Di KelasBomi sedang membereskan beberapa lukisan hasil karya mahasiswanya saat Yunseong datang
Sejak Yunseong akrab dan berbaur dengan mahasiswa lain, ia memang tidak lagi melarang Yunseong untuk hadir dikelas Workshop yang ia adakan di kelasnya
Melihat bakat dan minta Yunseong pada kelas melukis membuat Bomi teringat dengan dirinya sendiri
Dulu orang tuanya memang menantangnya untuk masuk ke kelas seni, karna menurut mereka Jurusan melukis adalah perkerjaan yang tidak jelas apa yang didapat.
Maka Bomi nekat keluar dari rumah dan berusaha keras untuk membuktikan pada orang tuanya jika melukis juga bisa dijadikan untuk sandaran hidup
Begitu banyak rintangan saat Bomi meraih cita-citanya yang kini sudah ia genggam. Begitu banyak pengorbanan, luka, yang harus ia lalui
Kini semangat juang itu Bomi lihat pada diri Yunseong. Meski ia kadang merasa kasihan ketika melihat Yunseong mengeluh resah karna ayahnya memaksa dia untuk tetap melanjutkan kuliahnya yang berada di jurusan manajemen agar bisa melanjutkan perusahaan yang dikelola oleh ayah Yunseong
Tak jarang Yunseong meminta pendapat pada Bomi tentang perjuangan yang ia lakukan kala dulu meraih cita-citanya.
Namun Bomi melarang, karna tidak ingin pemuda yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya itu menjadi anak durhaka seperti dirinya
Terlebih Yunseong adalah anak tunggal, pasti sangat disayang oleh kedua orang tuanya
Karna itulah Bomi membiarkan Yunseong datang dan pergi dikelas melukis.
Biasanya, Yunseong datang ke kelas melukis disaat dia sedang resah. Maka dia akan berada dikelas melukis seharian penuh
.
.
.
"Sudah beberapa hari ini kau tidak datang" tegur Bomi saat Yunseong mulai menggambar diatas sketsa
"Banyak tugas yang membuat kepalaku rasanya mau pecah" keluh Yunseong masih melanjutkan menggambarnya
"Tumben kau perduli dengan kuliahmu" sindir Bomi dengan nada bercanda
Yunseong hanya tersenyum tipis
Teringat pertengkaran terakhir dengan ayahnyaUntuk mewujudkan keinginan ibunya, ia harus sedikit serius dengan kuliahnya
Setidaknya ayahnya tidak benar-benar marah padanya, tidak mengusiknya saat keluar dari rumah. Tidak meminta mobil yang biasa ia gunakan, juga masih mengirim uang saku padanya
"Memang harus ada yang dikorbankan untuk menjemput sebuah mimpi. Dan kau sedang belajar akan hal itu" ujar Bomi menepuk bahu Yunseong
Yunseong mengangguk paham
"Selamat siang Dosen Yoon, bisakah aku melukis disini selama 2 jam kedepan?" Sapa sebuah suara memotong ucapan mereka
"Donghyun?" Batin Yunseong
"Tentu saja, ini adalah kelasmu. Kau bisa menggunakan sesukamu" ujar Bomi mempersilahkan Donghyun untuk memilih kursi mana yang ia sukai
Donghyun mengangguk lalu membungkuk sopan.
Pemuda yang masih memakai pakaian serba tebal yang didominasi warna coklat terang itu memilih duduk dikursi barisan belakang
Donghyun mengeluarkan seluruh alat lukisnya, mulai dari kuas, kanvas, cat minyak, palet, dan pensil lukis. Ia mulai memasang kanvas di easel agar mempermudah ia untuk melukis
![](https://img.wattpad.com/cover/196767431-288-k346351.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paint My Love (Yunseong X Keum) ✔
FantasyFollow! Baru baca . . . Si Pendiam Geum Donghyun dan Si Playboy Hwang Yunseong Complete ✔