I.M.Y

856 70 12
                                    

Sore itu seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik dan bugar sedang sibuk menyiram beberapa tanaman bunga yang tersusun rapi di halaman rumahnya yang cukup luas. Garis wajahnya yang tenang, akan membuat siapapun merasa teduh saat pertama kali bertemunya. Itulah Ibu Aoife, Ibunda Nara. Tipikal ibu yang menjunjung tinggi adat budaya daerah ia berasal, namun tetap mengikuti perubahan zaman yang ada sekarang. Sebagian besar sifat Nara menurun dari wanita ini. Walau Nara anak tunggal, namun ia dididik untuk mandiri dan kuat. Karena itu ia diberi kebebasan untuk menentukan masa depannya sendiri sejak kecil, dan Peran orang tuanya disini hanyalah sebagai penunjuk arah. Hubungan dengan ibunya pun sangat dekat. itulah sebabnya Nara lebih suka menghabiskan waktu dirumah daripada diluar. Dan sebagai ibu rumah tangga, Sudah menjadi kegiatan rutinnya setiap sore menyirami semua tanaman hias yang Ia rawat sendiri. 

Selang beberapa saat, ada sebuah motor yang berhenti tepat didepan rumah. Pria berusia 20 tahunan terlihat menjijing sesuatu turun dari motor dan tersenyum kearahnya. 

"selamat sore bu, apa benar ini rumah Nara?" tanya Pria itu berdiri didepan pagar. 

"Ehiya benar, ada apa ya?" jawab Ibunda Nara seraya menghampirinya. 

"Ini bu, saya hanya mengantar Pesanan Bubur sama Wedang Jahe yang tadi dipesan. semua sudah sesuai pesanan ya, sudah dibayar juga. terima kasih bu."

"Oh iya terima kasih yah nak." 

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Pipuuu, kamu kok pesen bubur ? kan Ibu udah masak bubur buat kamu makan hari ini?" tanya Ibunda Nara menghampiri anaknya yang masih tergolek lemas di kamarnya. Nara pun mengernyitkan dahi tak mengerti maksud ucapan ibunya. 

"aku ga pesen apa-apa bu" katanya pelan. Sekarang gantian Ibunya yang terlihat bingung.

"Lah itu ada yang anter pesanan Bubur sama Wedang Jahe, katanya atas nama Nara. makanya ibu terima aja. Kalo bukan kamu yang pesan, siapa dong?" 

Nara hanya bisa mengangkat bahunya dan bersiap untuk kembali memejamkan mata. Ia terlihat sangat pucat dan tidak bertenaga. sudah 3 hari ia tidak pergi ke kampus. Ini bukanlah hal aneh untuknya. Dalam setahun, kejadian ini bisa terjadi 2 sampai 3 kali. Namun tahun lalu adalah yang terparah. Nara harus menghabiskan waktu hampir sebulan di rumah sakit. Untuk yang kali ini, Dokter hanya menyarankan untuk istirahat dirumah selama seminggu. Dalam tidurnya, ternyata pikiran Nara berlarian menerka-nerka siapa yang sudah berbaik hati mengiriminya makanan. Selama ini bisa dihitung yang berusaha untuk mendekatinya. Namun tidak ada satupun yang mungkin sampai nekat melakukan hal itu. 

drrttt..drrtttt...drrrttt

Satu panggilan masuk ke HP Nara cukup membuatnya terbangun dan langsung mengecek siapa kah gerangan yang meneleponnya sore-sore gini. ternyata no yang tidak dikenal dan langsung ia selipkan lagi HPnya dibawah bantal. Tak berapa lama, no tersebut menghubunginya lagi. Dengan gerakan gontai, ia menerima panggilan masuk tersebut.

"Ha.. Halo Ra.."

"Iya halo, ini siapa ya?"

"Ini Abhi, gimana keadaannya ? udah sehat?" 

Degh!! Mendadak banyak kupu-kupu terasa menyelusup ke dalam perut Nara. Tergambar senyum manis di wajahnya yang sedang berusaha untuk tidak berteriak. Suara yang sangat ia ingin dengar selama masa rehatnya, akhirnya bisa ia dengar juga. 

"Eh iya Bhi.. Alhamdulillah udah membaik. Tau no gw dari Kana ya?" jawabnya mesem-mesem memeluk guling kesayangannya. terdengar tawa malu-malu dari ujung telepon sana. 

"Iya Ra, sorry ya ga minta langsung ke lo. Ini aja ngumpet2 ngambil dari HP nya si Kana. Masa dia bilang gw suruh nanya langsung ke lo. Lah lo nya aja belum masuk-masuk kampuskan dari kemarin." Nara hanya tertawa sumringah mendengar penjelasan Abhi yang terlihat seperti anak kecil yang sedang mengadu ke Ibunya. "Eh iya Ra, Bubur sama Wedang Jahenya udah di abisin blom?"

"Loh itu kiriman dari lo? Serius? Ya ampun Bhi.. gausah repot-repot gitu sih. Gw udah way much better kok sekarang." Sahut Nara kaget sekaligus terharu. "Ya Allah Please please bilang kalo ini cuma mimpi.. Abhi ngirim makanan pas gw lagi sakit gini? Auto langsung sembuh sih ini gw jadinya uwuwuw"

"Gapapa Ra, gw ga ngerasa direpotin kok. Seneng malah biar lo cepet sembuh hehe"

"Yaudah kalo gitu Bhi. Makasih yah.. buburnya sama wedang jahenya nanti gw makan"

"Iyah Ra, sama- sama. Istirahat yang banyak ya Ra. Cepet sembuh, cepet balik kekampus lagi, si kantin kangen tuh."

"Ahahahaha si Kantin apa yang nelepon gw nih yang kangen?"

"Ih beneran itu si mang siapa tuh yang sering lo beli siomaynya?"

"Hahahahha Mang kumis?"

"Iyah Mang Kumis.. kemarin gw mampir ke kantin Jurusan lo. Terus pesen makan di dia, eh dia malah curhat, katanya kangen sama neng cantik Nara. Gituu.." 

"Masa iya? hahaha. Terus lo jawab apa?" 

"Gw jawab  aja 'jangankan Mang kumis, saya aja udah gatau lagi mesti gimana.' "

"Hah? Maksudnya?" tanya Nara penasaran. Namun tak ada jawaban apapun dari seberang telepon sana.

"Hallo Bhi?" Masih tidak ada jawaban. Nara melihat layar HP nya untuk memastikan kalo panggilannya masih tersambung.

"Hallo..? 

"Abhi?? Are you still there?"

"Ehm.. Kangen, Ra. I admitted that i miss you."









# Masih pada bisa kan bayangin ekspresi Nara gimana pas denger Abhi ngomong kaya gitu?? Monggo waktu dan tempat dipersilahkan untuk ngehalu masing-masing yaaaaah ♥♥♥

Abhi NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang