Mobil BRV hitam sudah terparkir didepan rumah Nara sejak 10 menit yang lalu. Si pemilik mobil terlihat masih sabar menunggu yang empunya rumah. Tak berapa lama, Nara masuk kedalam mobil.
"Pagiiiii gantengnya aku !! maaf ya lama, yuk jalan nanti kamu telat masuk kelas" Sapanya sambil mengusap pipi Abhi gemas.
"Pagi.. kamu udah sarapan?" Tanyanya tersenyum kearah Nara yang tak pernah sedikitpun terlihat tak menggemaskan apalagi sekarang dengan roll rambut yang masih terpampang nyata di bagian depan poninya.
"Belum, tapi dibawain sama ibu nih, kamu udah sarapan? makan bareng aja sekalin yuk sini aku suapin kamu fokus nyetir aja." jawabnya seraya membuka tupperware pink milik ibunya yang harus ia jaga sampai kembali pulang kerumah. Kalo ngga, siap-siap dicoret dari kartu keluarga. (tipikal semua ibu Indonesia LOL)
"Nanti kamu plan kemana abis ngampus?"
"Nih aaa dulu.. mm aku nanti mau ke Citos sama Shakira nyari bahan tugas, kamu?"
"Aku ada mau ketemu temen juga tapi belum pasti. brarti nanti kita ga bareng nih ya?" Tanya Abhi lagi seakan memastikan hari ini ia free dari Nara sambil mengunyah roti isi selai ovomaltine buatan Ibunya Nara.
"He eh ngga usah bareng nanti"
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Didalam kelas, Nara serius mendengar penjelasan Dosen. Namun ia melirik ke arah Shakira yang terlihat gelisah sedari tadi saat mulai kelas.
"Shak, kita jadi ke Citos kan ?"
"Yah Ra, nyokap gw masuk rumah sakit semalem dan hari ini gw kebagian jaga.. diundur besok aja lo bisa ga ?"
"Astagfirullah.. yaudah kalo gitu gapapa, Shak. nyokap sakit apa? titip salam yah cepet sembuh dari gw. lo juga jaga kesehatan. Biasanya yang nunggu juga suka ngedrop." Ucap Nara simpati. Terjawab sudah pertanyaan yang sedari tadi muncul di benaknya.
"Kena DB sama Tipes, Ra. iyah thankyou yah, nanti gw sampein salamnya ke nyokap hehe" ujar Shakira tersenyum dan merasa beruntung punya teman kampus sebaik Nara yang selalu mengerti kesulitan disekitarnya. Nara bukan anak yang populer hanya karena kecantikan, tapi juga kebaikan hatinya yang tulus.
Selesai kelas, Nara tak seperti biasanya berjalan ke arah kantin, melainkan ke arah fakultas lain. Dia menyusuri lorong yang di apit oleh taman dengan rumput hijau dan beberapa pohon rindang yang masih sangat asri. terlihat beberapa mahasiswa yang sedang duduk-duduk dibangku tepat dibawah pepohonan tersebut.
Fakultas Ekonomi. Ya, Nara berniat untuk menyusul Abhi dengan harapan hari ini ia bisa pulang bareng kaya biasanya. Ia juga berfikir harusnya Abhi masih ada dikantin jam segini, karena kelasnya baru bubar setengah jam yang lalu. Ini memang bukan kali pertamanya Nara "mampir" ke jurusan Abhi. sejak hubungan mereka bertambah intens, sudah beberapa kali Nara makan siang atau sekedar ngobrol di kantin FE bersama Abhi dan kadang Kana juga ikut nimbrung kalo lagi ga ada kegiatan BEM. Nara celingak-celinguk mencari sosok Abhi di Kantin yang terlihat cukup ramai. Mungkin karena beberapa kelas sudah selesai dan sudah waktunya makan siang juga. Nara masih berusaha mencari Abhi kesetiap sudut kantin. Sampai pada satu titik ia melihat seorang cowok dengan postur tubuh mirip Abhi namun duduk membelakanginya. Didepannya ada seorang gadis yang sangat cantik terlihat tertawa begitu lepas sembari sesekali memukul tangan cowok itu. Mereka terlihat seperti pasangan kampus pada umumnya. Narapun jadi tidak yakin bahwa cowok itu adalah Abhi. Tak lama, ia mengeluarkan HP nya dan menelpon Abhi. Terdengar nada tersambung beberapa kali, namun tidak ada gelagat apapun dari si cowok tersebut. Fiuuuh.. ada sedikit kelegaan yang dirasakan Nara. Namun kemana Abhi ? kenapa dia ga angkat teleponnya? pikir Nara.
Sesaat Nara ingin mematikan sambungan telepon tersebut, tiba-tiba terdengar nada diangkat.
"Hallo ?" Nara terdiam. Ia merasa seluruh darah dari ubun-ubun kepalanya mengalir deras turun sampai keujung kakinya. Lidahnya terasa kelu sampai tak ada satu katapun yang bisa Ia ucapkan. Suara itu terdengar lagi dari sambungan teleponnya dengan Abhi.
"Hallo ini siapa?"
Nara memberanikan diri melihat kearah gadis cantik tadi, dan dugaannya benar. Cowok yang duduk membelakanginya itu Abhi. Dan yang mengangkat teleponnya sekarang adalah si Gadis cantik yang duduk tepat didepannya. Terlihat Abhi panik berusaha mengambil HPnya namun terus disanggah oleh Gadis itu tertawa seakan meledek. Nara langsung mematikan teleponnya dan berbalik arah pergi meninggalkan kantin. Sepanjang perjalanan keluar kampus, Ia berusaha menahan supaya airmatanya tidak jatuh. Namun hasilnya nihil. Airmatanya seakan tak sabar ingin segera jatuh membasahi pipinya yang biasanya selalu dihiasi senyuman. Ini yang selalu Ia takutkan. Merasa kehilangan disaat belum memiliki.
Nara memberhentikan taksi didepan kampus dan memutuskan untuk langsung pulang. HP nya bergetar dan tertera nama Abhi yang berusaha menghubunginya dari tadi. Namun Nara malah menekan tombol off dan menonaktifkan HPnya. Membaca namanya aja udah bikin Nara ingin menenggelamkan tubuhnya kemuka bumi paling bawah. Apalagi harus mendengar suaranya. Seketika rasa benci itu muncul. Benci karena harus jatuh di cintanya Abhi. Benci karena Ia tau, Abhi adalah kelemahannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abhi Nara
Romance"Aku juga sayang kamu, Abhi. Bahkan jauh sebelum kamu kenal aku.." Happy reading guys ! 💕