Yunseong mengambil sehelai kanvas dan melampiaskan kekesalan hatinya dengan mulai mencoretTiap kali suasana hatinya memburuk, ia akan datang ke kelas fakultas seni dan bergabung dengan mahasiswa seni lainnya
Hanya ditempat ini dia merasa hidup dan bernyawa. Disini, ia diterima sebagai teman, sahabat, bahkan dijadikan mentor bagi mahasiswa baru yang ingin mendalami dunia melukis
Berat yang ia tanggung seakan lepas saat mencium bau cat minyak berwarna
Yunseong tidak tau sampai kapan narapidana ini bisa hilang dari hidupnya
Bukan salahnya jika ibu nya lebih memilih meminta cerai pada ayahnya yang hobby bermain perempuan
Ia sudah muak melihat ayahnya selalu membawa wanita lain kedalam rumah tepat dimata kepalanya sendiri.
Tiap kali Yunseong ingin bertindak untuk memberi pelajaran pada wanita-wanita ayahnya, ibunya selalu melarang.
Ibunya memilih diam dan bertahan demi kebahagian Yunseong
Puncak kesabaran ibu berakhir saat salah satu wanita ayahnya menuntut untuk dinikahi
Yunseong tidak akan pernah lupa tentang pertengkaran itu
"Kau boleh membawa semua wanita itu, tapi aku menolak jika dia menjadi Nyonya dirumah ini!" Teriak pada ayah
"Aku harus bertanggung, karna Somin sudah hamil" ucap Ayah
Tangis ibu pecah saat itu, dipukuli nya tubuh ayah kuat. Kesabaran ibu sudah di titik puncak
Selama ini ia bersikap tidak perduli dengan pengkhianatan suaminya, ia sama sekali tidak menyangka jika ayah berbuat lebih jauh lagi, hingga membuat sakit hati ibu semakin dalam
"Apa kau tidak memikirkan perasaan ku sama sekali?!" Teriak ibu lagi
"Maafkan aku" ujar ayah
"Bukan itu yang ingin kudengar! Bagaimana dengan nasib anak kita? Aku bertahan karna Yunseong, aku ingin memberikan kehidupan yang layak baginya!"
"Tidak ada yang berubah, Yunseong juga anakku. Aku juga memberikan yang terbaik untuknya"
"Baik! Jika begitu, kau harus berjanji jika kau hanya memberikan saham perusahaan pada Yunseong, bukan pada anak yang kau hamili"
"Baiklah , jika itu maumu"
"Kalau begitu, sekarang ceraikan aku"
"Jangan seperti itu, beri aku waktu" ayah kaget mendengar permintaan ibu
"Waktu untuk apa? Untuk melihat kemesraan mu dengan wanita-wanita mu? Kau pikir aku tidak punya perasaan Hah?!"
Yunseong hanya terpaku mendengar dan melihat bagaimana ayahnya memperlakukan ibu seperti patung hidup yang tidak bisa melawan
Hatinya sesak melihat airmata ibunya saat membereskan barang-barang miliknya
Kesehatan ibu selama ini, sama sekali tidak berharga dimata ayah, jika tidak ingat pesan ibu nya, ingin rasanya Yunseong terjun bebas ke sungai han dari jembatan banpao
Ibu berpesan agar Yunseong menjadi pewaris tunggal perusahan. Ibu tidak ingin Yunseong tersingkirkan oleh wanita simpanan ayah
Karna itulah Yunseong melepas impiannya menjadi pelukis dan mendaftar kejurusan managemen dan bisnis sesuai keinginan ayahnya
Hingga tahun kedua, ia masih bisa menahan hasrat nya untuk tidak memegang kuas dan kanvas
Tapi setelah ia singgah di fakultas seni dan berkenalan dengan mahasiswa yang memiliki tujuan yang sama, hasrat dan impiannya semakin bergejolak
Ia melupakan tugasnya menjadi mahasiswa manajemen dan lebih aktif ikut kelas seni. Meski hanya bisa masuk ke kelas Workshop saja
Dari kelas ini lah dia mengenal Yoon Bomi, atau lebih dikenal Bomi
Mahasiswa tingkat akhir yang kini merangkap sebagai assisten dosen
Melihat minat dan bakat Yunseong, Bomi rela meluangkan waktunya untuk berbagi pengetahuannya tentang dunia melukis pada Yunseong
Begitu banyak ilmu yang Bomi berikan pada Yunseong yang sempat membuang mimpinya
.
.
.
To Be Contiue
.
.
.
Beberapa chap itu masih bahas masalah Yunseong dulu yah, moment HwangKeum nya ntar-ntar aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Paint My Love (Yunseong X Keum) ✔
FantasíaFollow! Baru baca . . . Si Pendiam Geum Donghyun dan Si Playboy Hwang Yunseong Complete ✔