aku anak Sultan yang mau membayar semua tiket pesawat untuk para tamu undangan? Lagipula, chagiya, kalau di pantai kemungkinan terjadinya bencana alam lebih besar. Kan tidak seru saat baru mengatakan aku bersedia menjadi suamimu malah ada tsunami. Sudahlah, indoor saja. Tidak usah pusing dengan tema unik atau romantis. Kalau indoor juga tidak kalah romantis. Lebih baik tentukan penata rias pengantin saja."

Rose mendengus sebal. "Apa lagi?"

"Terakhir kali aku datang ke pernikahan teman SMA-ku dan wajah mempelai wanitanya membuatku berpikir kalau aku sedang ikut ke acara halloween. Penata riasnya jelek. Aku tidak mau calon istriku yang cantik ini diledek teman-temanku, jadi segera pikirkan penata rias terbaik di negara ini."

Rose berpikir sejenak. "Ada. Aku pernah diberi tahu Alice eonnie kalau penata rias Alex Hwang adalah yang terbaik. Harganya dimulai dari 20 juta won--"

"20 juta kau bilang?" Chanyeol melotot lagi. "Chagiyaaa, aku bukan anak Sultan. Siapa sih Alex Hwang itu? Berani-beraninya mencetak harga terendah dimulai dari 20 juta won! Memang dia pikir yang butuh uang hanya dia saja? Aku juga perlu uang untuk bayar gedung, bayar WO, bayar catering, bayar biaya bulan madu dan yang lain-lainnya. Belum lagi aku harus beli rumah untuk kita berdua, bayar listrik, bayar makan untuk kita berdua, bayar uang belanja bulanan, belum lagi kalau kau minta beli make-up atau pakaian baru. Kau mau jadi gembel setelah menikah?"

"Astaga, kau itu perhitungan sekali sih! Aku baru tahu kalau kau sepelit itu," Rose menatapnya tidak percaya.

"Aku bukannya pelit, tapi hemat. Biaya hidup di negara ini tinggi. Aku bukannya tidak ada uang untuk semua itu. Aku punya uang. Hanya saja tidak perlu boros begitu--"

"Ya sudah. Pilih kita menikah di pantai atau membayar penata rias 20 juta won?"

Chanyeol berpikir sebentar sambil menghitung total pengeluaran. "Ya sudah, penata rias 20 juta won. Aku tidak mau mengambil resiko menikah di pantai setelah menyewa pantai di Busan atau di Jeju atau di manapun itu dan tiba-tiba malah hujan deras. Itu sama saja dengan aku membakar uang 20 juta won-ku."

"Dasar pelit!" Rose mendengus.

"Tapi kau tetap cinta."

"Aku pasti sudah tidak waras."

"Ya ya ya, aku tahu kalau kau tergila-gila denganku."

Untuk pertama kalinya, Chanyeol memenangkan perdebatan ini berkat otak perhitungannya.

TBC
.
.
.
Yang biaya make-up, itu gue terinspirasi dari Stand Up-nya Raditya Dika wkwk.

AMOUR✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang