Cukup lama tak terdengar kabar dari Muti dan Bimo, ya? Apa kabar mereka, ya? Baik-baik sajakah? Atau masih sama saja? Atau lebih parah dari sebelumnya? Entahlah, yang pasti kabar ini membuat author bingung harus ngomong apa.
Ini kisah terbaru Muti, wanita yang mampu bertahan selama 16 tahun mempertahankan pernikahannya dan berharap akan tetap utuh selamanya. Namun, ternyata Allah mempunyai cara tersendiri untuk sesuatu yang mungkin lebih baik untuknya.
Muti, wanita yang sebenarnya bukanlah wanita tangguh. Badannya yang kurus karena mempunyai riwayat sering mengalami penyempitan pembuluh darah akibat darahnya yang mudah menggumpal, menyebabkan ia beberapa kali terkena stroke. Ia tak mampu menahan beban berat, karena setiap ia berfikir keras maka kesehatannya akan menurun drastis dan bisa dipastikan rumah sakitlah ia akan berakhir.
Pernikahannya dengan Bimo merupakan pernikahan yang tak pernah ia bayangkan. Bahkan sejak kenal dengan Bimo pun Muti menolak keras, namun ketika dia dalam situasi sulit tak ada tempat yang ia tuju. Hanya Bimo yang saat itu mampu menawarkan bantuan. Itulah awal permulaan hubungannya dengan Bimo hingga suatu hari Bimo menyampaikan keinginannya untuk datang ke rumah bersama orang tuanya.
Ah, polosnya Muti saat itu. Ia tak tahu rencana Bimo. Saat sampai di rumah orang tua Muti, Bimo menyampaikan niatannya ingin mengikat Muti dengan pernikahan meski itu nikah siri terlebih dahulu. Apa mau dikata ketika pada akhirnya para orang tua telah mengambil kesepakatan, pernikahan itupun terjadi tanpa bisa dibantah oleh Muti.
Lima tahun pernikahan adalah masa-masa paling membahagiakan. Kedudukan Bimo sebagai supervisor sebuah perusahaan ternama membuat ia mudah memanjakan Muti. Muti merasa bahwa Bimo adalah jodoh yang baik. Perasaan sayang juga mulai tumbuh meski banyak sekali sifat-sifat Bimo yang tak ia sukai.
Memasuki usia pernikahan ke-enam, perusahaan Bimo gulung tikar dan pada akhirnya Bimo harus berhenti bekerja. Dua tahun lamanya ia menganggur, karena ia tak mau menerima pekerjaan selain bidang yang ia mampu. Sebagai seorang istri yang pernah dibahagiakan suami, Muti tak pernah mengeluh ketika harus mengambil alih peran sebagai pencari nafkah. Bersyukurnya dia meski diberi penyakit yang bisa saja merenggut kemampuan otaknya sewaktu-waktu, namun Allah Maha Adil. Allah memberinya kemampuan untuk mencari rejeki dengan kecerdasannya, yaitu menjadi guru les privat.
Allah terlampau sayang dengan Muti. Berbagai ujian datang silih berganti, dan itu ia hadapi seorang diri tanpa pernah melibatkan orang tua atau pun sanak saudaranya. Di perantauan hanyalah orang lain yang berhati baiklah yang justru menjadi saksi tetes air mata kepedihannya.
Muti bukan wanita bodoh, dia wanita berpendidikan tinggi. Ia bukannya bertahan dengan keadaannya, namun ia hanya bersabar dan berusaha mencari jalan keluar terbaik tanpa melukai hati siapapun. Ketika Bimo tidak bekerja, ia tak pernah protes apalagi berkeinginan meninggalkannya. Dalam hatinya hanya berkata bahwa Allah sedang menguji kesetiaan dan keimanannya.
"Dulu papa pernah membahagiakan aku, dan sekarang Allah memberikan rejeki keluarga kita melalui tanganku. Aku ga akan ninggalin papa hanya karena papa nganggur. Susah senang akan kita hadapi bersama, Pa." Kata-kata Muti waktu itu.
Baginya, suami tidak hanya pada saat senang saja. Namun, ketika susah pun suami tetaplah suami yang harus tetap kita hormati, harus tetap kita support ketika mengalami keterpurukan. Istri harus bisa menjadi penyemangat bagi suami.
Namun, hati tetaplah hati. Segumpal daging itu bisa merasakan sakit dan kian perih jika terlalu sering tertoreh luka tak berdarah. Sikapnya terhadap Bimo justru membuat suaminya itu semakin hari tak mengerti perannya sebagai suami. Ya, hati itu mulai terkikis kehilangan kesabarannya.
"Ma, aku butuh uang. Customerku melarikan diri dan aku harus mengganti enam juta." Ujar Bimo diujung telpon, yang saat itu tahun 2011-2012 ia bekerja di salah satu provider ternama di negeri ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH PENGUJI
Contoulasan tentang keluh kesah seorang wanita yang telah lelah menanggung beban